Amprokan Menyulap Barang Bekas Menjadi Berkelas
TAMPAK dari luar, rumah milik Ridwan sama seperti pada umumnya rumah di kompleks Perumnas rn lainnya. Satu ha) yang berbebeda mungkin dari tamu yang datang silih berganti, dari ang mengendarai sepeda motor hingga mobil mewah. Rumah Ridwan menjual terbagai barang bekas dari luar negeri, itulah alasan kenapa tidak pernah sepi.
Ridwan menata rumahnya tidak seperti toko pada umumnya. Meskipun penuh sesak dengan barang-barang yang dipajang di lemari kayu dan aneka baju hingga sepatu yang digantung di lemari, ia ingin menciptakan suasana yang alami dan natural, sehingga siapapun yang datang merasa berada di rumah sendiri.
"Itulah kenapa saw n.im.n "Rumah Ridwan ", biar suasananya seperti rumah, tidak kaku tapi akrab dengan para pembeli," ujar Ridwan saat menyambut tamunya di rumahnya yang berada di Jalan Raya Cendrawasih Raya Perumnas III Bekasi Timur Kota Bekasi.
Dengan raut muka cerah dan senyum mengembang. Ridwan menyambut tamu-tamunya tanpa membeda-bedakan. Setiap tamu dipersilahkan untuk mengambil minuman sendiri yang sudah disediakan di kulkas yang diletakkan di ruang tengah. Di atas meja makan kayu, berjajar toples berisi penuh aneka kudapan. Semua disediakan gratis.
Ridwan memang piawai dalam berbisnis. Dia memburu aneka barang .bermerek terkenal dari luar negeri, mulai dari jaket, kaos, celana, sepatu, tas, kemeja, hingga pernak-pernik barang antik lainnya. Meskipun bekas, tapi kondisinya masih sangat bagus. Ridwan mencuci dan membersihkannya sebelum dipajang untuk dijual
"Sa\a tidak asal, barang yang ada disini sudah diteliti keasliannya dan dijaga kualitasnya. Sebab itu bagian dari pelayanan terhadap para tamu," ujar Ridwan. Di temannya, berjajar pakaian dengan merek terkenal seperi Gucci, Chanel, Prada, Armani, Marc Jacob, Versace. Maka tidak mengherankan, jika pelanggannya kebanyakan berasal dari kalangan artis, dari yang sudah terkenal sampai yang baru beranjak populer. Beberapa nama artis beken tercatat menjadi pelanggan tetap rumah Ridwan, seperti Shaggy Dog dan band-band lokal. Kebanyakan mereka minta dicarikan barang yang sudah langka dipasaran.
"Namanya juga artis, permintaannyamacam-macamlah, kebanyakan minta dicariin sepatu sama jaket" kata dia sambil menunjukan deretan benda-benda koleksinya yang menurutnya paling langka dan tidak dijual.
Tamu rumah Ridwan tidak hanya berasal dari Jabodetabek, tapi dari berbagai daerah, seperti Kalimantan, Makasar, Yogyakarta, Surabaya hingga Medan. Para pembeli jauh ini disediakan kamar khusus untuk menginap. Saat itu nampak ada dua orang pelancong asal Yogyakarta yang sengaja
datang untuk memburu sepatu.
Ridwan enggan menjelaskan bagaimana barang-barang bekas bermerk itu bisa sampai di rumahnya. Dia hanya mengatakan memanfaatkan jaringan teman-temannya .wing berada di luar negeri. Meskipun import. Ridwan menjualnya dengan harga yang terjangkau berkisar dari harga Rp.70 ribu rupiah hingga Rp.500 ribu rupiah.
Ridwan memulai bisnisnya sejak lima tahun lalu, awalnya dia hanya kolektor barang antik. Dia mengumpulkan apa saja yang dianggapnya menarik dan antik dari selu-ruh penjuru dunia. Koleksinya sudah ratusan.mulai mesin jahit tertua, sepatu tua, guci, hingga aneka keramik. Kemudian teman-jemannya sering minta dicarikan barang-barang lain seperti jaket, topi dan sepatu. Karena banyak pesanan akhirnya dia memilih untuk membuka bisnis jual beli pakaian bekas import
"Saya sekarang jadi hapal merek-merek terkenal, bahkan ikut memperhatikan perkembangan dunia mode dunia, " kata Ridwan yang awalnya mengelak saat hendak diambil gambarnya, termasuk aneka koleksi pakaian miliknya. Saya itu hobi, dan kolektor barang seni, " pungkasnya vinihil tersenyum. (JU-16)***
Sumber Pikiran Rakyat
TAMPAK dari luar, rumah milik Ridwan sama seperti pada umumnya rumah di kompleks Perumnas rn lainnya. Satu ha) yang berbebeda mungkin dari tamu yang datang silih berganti, dari ang mengendarai sepeda motor hingga mobil mewah. Rumah Ridwan menjual terbagai barang bekas dari luar negeri, itulah alasan kenapa tidak pernah sepi.
Ridwan menata rumahnya tidak seperti toko pada umumnya. Meskipun penuh sesak dengan barang-barang yang dipajang di lemari kayu dan aneka baju hingga sepatu yang digantung di lemari, ia ingin menciptakan suasana yang alami dan natural, sehingga siapapun yang datang merasa berada di rumah sendiri.
"Itulah kenapa saw n.im.n "Rumah Ridwan ", biar suasananya seperti rumah, tidak kaku tapi akrab dengan para pembeli," ujar Ridwan saat menyambut tamunya di rumahnya yang berada di Jalan Raya Cendrawasih Raya Perumnas III Bekasi Timur Kota Bekasi.
Dengan raut muka cerah dan senyum mengembang. Ridwan menyambut tamu-tamunya tanpa membeda-bedakan. Setiap tamu dipersilahkan untuk mengambil minuman sendiri yang sudah disediakan di kulkas yang diletakkan di ruang tengah. Di atas meja makan kayu, berjajar toples berisi penuh aneka kudapan. Semua disediakan gratis.
Ridwan memang piawai dalam berbisnis. Dia memburu aneka barang .bermerek terkenal dari luar negeri, mulai dari jaket, kaos, celana, sepatu, tas, kemeja, hingga pernak-pernik barang antik lainnya. Meskipun bekas, tapi kondisinya masih sangat bagus. Ridwan mencuci dan membersihkannya sebelum dipajang untuk dijual
"Sa\a tidak asal, barang yang ada disini sudah diteliti keasliannya dan dijaga kualitasnya. Sebab itu bagian dari pelayanan terhadap para tamu," ujar Ridwan. Di temannya, berjajar pakaian dengan merek terkenal seperi Gucci, Chanel, Prada, Armani, Marc Jacob, Versace. Maka tidak mengherankan, jika pelanggannya kebanyakan berasal dari kalangan artis, dari yang sudah terkenal sampai yang baru beranjak populer. Beberapa nama artis beken tercatat menjadi pelanggan tetap rumah Ridwan, seperti Shaggy Dog dan band-band lokal. Kebanyakan mereka minta dicarikan barang yang sudah langka dipasaran.
"Namanya juga artis, permintaannyamacam-macamlah, kebanyakan minta dicariin sepatu sama jaket" kata dia sambil menunjukan deretan benda-benda koleksinya yang menurutnya paling langka dan tidak dijual.
Tamu rumah Ridwan tidak hanya berasal dari Jabodetabek, tapi dari berbagai daerah, seperti Kalimantan, Makasar, Yogyakarta, Surabaya hingga Medan. Para pembeli jauh ini disediakan kamar khusus untuk menginap. Saat itu nampak ada dua orang pelancong asal Yogyakarta yang sengaja
datang untuk memburu sepatu.
Ridwan enggan menjelaskan bagaimana barang-barang bekas bermerk itu bisa sampai di rumahnya. Dia hanya mengatakan memanfaatkan jaringan teman-temannya .wing berada di luar negeri. Meskipun import. Ridwan menjualnya dengan harga yang terjangkau berkisar dari harga Rp.70 ribu rupiah hingga Rp.500 ribu rupiah.
Ridwan memulai bisnisnya sejak lima tahun lalu, awalnya dia hanya kolektor barang antik. Dia mengumpulkan apa saja yang dianggapnya menarik dan antik dari selu-ruh penjuru dunia. Koleksinya sudah ratusan.mulai mesin jahit tertua, sepatu tua, guci, hingga aneka keramik. Kemudian teman-jemannya sering minta dicarikan barang-barang lain seperti jaket, topi dan sepatu. Karena banyak pesanan akhirnya dia memilih untuk membuka bisnis jual beli pakaian bekas import
"Saya sekarang jadi hapal merek-merek terkenal, bahkan ikut memperhatikan perkembangan dunia mode dunia, " kata Ridwan yang awalnya mengelak saat hendak diambil gambarnya, termasuk aneka koleksi pakaian miliknya. Saya itu hobi, dan kolektor barang seni, " pungkasnya vinihil tersenyum. (JU-16)***
Sumber Pikiran Rakyat