" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Tempat Lebih Kecil, Semangat Tidak Pernah Surut

Tempat Lebih Kecil, Semangat Tidak Pernah Surut


>> Semangat Bisnis >>>

MEJA, kursi, cat melamlne, tumpukan kayu, gerinda, dan peralatan tukang lainnya berserakan di depan rumah Sunhajl. Di tempat itulah Uga orang anak buah Sunhaji bekerja. Mereka membuat berbagai barang perabotan rumah tangga.

Agak masuk ke dalam, segera tampak tumpukan piring. Sebelah kiri kanannya ada kamar mandi dan sebuah ruang berukuran sekitar dua kali dua meter persegi. Di ruang itulah Warta Kota diterima Sunhaji. Di atasnya, lantai 2, terdapat juga ruang istirahat untuk anak buah Sunhaji.

Tempat kontrakan ini lebih kecil dibandingkan tempat saya dulu. Tempat kontrakan saya ini hanya berukuran 4,5 meter x 6 meter. Sedangkan tempat saya dulu yang terbakar, berukuran 6 meter x 15 meter." ujar Mariam, istrj Sunhaji. Meski tempatnya lebih kecil, tetapi se-mangat Sunhajl untuk mengembangkan usahanya tidak pernah surut. Usaha mebel pinggir Jalan Ini juga unik.

Usaha Sunhajl dikelola secara sederhana. Namun untuk masalah kualitas dan menjaga kepercayaan konsumen. Sunhajl tidak mau kalah dengan pengusaha berdasi yang menjajakan produknya di mal-mal.

"Saya nggak pernah ngitung omzet.

Yang penting, hasil penjualannya bisa untuk bayar utang kayu, bayar sekolah anak, makan, dan membiayai kebutuhan rumah tangga lainnya," ujar Sunhaji. Sunhaji Juga bersyukur produknya bisa diterima masyarakat. Hal itu terbukti hingga kini Sunhaji belum pernah mendapat komplain dari konsumen. "Alhamdulillah," kata Sunhajl.

Mungkin salah satu keuntungan bis-nis di pinggir Jalan. Sunhaji tidak perlu berpromosi karena pembelinya datang sendiri. Sunhaji bekerja berdasarkan pesanan yang datang. Pemesan harus membayar uang muka (DP).

Kebanyakan barang yang dipesan itu dibawa sendiri oleh pembelinya. Kecuali kalau pemesannya minta diantarkan, baru kita antar. Tentu ada biaya antarnya," ujar Sunhajl. Ditanya mengenai masalah ketersediaan bahan baku. Sunhaji mengatakan, tidak ada masalah. Biasanya kayu jati Belanda itu diperoleh dari pabrik-pabrik yang ada di Sunter, Tanjungpriok, dan Kapuk. Pembelian dilakukan secara cash.

Sebaliknya, untuk beli eceran. Sunhaji biasanya beli di tempat penjualan kayu milik saudaranya. Kalau beli eceran, pembayarannya bisa agak longgar. Artinya. Sunhaji bisa bayar DP dulu, sisanya utang. Dia baru bayar kalau sudah dapat pembayaran dari pembelinya.

INFO PASAR SENI LUKIS INDONESIA:http://artkreatif.net/

Entri Populer