>>>>>>Menapaki Rezeki Bisnis Sandal Khusus Haji
Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar, Indonesia adalah pasar yang besar untuk bisnis sandal khusus haji. Sandal yang ringan dan nyaman ini banyak diproduksi di Cibadu-yut, Bandung. Omzetnya naik 10 kali saat musim haji tiba.
BANYAK persiapan yang harus disiapkan oleh calon jamaah haji sebelum berangkat ke tanah suci. Selain persiapan fisik dan rohani, juga perlu dipersiapkan pakaian khusus seperti kain ihram dan alas kaki yang dibuat khusus untuk calon haji.
Memang tidak ada persyaratan khusus untuk memakai jenis alas kaki tertentu. Namun, alas kaki atau sandal haji memang didesain agar kaki nyaman dan aman. Berbentuk mirip sandal gunung, sandal haji memiliki tali pengikat di bagian rumit. Tali ini untuk menjaga sandal tidak lepas ketika terinjak di bagian belakang.
Salah satu daerah yang memproduksi sandal khas haji adalah Cibaduyut, Bandung. Didaerah tersebut, Yayat Supriyatman menggeluti usaha pembuatan sandal khas haji sejak 3 tahun terakhir.
Yayat sebelumnya bekerja sebagai arsitek, namun krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 2008 lalu membuat Yayat banting setir. "Awalnya coba-coba berbisnis manufaktur tapi gagal juga Akhirnya pada tahun 2009 saya mencoba membuat sepatu haji," tambahnya.
Yani Herayani yang juga berada di Bandung menggeluti pembuatan sandal haji sejak tahun 2009. Ia mengaku sering mendapat pesanan sandal haji skala kecil sampai dengan pembelian dalam partai besar ataugrosir. Yani juga kerap menjual produk alas kakinya ke Kelompok Bimbingan Ibadah Haji atau KBIH di daerah sekitar Bandung.
Proses produksi sandal dan sepatu haji buatan Yayat dan Yani masih sederhana Hampir keseluruhan pengerjaannya dilakukan cara manual. Walau dikerjakan secara tradisional, Yayat dan Yani mengklaim, sandal buatan mereka tak kalah bersaing dengan buatan pabrik.
"Proses pembuatan sandal haji ini sebenarnyatidak jauh berbeda dengan pembuatan sepatu atau sandal biasa," kata Yani.
Sandal haji disesuaikan dengan penggunaan, sehingga mempunyai bobot yang ringan namun tetap memperhatikan bentuk sendal supaya modis. Sandal haji sangat ringan karena terbuat dari bahan spans, karet, kulit imitasi, serta kain.
Kombinasi bahan tersebutmembuat sandal haji sangat nyaman, terutama saat digunakan untuk perjalanan jauh dengan kondisi suhu yang panas.Dalam memproduksi sandal tersebut Yayat dibantu 10 orang tenaga kerja. Dalam waktu satu minggu, ia bisa menghasilkan 250-300 pasang sandal haji. Ia menjual sandal tersebut dengan harga Rp 95.000 per pasang.
Sedangkan Yani menjual sandal haji buatannya dengan harga Rp 75.000 per pasang untuk sandal model lelaki dan Rp 35.000 untuk model sendal wanita.
Yani bisa memproduksi 200 pasang sandal haji dalam waktu satu minggu. Jumlah produksi akan naik menjadi 1.000 pasang seminggu saat memasuki musimm haji. "Biasanya sangat ramai saat memasuki musim-musim haji, antara 2 bulan sampai 3 bulan sebelum keberangkatan ke tanah suci," papar Yani.
Dengan tingkat produksi dan harga yang lumayan, Yayat bisa mengantongi omzet hingga Rp 15 juta dalam sebulan.Sedangkan Yani untuk bulan-bulan biasa, bisa mendapatkan omzet sekitar Rp 20 juta per bulan. Tapi menjelang musim haji, omzetnya bisa melonjak hingga 10 kali lipat menjadi Rp 200 juta per bulan.
Sumber:Harian kontan
Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar, Indonesia adalah pasar yang besar untuk bisnis sandal khusus haji. Sandal yang ringan dan nyaman ini banyak diproduksi di Cibadu-yut, Bandung. Omzetnya naik 10 kali saat musim haji tiba.
BANYAK persiapan yang harus disiapkan oleh calon jamaah haji sebelum berangkat ke tanah suci. Selain persiapan fisik dan rohani, juga perlu dipersiapkan pakaian khusus seperti kain ihram dan alas kaki yang dibuat khusus untuk calon haji.
Memang tidak ada persyaratan khusus untuk memakai jenis alas kaki tertentu. Namun, alas kaki atau sandal haji memang didesain agar kaki nyaman dan aman. Berbentuk mirip sandal gunung, sandal haji memiliki tali pengikat di bagian rumit. Tali ini untuk menjaga sandal tidak lepas ketika terinjak di bagian belakang.
Salah satu daerah yang memproduksi sandal khas haji adalah Cibaduyut, Bandung. Didaerah tersebut, Yayat Supriyatman menggeluti usaha pembuatan sandal khas haji sejak 3 tahun terakhir.
Yayat sebelumnya bekerja sebagai arsitek, namun krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 2008 lalu membuat Yayat banting setir. "Awalnya coba-coba berbisnis manufaktur tapi gagal juga Akhirnya pada tahun 2009 saya mencoba membuat sepatu haji," tambahnya.
Yani Herayani yang juga berada di Bandung menggeluti pembuatan sandal haji sejak tahun 2009. Ia mengaku sering mendapat pesanan sandal haji skala kecil sampai dengan pembelian dalam partai besar ataugrosir. Yani juga kerap menjual produk alas kakinya ke Kelompok Bimbingan Ibadah Haji atau KBIH di daerah sekitar Bandung.
Proses produksi sandal dan sepatu haji buatan Yayat dan Yani masih sederhana Hampir keseluruhan pengerjaannya dilakukan cara manual. Walau dikerjakan secara tradisional, Yayat dan Yani mengklaim, sandal buatan mereka tak kalah bersaing dengan buatan pabrik.
"Proses pembuatan sandal haji ini sebenarnyatidak jauh berbeda dengan pembuatan sepatu atau sandal biasa," kata Yani.
Sandal haji disesuaikan dengan penggunaan, sehingga mempunyai bobot yang ringan namun tetap memperhatikan bentuk sendal supaya modis. Sandal haji sangat ringan karena terbuat dari bahan spans, karet, kulit imitasi, serta kain.
Kombinasi bahan tersebutmembuat sandal haji sangat nyaman, terutama saat digunakan untuk perjalanan jauh dengan kondisi suhu yang panas.Dalam memproduksi sandal tersebut Yayat dibantu 10 orang tenaga kerja. Dalam waktu satu minggu, ia bisa menghasilkan 250-300 pasang sandal haji. Ia menjual sandal tersebut dengan harga Rp 95.000 per pasang.
Sedangkan Yani menjual sandal haji buatannya dengan harga Rp 75.000 per pasang untuk sandal model lelaki dan Rp 35.000 untuk model sendal wanita.
Yani bisa memproduksi 200 pasang sandal haji dalam waktu satu minggu. Jumlah produksi akan naik menjadi 1.000 pasang seminggu saat memasuki musimm haji. "Biasanya sangat ramai saat memasuki musim-musim haji, antara 2 bulan sampai 3 bulan sebelum keberangkatan ke tanah suci," papar Yani.
Dengan tingkat produksi dan harga yang lumayan, Yayat bisa mengantongi omzet hingga Rp 15 juta dalam sebulan.Sedangkan Yani untuk bulan-bulan biasa, bisa mendapatkan omzet sekitar Rp 20 juta per bulan. Tapi menjelang musim haji, omzetnya bisa melonjak hingga 10 kali lipat menjadi Rp 200 juta per bulan.
Sumber:Harian kontan
Handoyo