" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Jeli Tangkap Peluang

Jeli Tangkap Peluang


>>>>>>>> Inspiratif>>>>

Eowina Mardiyah Nugrahani Kontiributor Bisnis Indonesia
I nak-anak dan mainan ibarat dua sisi koin yang tidak terpisahkan. Anak-anak membutuhkan mainan untuk mendukung pertumbuhan mereka, orangtua memenuhi kebutuhan anak dengan membelikan bermacam-macam mainan.

Ketika anak tumbuh besar dan mainan yang ada sudah tidak cocok dengan usia, para orangtua kebingungan untuk menyimpan mainan tersebut. Pengalaman tersebut juga dialami oleh Suryani Aris.

Sebagai seorang ibu dari dua anak, dia gemar membelikan anak-anaknya aneka mainan, terutama ketika bermukim di Amerika Serikat. Menurut Ulie, sapaan akrabnya, mainan yang dijual di sana lebih variatif, bagus, dan harganya murah.

Kerepotan terjadi saat Ulie dan keluarga harus kembali ke Indonesia setelah setahun bermukim di Amerika Serikat karena mainan mendominasi kontainer pindahan. Setiba di Tanah Air, Ulie enggan menjual mainan-mainan itu.

Perempuan lulusan Teknik Kimia ITB ini berpikir untuk menyewakan mainan-mainan koleksinya. Hal ini terinspirasi dari rental mainan yang ditemukannya di Amerika Serikat. Bersama Juli Wisanti, sahabatnya, mereka mendirikan Dunia Bermain, sebuah rental mainan anak pada September 2008. Ulie mempromosikan Dunia Bermain melalui www.duniabennain.com, situs yang dia desain sendiri.

Dunia Bermain fokus pada penyewaan mainan untuk anak usia 0 tahun - 5 tahun. Mainan terbagi atas kriteria mainan besar, mainan kecil, perlengkapan bayi, toddler, bayi di bawah usia 1 tahun, mainan edukatif, mainan untuk olah fisik, dan sebagainya. Harga sewa mainan berkisar Rp2S.000 - Rp27S.000 untuk jangka waktu penyewaan 2 minggu - 4 minggu.

"Ketika itu, belum banyak orang melirik bisnis rental mainan. Masyarakat pun tidak tahu keberadaan bisnis ini. Tidak heran selama sebulan berdiri, Dunia Bermain tidak mendapatkan penyewa," ujar Ulie.

Perempuan berdarah Bugis ini mengungkapkan modal usahanya hanya sekitar Rp200.000 untuk membeli domain dan hosting. Mainan yang disewa berasal dari koleksi pribadinya. Sebagai pebisnis pemula, Ulie memilih berbisnis secara online demi meminimalkan risiko.

Seiring dengan promosi yang gencar melalui Internet, mulai banyak orang mengetahui Dunia Bermain dan tertarik menyewa mainan. Kini Dunia Bermain menerima sekitar 200 pesanan (invoice) setiap bulan. Penyewa berasal dari area Jakarta dan sekitarnya.

Menurut Ulie, para pelanggan umumnya keluarga muda dengan tingkat ekonomi menengah, yang menilai mainan sebagai

6JSMS/YAYAN INDRAYANAkebutuhan tersier. Para orangtua muda ini sangat peduli dengan perkembangan anak sehingga mau menyewa mainan berkualitas untuk anak.

Ulie yang sempat bekerja sebagai engineer ini memperoleh informasi seputar mainan anak dari sesama ibu-ibu, mailing list, majalah atau daftar tunggu Dunia Bermain. Ketika ada suatu mainan yang sangat diminati sehingga calon penyewa harus antre, Ulie mengindikasi mainan itu adalah favorit penyewa sehingga perlu ditambah jumlahnya.

Koleksi mainan rutin dibersihkan setelah disewa. Proses membersihkan mainan tergantung pada material. Ada mainan yang harus disikat dan ada juga yang hanya dilap. Setiap mainan juga diseka dengan desifektan atau alkohol supaya tetap higienis. Mainan-mainan yang sudah bersih, dibungkus dengan plastik.

Belanja mainan

Ulie mengalokasikan dana sekitar Rp 1 juta -Rp2 juta untuk berbelanja mainan. Dia juga menyediakan dana khusus untuk belanja tahunan, yang berlangsung hanya sekali dalam setahun, sebesar RpSO juta.

Bisnis rental mainan Dunia Anak mendapatkan omzet sekitar Rp20 juta - Rp30 juta setiap bulan. Laba bersih sebesar 30%setelah dipotong biaya operasional dan gaji lima orang pegawai. Selain menyewakan mainan, Ulie melakukan diversifikasi bisnis, yakni menjual mainan. Namun, penjualan mainan belum memberikan pemasukan yang signifikan.

Meskipun risiko mainan rusak atau hilang tidak bisa dihindarkan, keterbatasan kendaraan operasional untuk antar mainan sewaan, perempuan yang menempuh S2 di Jerman ini optimistis bisnis rental mainan anak berkembang pada kemudian hari. Bisnis ini adalah sumber penghasilan utama Ulie sebagai ibu rumah tangga.

Bisnis penyewaan mainan juga menginspirasikan Grace untuk memanfaatkan peluang berbisnis rental perlengkapan bayi. Menurutnya ide inovatifnya tersebut datang dari pengalaman pribadinya yakni ketika mempersiapkan kebutuhan melahirkan putripertamanya bernama Amazing.

Untuk menyambut kelahiran si buah hatitersebut Grace mengaku sengaja membeli semua perlengkapan bayi mulai dari pakaian,tempat tidur beserta bantal dan guling,kelambu, baby walker hingga baby troller dengan asumsi dapat disimpan dan digunakan kembali untuk anak selanjutnya. Namun, kenyataannya seiring bertambahnya usia si buah hati barang-barang tersebut justru menjadi rongsokan di gudang.

Akhirnya tepat pada awal September 2008 Grace, bertekad membuka usaha tersebut dengan nama Amazing Shop yang berlokasi di Kwitang, Jakarta. Usahanya tersebut dibantu oleh sang suami yang kemudian membuatkannya sebuah website dengan nama Amazing Shop Online dan dipromosikan dalam milis dunia maya untuk ibu dan anak.

Usaha tersebut dimulai dengan modal awal sebesar RplS juta."Itu pun sudah termasuk peralatan bayi yang digunakan oleh anak saya yang waktu itu baru berusia 3 bulan" katanya.

Pada awal merintis usaha tersebut Grace mengaku hanya memiliki 15 item barang yang akan disewakannya yang meliputi box bayi, stroller, high chair, baby walker, car seat, swing chair, pompa ASI, dan sebagainya.

Menurutnya selain untuk berbisnis usahanya tersebut memiliki misi untuk membantu sesama, oleh karenanya perlengkapan bayi yang disewakannya tersebut dikhususkan bagi ibu-ibu dari kelas menengah ke bawah.

Nasib baik nyatanya menjumpai Grace, usahanya mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat. Gencarnya promosi yang dilakukan Grace melalui dunia maya serta tingkat kepuasan pelanggan yang mempromosikan usahanya dari mulut ke mulut membuat Grace kewalahan menerima peningkatan order sewa.

Hingga kini Amazing Shop online memiliki tak kurang dari 100 orang pelanggan aktif dan mendapatkan omzet RplO juta per bulan. Grace mengaku laba bersih dari bisnis itu cukup tinggi bisa 75% dari omzet yang didapatkannya dan sisanya diakumulasikan untuk biaya perawatan barang dan investasi barang.(RAHAYUNiNGSiH)

Sumber: Bisnis Indonesia

Entri Populer