Halaman

Kisah pembuat roti buaya

BAGI orang Betawi, tera sa nggak afdhol bila ac ara melamar dan pernikahan mempelai laki-laki tidak membawa roti buaya. Buaya bagi orang Betawi merupakan simbol kesetiaan. Jadi tidak heran di kedua ajang itu, pihak lela-ki selain mengusung barang bawaan juga mengikutsertakan sepasang roti buaya dengan di kanan-kiri buaya wanitanya ada dua anak buaya kecil, bermakna anak-anak dalam rumahtangga. Nah, Ny. Sri Sumedi inilahsalah satu sosok pembuat roti buaya yang cukup terkenal di wilayah Jabodetabek, mengingat komunitas Betawi tersebar.

"Torus terang, bagi orang Jawa, sosok binatang buaya punya makna kurang bagus. Di Jawa, untuk barang ba-waan pihak laki-laki selalu ada pisang raja untuk menghormati keluarga perem-pua.1. Tapi kita harus bisa menghargai budaya orang lain," jelasnya.

Berawal di tahunl982, Ny.Sri yang asli Yogyakarta, Hijrah ke Jakarta, menapak pekerjaan sambilannya dengan membuat kue donat, lalu berbagai kue kering. "Melihat lingkungan masyarakat Betawi, saya mulai membuat roti buaya dalam ukuran kecil. Semuanya laku keras," katanya.

Mulailah berdatan6an pesanan roti buaya dalam ukuran besar yaitu dari 0,5 meter, 1 meter, dan 1,5 meter. Hargan sepasang belum termasuk anakan buaya kecil, untuk ukuran 0,5 meter Rpl50 ribu, f meter Rp250 ribu dan 1,5 rnete|dlp350 ribu. 4 "Saya tidakr berpromosi, tapi dengan getok-tular dari mulut ke mulut. Saya juga sesekali ikut bazaar dibantu Ibu Sri Indrastuti, Kepala Suku Dinas Koperasi dan UKM Jakarta Timur," ujar Ny. Sri.

RIAS PENGANTIN

Setiap hari, dia selalu membuat roti buaya meski tidak banyak, kecuali ada pesanan khusus "Roti buaya saya kemas pakai dus, selalu saja ada pedagang lain yang mengambil untuk dijual kembali. Meski ukurannya besar, soal rasa rotinya saya jaga betul biar nggak kecewa, tuturnya.

Menurut Ny.Sri pesanan melimpah di bulan Maulid, bulan yang dipercayai paling baik untuk melangsungkan pernikahan. "Hitung saja sendiri, karena untuk roti buaya yang kecil saja bisa sampai 500 pasang." Berkat usaha roti buaya dan kue kering lainnya, usaha Ny.Sri kini telah merambah ke perlengkapan pesta perkawinan dari hulu sampai hilir. Dia membuka usaha rias pengantin, tenda, alat pesta, catering, fou dan video, berikut hiburannya seperti campursari dan organ tunggal. "Campursarinya bagui Pak, dan murah. Yan, sekitar Rp 3 jutaan," ujarnya berpromosi.