Halaman

Geliat bisnis perjalanan wisata

Angci Oktarinda Bisnis Indonesiafl barat roller coaster, bisnis biro perjalanan wisata juga mengalami naik turun. Perlu siasat jitu untuk bisa bertahan di tengah ketatnya persaingan. Biro perjalanan wisata ibarat penjahit yang menyatukan bahan-bahan dasar berupa akomodasi, transportasi, dan acara sehingga terbentuk pola menarik berupa paket perjalanan wisata.

Harga setiap paket sangat bervariasi bergantung pada lama perjalanan, tujuan wisata, fasilitas yang menyertai perjalanan seperti kelas penginapan, restoran, hingga pilihan alat transportasi. Dari jasanya menjahit dan menawarkan pakaian berupa paket perjalanan wisata, biro perjalanan wisata dapat mengutip komisi sebesar 10%-15%.

Untuk kelancaran bisnisnya, biro perjalanan wisata tidak Ininya menyediakan paket wisata, tetapi juga melayani jasa booking tiketpenerbangan, kamar hotel, dan jasa pembuatan dokumen keimigrasian. "Biro perjalanan wisata memang tidak memiliki produk, hanya menyediakan jasa untuk mengkreasikan produk milik pihak lain. Makanya pendapatan kami berupa komisi," ujar Yachya Machmoed, Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita).

Agar menarik konsumen, beragam paket perjalanan ditawarkan oleh biro perjalanan swasta. Jika dahulu pengguna jasa mengandalkan tipe paket llm kini bergeser menjadi paket tailor mada Pergeseran tren itu menuntut perluasan peran biro perjalanan wisata, tidak hanya sebagai penjual paket perjalanan tetapi juga berperan sebagai konsultan yang dapal memberikan masukan kepada konsumen.

Untuk itu, dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) andal terdiri dari frontliner, pemasaran, clan tentu saja tour guide sebagai ujung tombak sebuah perjalanan. Peran desainer produk perjalanan tidak bisa dikesampingkan. Kreativitas desainer sangat krusial sebab ditanganyalah lahir jalinan produk perjalanan yang unik, menarik, dan memuaskan.

Memulai usaha Yachya mengatakan meski kondisi ekonomi semakin sulit, bisnis perjalanan wisata diyakini masih menjanjikan keuntungan. Masyarakat kota yang butuh penyegaran dengan berwisata ke luar kota atau ke luar negeri, tetapi tidak mau repot mengurusnya menjadi sasaran bisnis ini.

Modal awal memulai bisnis ini adalah jejaring yang luas. Setelah itu dimiliki, yang perlu disediakan adalah pengurusan izin yang mencapai Rp35 juta-Rp40 juta untuk wilayah Bandung dan Jakarta Rp50 juta. Adapun, untuk biaya sewa kantor bisa disesuaikan dengan dana yang dimiliki. Menurut Yachya, sebuah kantor biro perjalanan wisata idealnya memiliki lima unit komputer dan jaringan Internet untuk memantau pergerakan dan info terbaru mengenai promo tiket pesawat dan akomodasi serta tiga line telepon untuk menerima dan mengakses pemesanan.

Balik modal usaha ini idealnya sekitar 5-6 tahun, kalau lebih dari itu artinya bisnisnya tidak visible sehingga pemilik biro jasa harus mengatur ulang strategi bisnis. "Banyak kejadian usaha travel berhenti di tengah jalan karena kesalahan manajemen."

Dukungan dana saja tidak cukup untuk membangun dan mengembangkan usaha perjalanan wisata. Bisnis ini dapat berdiri kuat di atas kaki kepercayaan dan manajemen andal.

"Produknya punya orang. Oleh karena itu, harus dapat kepercayaan dari pemilik produk agai mendapatkan kontrak pembelian produk untuk jangka waktu tertentu," katanya.

Direktur Utama PT Nawang Puspita Prima Tour Joseph Sugeng Irianto bahkan memilih belajar dulu selama lebih 15 tahun - dengan caci bekerja di beberapa perusahaan perjalanan wisata - sebelum benar-benar mendirikan usaha sendiri.

"Meskipun pada tahun ketiga bekerja sudahada niat mendirikan perusahaan sendiri, saya memilih terus bekerja sambil mempelajari pengelolaan usaha perjalanan wisata di beberapa perusahaan," ujar Joseph yang mulai bergelut di dunia perjalanan wisata pada 1988.

Joseph akhirnya mantap mendirikan usaha sendiri pada 2004 dengan modal kerja Rp200 juta dan dibantu dua orang pegawai.

Terus terang saya merasa belum mencapai return of investment karena dananya terus digulirkan untuk perkembangan usaha. Namun jika dihitung-hitung, sesungguhnya pada tahun ketiga hingga keempat juga sudah kembali, malah ada sisa dana untuk beli satu unit mobil," jelasnya.

Joseph menjelaskan secara umum bisnis perjalanan wisata masih menjanjikan. Setiap bulan, setelah mengeluarkan sejumlah beban biaya, dia mengaku dapat meraih laba bersih sebesar 5%-6% dari total laba kotor.

Beban biaya bulanan itu meliputi biaya penyusutan aset sebesar 2% dari nilai aset, biaya operasional bulanan seperti listrik, air, gaji pegawai, dan promosi, serta beban pembayaran bunga bank bagi yang memiliki pinjaman.

"Beban biaya dapat mencapai 94%-95% dari keseluruhan keuntungan. Kalau ditotal-total, laba bersihnya dapat mencapai 5%-6% dari tolal laba kotor," ujarnya.

Bagi yang merasa belum memiliki link saat memulai bisnis ini, tidak perlu khawatir. Begitu Anda memasuki perkumpulan pengusaha di sektor ini maka akses untuk berhubungan dengan biro perjalanan wisata dalam dan luar negeri mitra Asita terbuka lebar.

Kerja sama dengan mitra sesama biro perjalanan wisata akan lebih memudahkan pengelolaan perjalanan wisatawan. Dari ribuan anggota itu, pasti adalah beberapa yang nyangkut dan bersedia bekerja sama untuk saling mengirimkan turis.

Yachya mengingatkan untuk berhati-hati sebab bisnis kepercayaan seperti itu sangat mengandung risiko. Umumnya penibayaran untuk transaksi pertama dan kedua terjadi di muka. Namun setelah transaksi ketiga, banyak yang minta keringanan.