Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) menyiapkan anggaran sebesar Rp 1,1 triliun sebagai pembiayaan bagi UKM. Dana ini nantinya digulirkan kepada UKM melalui ko-perasi-koperasi yang telah memenuhi persyaratan. Setiap koperasi diberikan dana bergulir sebesar Rp 1 miliar," kata Deputi Pembiayaan
Kementerian KUKM Agus Muharram di sela-sela pembukaan Expo Pembiayaan bagi KUKM di Bandung, Kamis (20/5). Oleh koperasi dana itu digulirkan sebagai pinjaman kepada UKM. Adapun besaran pinjaman yang dapat diperoleh UKM maksimal adalah Rp 200 juta. Dana yang digulirkan melalui lembaga pengelola dana bergulir (LPDB) Kementerian KUKM ini bertujuan untuk membantu UKM dalam mengakses pembiayaan nonperbankan.
Agus menyebutkan UKM yang memperoleh dana bergulir ini diseleksi oleh pengurus koperasi, sedangkan koperasi yang ditunjuk untuk mengelola dana itu merupakan koperasi yang telah memenuhi persyaratan Kementerian KUKM, di antaranya adalah persyaratan telah melakukan rapat anggota pada tahun 2010 ini.
"Sebagai dana bergulir, UKM maupun koperasi wajib mengembalikan dana itu kepada Kementerian KUKM," tegas Agus. Pembiayaan melalui koperasi ini dianggap lebih mudah dan ringan bagi UKM. Dari suku bunga, misalnya, Agus menyebutkan lebih rendah dibandingkan suku bunga kredit perbankan, yaitu di bawah 6 persen.
Tahun ini dana yang digulirkan melalui LPDB nilainya meningkat. Tahun lalu dana LPDB yang digulirkan oleh Kementerian KUKM besarannya sekitar Rp 230 miliar. Selain melalui LBDR Kementerian KUKM memberikan dana pemberdayaan kepada 1500 UKM yang pengelolanya perempuan serta HOO UKM yang dikelola pemuda. Setiap UKM yang memenuhi persyaratan dapat memperoleh dana hingga Rp 50 juta.
Dana yang nilainya sekitar Rp 620 miliar ini merupakan hibah. Kenapa difokuskan kepada UKM perempuan? "Karena 60 persen UKM yang ada ternyata dikelola oleh perempuan," jawab Agus. Rp 826 Miliar Dalam kesempatan yang sama, pemimpin Bank Indonesia Bandung,Yang Ahmad Rizal, mengatakan, akses perbankan diberikan kepada UKM melalui pendampingan. Sebanyak 85 orang pendamping bersertifikat telah melakukan pendampingan kepada lebih dari 22.000 UKM.
"Dari pendampingan yang dilakukan, 85 orang telah direalisasikan kredit untuk UKM sebesar Rp 826 miliar," jelas Yang Ahmad Rizal. Sementara itu, di tahun 2010 ini ditargetkan ada penambahan sebanyak 27 pendamping bagi 1177 UKM dengan realisasi kredit yang diharapkan sebesar Rp 40 miliar. Menurut Yang, realisasi kredit perbankan untuk UKM di Jabar hingga triwulan 1-2010 mengalami pertumbuhan sebesar 26 persen. Dari total kredit UKM perbankan tersebut, non performance loan (NPL) hanya sebesar 3,46 persen.
Rp 11 Triliun untuk Pembiayaan UKM
Entri Populer
-
Cara budidaya ikan gurame / gurami terlengkap di kolam dan terpal . Anda memiliki hobi beternak ikan, maka sudah saatnya anda melakukan s...
-
>>> Membuat kandang ayam Kini informasi peternakan ayam akan membantu anda, bagai mana memelihara ayam dan membuat kandang aya...
-
Ikan Lele merupakan keluarga Catfish yang memiliki jenis yang sangat banyak, diantaranya Lele Dumbo, Lele Lokal, Lele Phyton, Lele Sangku...
-
13/02/2012 Ayam Lepas Tambah 50 Gerai Tahun Ini BISNIS resto dengan menu utama ayam masih memiliki prospek baik kendati pemainnya suda...
-
28/12/2011 Peluang Usaha Tepung Talas Dari Tepung Talas Bisa Raih Omzet Miliaran Rupiah Selain tepung terigu dan tepung mocaf, masih ada t...
-
07/03/2012 Hanya Butuh Pakan Alami, Panen Belut Super Melimpah Selain mudah, budidaya belut super juga minim risiko. Hal utama yang haru...
-
Pase permulaan Dalam pase permulaan berawal dari umur 0 hari sampai 6 minggu, dimana bentuk ukuran dan keseragaman sebagai tujuan b...
-
Ikan nilatermasuk jenis ikan air tawar yang mudah dibudida-yakan. Dengan tingkat produktivitas yang tinggi, tak perlu waktu lama untuk meman...