" Status YM ""
ukm indonesia sukses

Sajadah Mengembang Sampai Jauh

Kebetulan ayahnya kelika ini bekerja di sebuah perusahaan tekstil, yang salah satu anak perusahaannya memproduksi toilet set untuk diekspor ke Jepang. Saat menunggu order banyak, perusahaan itu mengisinya dengan memproduksi sajadah.

"Mula-mula kami membeli sajadah dari tempat ayah bekerja, tetapi lama-kelamaan ternyata permintaan semakin banyak. Akhirnya ayah memutuskan untuk memproduksi sendiri," ungkap Anne, kelahiran Bandung, 7 Oktober 1972.Untuk tahap pertama, katanya, dia mempunyai empat mesin bekas yang langsung dibeli dari Jepang. Lokasi usahanya waktu itu adalah di garasi rumah orangtuanya, dengan karyawan berjumlah enam orang. Produk yang dibuatnya selain sajadah untuk anak dan orang dewasa, juga keset dan toilet set, serta karpet.

Setelah 3 tahun berjalan, tepatnya Juli 2005, lanjut Anne, dia bisa mengembangkan usahanya, dan sudah mempunyai 14 mesin plus satu mesin mesin bordir dengan sistem komputer. Sebelum punya mesin bordir, ujarnya, dia kewalahan untuk membordirkan-nya kepada orang, karena waktunya lama dan antreannya panjang.

Tempat produksinya pun sekarang sudah dipindahkan ke daerah Arcamanik, Bandung, yang menurut dia tempatnya cukup nyaman, luas, serta bisa dikembangkan lagi.Walau sudah beberapa tahun berproduksi, Anne mengaku sampai saat ini belum punya toko sendiri. "Jadi tempat produksi, sekalian sebagai showroom. Kalau ada yang berminat untuk membeli produk kami, biasanya langsung datang dan mengorder ke Arcamanik," katanya.

Namun, lanjutnya, untuk produk sajadah dapat dibeli di toko busana muslim Rabbani, untuk produk keset dan toilet set dapat dibeli di factory outlet Black Market di Jalan Kun Bandung. Selain itu banyak juga teman dan saudaranya yang menjual produknya di sekolah dan tempat pengajian.

Bahan baku, ujar Anne, utamanya berupa benang akrilik dan katun, yang dibeli dari sebuah perusahaan di Rancaekek, Bandung. Untuk desain dan model produknya, perempuan mengaku membuatnya sendiri, dan terkadang idenya juga dapal masukandari beberapa keluarga dan temannya. Anne menuturkan keunggulan dari produknya adalah dari kualitas benang dan warna, serta desainnya yang unik. "Kami membuat produk unik dan lucu, yang dapat menarik perhatian para pembeli. Keunggulan lainnya adalah sajadah dan kesel yang bisa diberi nama dan gambar yang lucu, sesuai dengan permintaan pembeli," kata sarjana tekstil lulusan Sekolah Tinggi Teknik Ttkslil Bandung ini.

Target ekspor

Model dan motif yang dibuatnya untuk keset anak, adalah gambargambar yang sedang in, seperti model Doraemon, Spongebob, priiuxss, mobil, kereta, pesawat, kupu-kupu, dan bunga. Untuk keset aplikasi bordirnya sekarang banyak motif sandal, bunga, kupu-kupu, ikan, dan bebek.

Menurut dia, pemasaran produknya selama ini masih di dalam negeri, tetapi sudah ada target untuk ekspor. "Kami tengah negosiasi dengan buyer dari Jepang dan Filipina. Mudah-mudahan bisa gol. Selain itu, kami juga sering mengikuti pameran di dalam negeri dan luar negeri, seperti ke Belanda, April." ujar Anne yang menargetkan ke depan bisa lebih eksis, dan melakukan ekspor produknya, serta memperluas dan mengembangkan usahanya.roduksinya saat ini untuk satu shift bisa mencapai 1.500 lembar sajadah per bulan dan 2.000 polong keset per bulan. Harga yang ditawarkannya untuk sajadah berkisar Rp 100.000-Rp 175.000, bergantung pada ukuran dan motif Untuk keset berkisar Rp40.000-Rp60.000, bergantung pada ukuran dan desain. Dia juga menerima pesanan pembuatan karpet berukuran 1x1,5 meter sampai 3x2 meter.

Anne menjelaskan jumlah pegawainya saal ini sebanyak 25 orang. Dalam bisnis ini dia dibantu oleh suaminya yang khusus menangani pengadaan bahan baku, dan juga dibantu oleh adiknya untuk bidang pemasaran.Dia menuturkan senang menjalani bisnis produksi keset dan sajadah. "Alhamdulillah, mungkin ini yang Allah berikan untuk saya jalankan, dan patut disyukuri. Saya berharap dengan membuat sajadah, mml.ili mudahan mendapat berkah, dan doa yang baik dari semua orang yang telah memakainya," ungkap Anne sembari tersenyum, lyutl.salehbisnis.co.id)

Produksinya saat ini untuk satu shift bisa mencapai 1.500 sajadah per bulan, dan 2.000 potong keset per bulan.

Bank Jabar Diminta Segera Cairkan KUR

Keluhan para pengrajin sepatu terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank Jabar Banten untuk pengucuran Kredit Usaha Rakyat (KUR) mendapat perhatian dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kabupaten Bogor. Kadin meminta agar Bank Jabar segera mencairkan kredit kepada para pengrajin. "KUR bagi para UKM memang harus segera direalisasikan.

Jangan hanya menjadi wacana saja. Bank Jabar Banten harus .segera merealisasikan hal itu. Apalagi Kadin juga sudah siapuntuk membantu melancarkan program KUR ini," kata Ketua Kadin Kabupalen Bogor TB Nasrul.

Lebih lanjut Tb Nasrul mengatakan, pihaknya siap membantu Bank Jabar dalam penangan urusan administrasi bagi para UKM yang akan mengajukan kredit. Pasalnya, kelancaran ad-ministrasi dalam mengajukan kredit memang menjadi hal yang penting. "Kalau memang ada masalah dalam hal administrasi, kita siap untuk membantu. Pokoknya, kita minta pada Bank Jabar untuk mempermudah para UKM untuk mendapatkan kucuran kredit tersebut," jelasnya.

Terkait dengan jaminan bagi para UKM untuk mendapatkan kucuran kredit, TB Nasrul pun sepakat. Apalagi sudah ada aturan bahwa jaminan itu nilainya 40 persen dari nilai kredit yang diajukan oleh UKM. "Agunan itu kan memang perlu, tapi kan sudah dijelaskan bahwa nilai agunan adalah 40 persen dari nilai kredit yang diajukan." tandasnya.

TB Nasrul mengatakan, untuk nilai kredit yang masih di bawah Rp 5Ojuta, pengrajin atau UKM bisa mengagunkan surat girik sebagai jaminan. "Kalau nilai kreditnya masih di bawah Rp 50juta, bisa menggunakan surat girik sebagai jaminan. Tidak perlu harus pakai sertifikat," tegasnya. Sebelumnya, Kelompok Usaha Mandiri Kecamatan Ciomas mengeluhkan susahnya mendapatkan kredit dari Bank Jabar untuk menambah permodalan bagi para pengrajin sepatu di Ciomas. Padahal Bank Jabar Banten bersama Kadin sebelumnya telah menyosialisasikan KUR kepada para pengrajin kecil.

"Kami kecewa dengan Bank Jabar karena hingga kini KUR yangdijanjikan belum terealisasi. Padahal, pihak bank berjanji akan memroses kredit dengan cepat tapi sampai sekarang kami belum bisa menikmati kredit itu," kata Zakarsih, Ketua Kelompok Usaha Mandiri Kecamatan Ciomas, (ugi)

Sarjana calon wirausaha akan difasilitasi

Kementerian Koperasi dan UKM memfasilitasi sarjana calon wirausaha untuk memperoleh pembiayaan dari perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di samping akses permodalan yang telah tersedia di lembaga keuangan lain. Fasilitasi ini dimaksudkan untuk lebih menumbuhkan wirausaha baru dari kalangan terdidik, khususnya sarjana. Akses pembiayaan dari perusahaan BUMN dinilai lebih efektif, karena suku bunganya lebih rendah.

Pada tahun ini pemerintah menargetkan akan terseleksi sekitar 1.000 sarjana menjadi wirausaha baru melalui sosialisasi yang dilaksanakan di setiap provinsi. "Kami sudah mengundang para pengelola BUMN di daerah masing-masing, untuk meminta komitmen mereka membantu pembiayaan," ujar Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi dan UKM, Neddy Ra-finaldi Halim kepada Bisnis, kemarin.

Menurut dia, perusahaan BUMN yang diminta kerja samanya menyukseskan program sarjana menjadi wirausaha ini, rata-rata memberi respons positif. Sebab, selama ini perusahaan BUMN jugatelah mempunyai agenda pemberdayaan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Respons tersebut meliputi pembiayaan untuk pelatihan dan permodalan atau pembiayaan awal modal usaha.Program sarjana wirausaha memiliki beberapa tahapan untuk bisa menjalankan usaha sesuai dengan bidang masing-masing. Tahap pertama mengikuti sosialisasi. Bagi yang dinilai memiliki ke-1 mampuan sesuai dengan rencana bisnisnya, disertakan mengikuti pelatihan atau pembekalan. Setelah itu pembiayaannya difasilitasi dengan mendekatkan mereka ke perbankan dan sumber pembiayaan lainnya.

Akan tetapi, para sarjana calon wirausaha itu akan sangat terbantu apabila perusahaan BUMN mau menyalurkan pembiayaan kepada mereka dengan proses yang lebih sederhana," lanjutnya. Dia meyakini sarjana sebagai kelompok intelektual sangat berpotensi mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal, terutama untuk mengatasi penurunan tingkat kemis- kinan dan angka pengangguran. Oleh karena itu, BUMN akan diajak membahas usulan pembiayaan untuk sarjana wirausaha pada tingkat koordinator BUMN di masing-masing provinsi.

Entri Populer