" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Kerajinan Tangan Ani tak Sepi Dipesan Pelanggan

Kerajinan Tangan Ani tak Sepi Dipesan Pelanggan

Sudah waktunya ibu rumah tangga menggali kreativitasnya agar bisa memiliki penghasilan tambahan. Bisa jadi, kegiatan itu menjadi bisnis besar. Ani Purwawirawati (43) mengajak kaum ibu untuk belajar kreatif lewat bisnis kerajinan tangannya yang omsetnya mencapai puluhan juta rupiah.

ANI mengatakan, dengan kreativitas itu lah ibu rumah tangga bisa membantu suaminya survive di tengah kesulitan ekonomi keluarga. Bahkan, bukan tidak mungkin kreativitas itu besar dah menjadi sumber penghasilan utama keluarga. Ani Purwawirawati adalah contoh ibu rumah tangga kreatif. Keterampilannya membuat produk-produk kerajinan menjadi sebuah bisnis, sekaligus untuk membantu ekonomi keluarga.

"Kreativitas penting untuk mengembangkan bisnis agar kita bisa survive dan maju," ujar Ani, pemilik usaha House of Rafylla saat ditemui di resto Dapur Karuhun, Bogor, belum lama ini. Lewat usaha handycraft Ani mengembangkan sejumlah produk kreatif, seperti rangkaian bunga kering dan bunga segar, suvenir, kotak-kotak kemasan produk.dan barang kerajinan lainnya.

Di resto itu, ibu satu anak ini memberikan pelatihan handycraft kepada kaum ibu. "Resto ini, resto baru milik teman saya. Kita bekerja sama saling menguntungkan. Dia menyediakan tempat, sedangkan saya membantu dia mempromosikan resto ini lewat kegiatan kursus seperti ini. Di sini, pentingnya membuat jaringan bisnis," ujar Ani.

Siang itu Ani tampak ceria. Maklumlah, sehari sebelumnya dia menjadi finalis UKM Berprestasi Tahun 2010 yang diadakan Rotary Club Jakarta Gambir bekerja sama dengan Kadin Indonesia. Ani terpilih karena dinilai memiliki fighting spirit tinggi dan kreatif dalam mengembangkan usahanya.

"Buat UKM, apresiasi dalam bentuk penghargaan seperti ini sangat berarti sekali, memberi spirit untuk berbuat lebih baik lagi serta meningkatkan kinerja dan daya saing UKM di tengah persaingan bisnis yang ketat saat ini," kata Ani.

Yang bikin Ani semakin bersemangat adalah karena para juri penilainya terdiri dari sejumlah pengusaha dan pimpinan perusahaan bonafide, seperti Dipl. Ing. Yusuf Djemat, MBA dan Shanti L Poesposoetjipto, Chairman Soedarpo Corporation. Para juri juga sangat menga-preasiasi kehadiran UKM yang turut mengembangkan ekonomi rakyat.

Pasar meluas

Berka keuletan dan kcjcliannya membaca keinginan pasar, bisnis Ani pun merangkak naik.Saat ini, omset usaha kerajinan tangan milik Ani berkisar Rp 25 juta sampai Rp 35 juta per bulan, dengan jumlah tenaga kerja 21 orang. Pasarnya tidak hanya di Jabodetabek, tapi meluas sampai Batam dan Kalimantan.

"Biasanya orang pesan rangkaian bunga segar kepada saya, baik untuk keperluan pernikahan, duka cita, atau ucapan selamat," ujar Ani. Menjelang ulang tahun Bogor ke-528 pada 3 Juni lalu, misalnya, Ani mendapat order bunga papan ucapan selamat. "Kita harus jeli memanfaatkan peluang pasar,"katanya.

Belajar terus Sebelum terjun dalam dunia bisnis, Ani pernah jadi karyawan perusahaan swasta selama beberapa tahun. Memulai usaha pada akhir 1999, dengan menggarap bisnis parcel. Ani mengaku sebenarnya sewaktu masih bekerja, dia sudah menerima pesanan untuk pembuatan suvemir.

"Saya keluar kerja karena merasa karier saya sudah mentok. Saya ingin punya usaha sendiri. Karena saya ingin memanfaatkan passion saya di bidang handycraft. Sejak kecil saya senang dengan keterampilan," kata sarjana hukum Universitas Brawijaya, Malang itu.

Bisnis handycraft dimulai tahun 2000, dengan membuat rangkaian bunga kering, memanfaatkan limbah seperti daun lontar, biji-bijian dan kulit jagung. "Saya membangun usaha dengan jurus moderat, kepanjangan dari modal dengkul dan urat," ujarnya.

Ani mengatakan, dia mulai bisnis dengan memanfaatkan modal orang lain. "Orang yang memesan parcel ke saya harus bayar di muka. Ketika itu saya memasarkan par-cel kepada relasi kerja saya," ujar mantan staf HRD ini.

Dia mencoba mengumpulkan hasil penjualannya itu namun tidak untuk dihabiskan dengan membeli keperluan rumah atau pribadi. "Hasil keuntungan bisnis parcel itu saya jadikan modal untuk memulai usaha handycraft. Seperti untuk membeli limbah untuk pembuatan rangkaian bunga kering," tambahnya.

Pada awalnya, Ani hanya terampil membuat bunga kering yang indah. Namun, belum menguasai seluk beluk pasarnya. Ani hanya tahu bahwa di Pasar Pagi Mangga Dua terdapat pasar grosir bunga kering.

"Waktu pertama kali menawarkan ke sana, banyak toko yang menolak, antara lain karena tidak cocok modelnya atau tidak cocok harganya. Dari situ, saya belajar banyak. Saya melakukan survei untuk mengetahui produk-produk apa yang disukai pasar dan bagaimana membuat produk yahg kompetitif. Saya baca buku dan ikut kursus lagi. Proses belajar itu berlangsung dua bulan, sampai akhirnya produk saya diterima pasar," ujar Ani.

Sebagai entrepreneur, katanya, proses belajar harus berlangsung terus-menerus agar dapat menyesuaikan diri dengan dinamika pasar yang ada sehingga bisa survive dan melangkah maju.

"Awalnya saya masih banyak nyoba-nyoba sehingga kerjanya tidak efisien. Baik dalam waktu, budget maupun pemakaian bahan. Sekarang bisnis saya lebih terarah karena sudah mengerti apa yang harus dilakukan," ujar Ani yang tak pernah henti mencari informasi tentang tren kerajinan tangan, he

Entri Populer