" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Bisnis Bengkel Pesawat Belum Diminati Perbankan

Bisnis Bengkel Pesawat Belum Diminati Perbankan

ASOSIASI Perbengkelan Pesawat Terbang Indonesia (Indonesian Aircraft Maintenance Shop /IAM-SA) menyatakan sampai saat ini, perbankan tak tertarik mengucurkan fasilitas likuiditas untuk sektor ini. "Padahal potensi "pasar bisnis ini tahun lalu saja, tembus US$750 juta," kata Ketua Umum IAMSA, Richard Budihadianto di Jakarta seperti dikutip Antara, kemarin.

Karena itu, IAMSA sebagai organisasi dari perusahaan MRO (maintenance, repair, owrhaut) di Indonesia dengan 26 anggota aktif dari 58 perusahaan MRO, ndak memiliki data berapa total likuiditas kredit perbankan nasional pada sektor ini. "Kami hanya tahu untuk GMF saja tahun lalu, kami menerima US$10 juta dan semuan a untuk modal kerja," kata Richard yang iu.i CEO GMF AcroAsia, anak usaha PT Garuda Indonesia di bidang MRO.

Richard menambahkan, seiring dengan pertumbuhan sektor angkutan udara domestik dalam 10 tahun terakhir, pasar MRO domestik pada 2014 akan mampu diserap hingga US$1,2 miliar dari USS 2 miliar. "Artinya, itu hanya 50-60 persen dari total potensi yang ada dan selebihnya sekitar 40 persen masih akan terserap oleh MRO asing," katanya.

Richard menduga, ketidaktertarikan perbankan nasional pada sektor MRO karena perbedaan persepsi terhadap sifat dan karakter bisnis MKO di mata perbankan domestik. Dicontohkannya, asetmama MRO domestik ttu antara lain mesin dan peralatan MRO. tetapi mcnurut perbankan, hal itii tak bisa dijaminkan sebagai kolateral. "Mereka minta sertifikat lanah dan gedung," kata dia.

Padahal, modal kerja dan perputaran bisnis Ini, potensinya sangat besar, baik untuk menyerap modal maupun efeknya. "Setiap satu orang pekerja di bengkel pesawat, menimbulkan pekerja baru empat orang di sektor lain," ujarnya.

Tidak hanya itu, pertumbuhan bisnis MKO kt 1cpan juga memerlukan dukungan spm dan Infrastruktu] yang memadai. "Hingga 201-4, kami perkirakan kami momorluk.tn r.ooo pekeria, sementara i. sokan dari dalam negeri tidak sampai l.OOO per tahun," katanya.

Bustness Development

Group Head BNI, Ayu Sari Wulandari, menyadari fakta belum tertariknya perbankan nasional ke sektoi Ini "Mungkin karena tak kenal, Jadi lak sayang," katanya Kan aa Itu, , pe merintah dan otoritas pemerintah indonesia perlu relaksasi regu lasi terhadap sektor MRO di Indonesia, "Kendala teksil iii bisnis MRo im, menutu be lum ada regulasinya dj Mnk indonesia." kata dia Kepada pan MRO, mung kin perlu adanya sertifikasi, mutu ratiiui d.m regulasi yanimeiii.iil.ii. .umi perbankan mau memberikan rasflltas li kuiditas.

Entri Populer