" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Agribisnis andalan UKM di pasar global

Agribisnis andalan UKM di pasar global

Produk massal sulit bersaing dengan China
BISNIS INDONESIA

JAKARTA Kadin Indonesia mengungkapkan banyak kalangan dari pemerhati usahakecil dan menengah (UKM) dan perbankan menaruh harapan pada sektor agribisnis. Sebab, menurut Wakil Ketua Kadin Bidang UKM dan Koperasi, Sandiaga S. Uno, di China 40% produk nabati berasal dari. Indonesia. "Ini sebuah peluang sangat besar untuk merebut pasar di China," katanya kemarin.

Dia mengatakan untuk itu pelaku UKM dalam negeri supaya tidak berfokus pada produk massa], sebab tak akan mampu bersaing karena biaya produksi yang tinggi. Biaya produksi tinggi tersebut, lanjutnya disebabkan oleh infrastruktur yang tidak mendukung dan akses permodalan. "Pelaku UKM sekarang butuh mesin produksi yang harus didatangkan dari luar."

Selain bidang agribisnis, yang cukup potensial merebut pasar di China adalah produk kerajinan dari bambu dan rotan, "Kami sudah survei produk rotan dan bambu dari Indonesia di China mencapai 30%." Untuk itu, Sandiaga melihat sebagai peluang yang cukup potensial menjadi pemain utama dalam perdagangan bebas Asean-China (ACFTA). "Kalau untuk industri mainan dan sejenisnya lebih baik ditinggalkan karena tak akan mampu menyaingi China," katanya.

Saat disinggung dampak ACFTA setelah diberlakukan, dia menemukan produk tekstil dalam negeri kalah bersaing di wilayah timur Indonesia terutama di Sulawesi produk tekstil China sudah menang 30% di pasar domestik.
Untuk itu, bagi pelaku UKM yang menggunakan mesin dan karyawan banyak dibutuhkan revitalisasi mesin agar bisa produktif.

Berniat ekspansi Dalam survei yang dilakukan HSBC, Sandiaga menemukan sekitar 20% pelaku UKM berniat ekspansi ke luar negeri dalam waktu 2 tahun ke depan. Dia mengingatkan supaya pelaku UKM tidak lagi berkonsentarsi menciptakan barang murah, tetapi menciptakan ba-rang yang memiliki kualitas tinggi sebab masyarakat Indonesia mengalami kenaikan pendapatan per kapita.

"Ini bisa menjadi arahan UKM menciptakan barang kualitas dan bersegmen kelas menengah ke atas," katanya.Sementara itu, untuk mengatasi akses permodalan supaya lebih membantu pegiat UKM diperlukan kebijakan dari Bank Indonesia (BI) untuk mengatur tingkat suku bunga yang berkisar 16% diturunkan dan membuat aturan supaya debitur tidak hanya dituntut memiliki agunan untuk memperoleh kredit. Menurut Senior Vice President Head of TVade and Supplay Chain HSBC Indonesia Vincent C. Sugianto, bank tersebut belum bisa menerapkan jaminan nonagunan sebab anjuran dari BI belum memungkinkan. "Kami ingin ada aturan yang mengatur pemberian kredit ke debitur UKM," katanya kemarin.

Dia optimistis pelaku UKM dapat bersaing di pasar China mengingat berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor Indonesia ke China awal tahun ini naik 138%, sedangkan impor naik. 55%.Ekspor ke China juga semakin terbuka lebar sebagai pasar potensial sebab sekarang negara berpenduduk terpadat di dunia itu menjadi tujuan ekspor kedua di dunia setelah Jepang.

Selain itu, sekarang terjadi pergeseran pasar global yang mana pasar paling berkembang berada di intra Asean. "Apa lagi sekarang Vietnam dijuluki The Next China, ini bisa kita manfaatkan." Sementara itu, SVP Business Banking HSBC Indonesia Jefrey C. Tjoeng mengatakan pertumbuhan debitur UKM bank itu tahun ini akan meningkat sekitar 30%, sebab berdasarkan pengalaman sebelumnya rata-rata peningkatan debitur 30%-50%.

Dia menambahkan hal tersebut cukup didukung oleh permintaan BI yang menargetkan pertumbuhan debitur UKM mencapai 20% setiap tahunnya. Untuk memberikan dorongan ke debitur, HSBC memberikan solusi Internet banking melakukan transaksi bisnis dengan biaya US$5, sedangkan perbankan lainnya mengenakan biaya Internet banking transaksi transfer baik domestik maupun antarnegara berkisar US$30. Selain itu, pelaku UKM juga akan difasilitasi informasi mengenai perkembangan pasar internasional, sehingga mereka dapat melek pasar internasional serta peluang yang ada. oi) {redaksiSibisnis.m.idi

Entri Populer