" Status YM ""
ukm indonesia sukses

Omset Besar Bisnis Kue Kering

>>>>Omset Besar Bisnis Kue Kering

Kue kering atau yang biasa dikenal dengan istilah cookies bisa dibilang bisnis yang tak pernah kering. Jenis kue ini sering menjadi primadona pada saat-saat hari raya keagamaan terutama lebaran. Karakter kue yang tahan lama hingga berbulan-bulan membuat kuekering selalu dicari orang.

Kisah sukse berbisnis kue kering dialami oleh Dedi Hidayat dan istrinya Diah Susilawati, dengan bermodal Rp 2 juta pada saat memulai bisnis di tahun 1996 lalu, kini dua orang ini menjadi pengusaha sukses dengan omset hingga Rp 15miliar pertahun.

Melalui bendera J C yang merupakan kependekan kata dari 2 nama putra-putrinya yaitu Jody dan Cindy (J C), Dedi dan Diah meretas bisnis kue kering atau jenis roombutter.Kisah awalnya, Dedi menuturkan kepiawaian sang istri yang pintar membuat kue menjadi titik cerah usahanya, meskipun dia mengakui keterampilan sang istri tidak muncul begitu saja, melainkan muncul setelah rajin mengikuti kursus dan rajin melakukan eksperimen membuat kue.

"Waktu krismon 1997 lalu jenis-jenis roti kurang diminati, saya melihat ada peluang di kue kering," kata Dedi saat ditemui di pabriknya Bandung akhir pekan lalu.Hingga sampai saat ini setidaknya ia telah mampu, membuat 54 jenis kue kering roombutter yang telah dipasarkan di dalam negeri maupun di ekspor ke Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.

"Produk kita sudah masuk ke Singapura, sejak setahun lalu karena ikut pameran," ucapnya.

Dibantu oleh kurang lebih 400 karyawannya bisnisnya semakin menggeliat terutama memasuki bulan-bulan puasa dan lebaran. Bahkan ia memperkirakan bisnisnya pada tahun ini akan mengalami kenaikan hingga 35% dari tahun sebelumnya.

Untuk menghadapi lebaran tahun ini saja, ia mengatakan modal kerja yang diperlukan mencapai Rp 8 miliar, khusus untuk memenuhi pasokan Bandung dan Jakarta, sehingga ia memperkirakan omset per tahunnya mencapai sekitar Rpi 3-15 miliar.

"Jadi laba bersih sekitar Rp 3 miliar, atau brutonya Rp 4 miliar," imbuhnya.

Dikatakannya tantangan bisnisnya sampai sekarang ini adalah masalah pengemasan atau packaging, khususnya untuk kue kering yang akan diekspor ke luar negeri. Pengemasan sangat penting dalam menjaga kualitas produknya.

Sementara itu Jodi Janitra, salah seorang putra Dedi mengatakan tantangan bisnis kedua orang tuanya kedepan antara lain mengembangkanusaha ini menjadi waralaba meski untuk mencapainya tidak lah mudah terutama dalam menjaga kualitas adonan kue kering dan kualitas kontrol. Saat ini saja, lanjut Jodi, permintaan kue kering J C sangat tinggi khususnya memasuki masa lebaran yang bisa mencapai 4000 toples per hari sedangkan kalau hari biasa hanya mencapai 100-200 toples per hari.

Tawarkan Keagenan J C Meski belum masuk dalam status usaha waralaba, J C tawarkan konsep keangenan sebagai distribusi produk-produk J C. Dimana para calon agen terbagi menjadi dua yaitu agen biasa dan agen khusus.

Menurut Dedi, sampai saat ini J C telah mengantongi 7 keagenan khusus diantaranya 1 di Batam dan 6 agen di Jakarta, sedangkan untuk agen biasa sudah mencapai 1000 lebih yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Kalau mau jadi agen biasa itu minimal pembelain 30 lusin (toples) atau Rp 13 juta, untuk agen khusus Rp 400 juta sebanyak 1000 lusin," imbuhnya, (lir)

Mengatasi Kesulitan Dalam Membuka Usaha

>>>>>Mengatasi Kesulitan Dalam Membuka Usaha

NERACA - Sebagian besar orang masih merasa sulit untuk menjalankan sebuah usaha. Berbagai alasan selalu menjadi penghalang mereka untuk mulai melangkah membuat usaha. Berikut tip mengatasi kesulitan dafam membuka usaha yang sering dijadikan sebagai alasan banyak orang untuk memulai usaha.

1. Mengatasi kesulitan modal. 8anyak orang yang ingin membuka usaha, namun tidak adanya modalselalu menjadi hambatan bagi mereka untuk mencoba peluang usaha yang ada. Untuk mengatasi kesulitan modal, Anda dapat mencari partner kerja atau mengajukan pinjaman kepada beberapa lembaga keuangan yang melayani masalah permodalan usaha maupun meminjam pada kerabat Anda yang dapat membantu.

Sebelum Anda mengajukan pinjaman maupun mencari partner kerja, sebaiknya buat proposal usaha dengan rincian modal yangdibutuhkan. Sehingga calon partner kerja maupun kerabat Anda yang ingin memberikan bantuan modal, lebih percaya serta tidak ragu lagi dengan usaha yang akan Anda jalankan.

2. Mengatasi masalah krisis skill maupun percaya diri. Selain kesulitan modal, kurangnya skill membuat seseorang merasa tidak percaya diri untuk memulai sebuah usaha. Untuk meningkatkan rasa percaya diri Anda untuk membuka usaha sesuai skill Anda, pertama - tama tulis prestasi atau kelebihan yang ada pada diri

Anda. Jika sudah mengetahui skill Anda di bidang tertentu, Anda tinggal meningkatkan kemampuan dengan belajar dari buku, belajar melalui orang yang lebih ahli atau bisa juga belajar dengan mengikuti beberapa kursus. Jika skill Anda masih kurang, tidak perlu berkecil hati karena Anda juga bisa menggandeng partner atau mencari SDM yang terampil dan sudah ahli di bidang tersebut. JadiAndadapat menjalankan usaha sekalian belajar meningkatkan skill Anda.

3. Mengatasi masalah jaringanuntuk pemasaran. Kesulitan berikutnya yang sering dihadapi para pelaku bisnis adalah kurangnya jaringan sehingga pemasaran yang dilakukan pun juga terbatas. Sebaiknya untuk membangun jaringan, Anda bisa memulainya dari orang - orang yang sering berinteraksi dengan Anda. Mulai dari rekan kerja, tetangga, kerabat, maupun relasi - relasi kerja yang pernah menjadi partner Anda. Tawarkan kelebihan dan prospek usaha Anda, agar mereka bersedia menjalin kerjasama dengan bisnis

Anda.

4. Mengatasi rasa takut akan adanya kegagalan. Kegagalan dan kerugian menjadi momok besar bagi para pelaku usaha, jika Anda tidak berani melawan rasa takut tersebut maka usaha Anda tidak akan berkembang. Lawan rasa takut itu dengan melakukan apa yang Anda takutkan, jalankan usaha Anda dengan fokus dan ketekunan Anda. Karena segala tantangan dan hambatan dalam menjalankan usaha dapat diselesaikan jika Anda fokus dalam menjalankan usaha Anda.

  INFO PASAR SENI LUKIS INDONESIA:http://artkreatif.net/

Kini, Entrepeneur adalah Sebuah Keniscayaan

>>>>>>Kini, Entrepeneur adalah Sebuah Keniscayaan

Semasa kecil, sebagian besar kita pasti kerap ditanyakan, "Kalau besar ingin menjadi apa? Dokter,Insinyur,atauPresiden?".Tentu jarang diantara kita yang ditanyakan, "Ingin menjadi pengusaha apa kelak?". Celakanya, pertanyaan tersebut tidak hanya dilontarkan oleh orang tua tetapi orang sekitar, bahkan guru-guru di sekolah. 

Dan, ternyata secara tidak sadar pertanyaan ini akan menggerus jiwa entrepreneur atau kewirausahaan kita bahkan sejak masih bali ta.akui umat islam tidak banyak tahu dan tidak menauladani bagaima­na Muhammad ketika muda (40 tahun). Pada usia 17 tahun, Muhammad sudah melakukan perniagaan bahkan ia sudah mandiri. Penjagaannya di lakukan dari pasar ke pasar di wilayah seperti Yaman, Syiria, Habasyah, Jorasy, Tahamah, Sofa, Bahrain, Madinah dan seantero jasirah arab lainnya.

Hasilnya,kekayaanMuhammad saat itu sangat berlebih. Bahkan di­katakan ketika Muhammad usia 25 tahun, iamelamarKhadijahdengan 20 ekor unta muda. Dan, unta ter­sebut jika dinilai dengan uang per ekor 20 juta. Sehingga mahar Muhammad jika dirupiahkan se­kitar 400 juta rupiah. Luar biasa!

Sejarah yang disampaikan ini tentu sangat memotivasi. Maka dengan seminar ini, diharapkan entrepreneur akan menjadi tum­buh bahkan menjadi budaya di Indonesia. Sementara itu seminar ini dihadiri oleh sekitar 200. Me­reka terdiri dari guru-guru, dosen-dosen dan siswa-siswi SMA dansederajat.

Para peserta tampak antusias mengikuti seminar. Salah satunya adalah guru dari SMAN27 Jakarta, Drs. Lina Kusumaastuti. Menurut Lina, ia sangat tergugah untuk menjadi entrepreneur setelah mengikuti acara ini. "Saya se­karang "sedang berfikir, peluang usaha apa yang bisa saya kerjakan, " tukasnya. Karena saya berfikir bahwa sebenarnya banyakhalyang bisa dikerjakan mejadi usaha se-lainmengganrungkandirimenjadi PNS.Menurutnyaselainmendapat tambahan pendapatan, usaha ter­sebut dapat menjadi gantungan untuk masa pensiun.

Selain sebagai ancang-ancang dirinya menjadi pengusaha, Guru Geografi ini juga tengah mem­persiapkan ilmu entrepreneur ini ditularkan pada anak didiknya. "Mungkin dalam waktu dekat ini, saya akan segera menyampaikan pada kepala sekolah bagaimana caranya jiwa enterepeneur ini di­kembangkan di sekolah," ungkap Lia dengan mantap.latikuntariyinfolirektur Bina Sarana Infor­matika (BSI), Naba Aji Notqseputro, menegaskan inilah sebab utama, mengapa jum­lah entrepreneur Indonesia sangat minim dibanding dangan negara lain. Naba menuturkan paradigma yang kurang tepat tersebut tidak dapat dilepaskan dari historis bangsa Indonesia yang terus me­nerus dijajah oleh bangsa asing. "Bangsa kita sejak ratusan tahun yang lalu memang dibentuk men-talnya Tianya untuk menjadlpe-kerja.Bukan pengusaha," terang Naba dalam Seminar Nasional En-trepreneurship pada Sabtu, (19/2) lalu di Hotel Acacia Jakarta.

Naba menegaskan minimnya jumlah entrepreneur menyebab­kan kondisi bangsa Indonesia sam­pai sekarang masih miskin. "Pada­hal dari segi sumber daya alam kita sangat kaya. Namun karena dari segi SDM yang mengolah kurang maka SDA tersebut tidak dapat di­nikmati dengan maksimal, "ung­kapnya.

Padahal sesuai dengan pen­dapat para ekonom, Naba meng­ingatkan bahwa negara kuat ada­lah negara yang telah memiliki se­tidaknya 2% entrepreneur dari seluruh jumlah penduduk. Se­dangkan menurut data terakhir, jumlah entrepreneur di Indonesia baru sekitar 0,18 persen dari selu­ruh jumlah penduduk. Praktis ini masih sangat jauh dari standar mi­nimal dua persen dari jumlah pen-dudukdanjuga jauh dibandingkan dengan negara lain. Tercatat jumlah entrepreneur di Amerika adalah 11% dari jum­lah penduduk, jumlah entrepreu-ner di Singapura mencapai 7 % dari jumlah penduduk. Dan, terbukti, negara yang memiliki entrepre­neur tinggi, akan tumbuh menjadi negara yang kuat.

Dan, pertanyaan selanjutnya adalah apakah Indonesia sudahterlambat untuk memulainya? "Belum," tegas Naba. Menurut Na­ba, masih ada kesempatan untuk menumbuhkan entrepreneur di Indonesia. "Dengan catatan ada beberapa hal yang harus diper­hatikan," ungkapnya. Diantaranya mengubah kultur masyarakat, dengan cara menanamkan jiwa entrepreneur sejak kecil. "Maka­nya dalam seminar entrepreneur kali ini, kita melibatkan guru, do­sen dan siswa. Harapannya,mereka akan menjadi agen menanamkan jiwa entrepreneur bagi murid ataupun mahasiswanya/ ungkap Naba.

Di samping itu, menurut Naba, Pemerintah juga harus memberi­kan ruang yang cukup untuk me­numbuhkan entrepreneur di Indo­nesia. Caranya adalah dengan mengambil kebijakan yang ber­pihak pada UKM. Ia menilai sam­pai saat ini, keberpihakan peme­rintah terhadap tumbuhnya entre­preneur Indonesia masih kurang. "Saya melihat masih banyak ke­bijakan yang kurang memihak. Contohnya banyak pasar tradi­sional yangdigusur, izin usaha yang masih sulit dan lain-lain," terang­nya.

Entrepreneurship Ajaran Rasulullah

Sementara itu, seminar yang yang bertema "Muda Jadi Peng-usahajua Kaya Raya, Mati Masuk Surga " tersebut dihadiri oleh se­jumlah pembicara. Diantaranya adalah Valentino Dinsi. Ia adalah guru entrepreneur Indonesia yang sekaligus penulis Buku Best Seller "Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian. Pembicara lain ada­lah Marius Widyarto atau yang le­bih akrab dipanggil Mas Wiwied OwnerT-ShirtC59dan KH.Drs.Ali Sibromalisi,MA.

Dalam kesempatan tersebut Valentino Dinsi menyatakan tanpa ada satu alasan seseorang untuk tidak menjadi pengusaha. Karena suatu saal seseorang akan meng­alami kehilangan pekerjaan. "Satu hal yang saya jamin, suatu saat Anda pasti kehilangan pekerjaan apakah karena pensiun, dipecat atau perusahaan tempat Anda be­kerja bangkrut," ungkapnya.

Ia juga menyatakan, entrepre­neurship bisa dipelajari pada masa Kerasulan, khususnya pada masa usia Nabi 12-37 tahun. Hal senada juga dikatakan oleh Ali Sibromalisi, bahwa Nabi Muhammad SAW sesungguhnya adalah seoranfi salesman. 


 INFO PASAR SENI LUKIS INDONESIA:http://artkreatif.net/ 

Entri Populer