" Status YM ""
ukm indonesia sukses

Berbagi Semangat Lewat Kaus

Riawan Tamin (26), anak muda berdarah Tionghoa ini, sukses membangun bisnis kaus sambil berbagi semangat positif dan membangun kecintaan terhadap Indonesia.ont focus on problem, focus on the solution," kalimat itu tertulis apik di kaus warna kuning sangat menarik perhatian.

"Lewat bisnis kaus, saya Ingin memprovokasi orang untuk berpikir positif." ujar Riawan Tamin, pemilik usaha baju kaus merek "Grin" saat memulai percakapan dengan Warta Kola di rumahnya di Kompleks Taman Duta Mas. Jakarta Barat, beberapa waktu lalu. Riawan menyodorkan tema itu untuk menjadi inspirasi bagi pemakai kaosnya. Misalnya, dalam menghadapi masalah setiap orang harus memberikan respons positif. Dalam arti tidak fokus pada masalahnya tapi fokus pada solusinya.

Saat ini, katanya, dia membuat beragam kaus, tapi dengan tema dan desain beragam, unik, serta khas. Produk-produk Itu meliputi kaus distro, kaus keluarga, dan kaus dengan tema Indonesia.Baju kaus Itu, kata Riawan, didesain sendiri dengan dibantu dua desainer yang bekerja dengannya. "Kaus Itu saya produksi secara outsourching di Jakarta dan Bandung. Lalu, dipasarkan lewat internet," katanya.Riawan memiliki dua website, yakni www.bqjukehxargaku.com dan www.grin-clothing.com. Di luar itu, pria yang baru melepas masa lajarignya pada Desember 2009 ini Juga memasarkan produknya lewat situs www.kaskus.com.

Terkait dengan Isu Itu, Riawan bergabung dengan gerakan Indonesia Unite (sebuah komunitas yang menggelorakan semangat cinta Indonesia). Dia membuat link dengan website www.lndonesia Unite.com Tidak disangka kegiatan itu membuahkan bisnis bagi Riawan.

"Ada 6.000 simpatisan yang pesan kaus. Itu kemudian Jadi basis bisnis kami," ujar alumnus Teknik Informatika Universitas Pelita Harapan Ini.Dari sharing lewat mills. Riawan sering mendapat ide kreatif. "Seseorang bertanya kenapa kita nggak punya kaus dengan lambang dan bendera Indonesia. Sebab, mereka yang sekolah atau sering bolak-balik ke luarnegeri butuh kaus seperti Itu," katanya.

Disomasi

Riawan memulai bisnis sejak dua tahun lalu. Sebelumnya dia menggeluti bisnis lain, di antaranya mulai dari studio tari dan bisnis online www.rumahku. com, sebuah web directory berisi produk kebutuhan rumah. "Saya terjun ke bisnis karena semua lamaran kerja yang dikirim, tidak ada (perusahaan-Red) yang menjawab," katanya.Studio tari dan www.rumahku.com dibangun dengan modal dari ayahnya.Djunaidy Tamin yang memiliki toko lampu hias di Pinangsla, Jakarta Kota. Sementara ibunya. Llm Sloc Lin, menekuni bisnis saniter dekat toko milik Djunaidy.

Usaha kursus tari Hip Hop yang dibangun Riawan bersama teman-teman tak bertahan lama. Lalu. Riawan beralih ke bisnis kaus. Awalnya sih sederhana saja. Riawan beli barang di Pasar Tanahabang lalu barangnya dipotret dan dipasarkan lewat www.kaskus.com. "Awalnya, tidak langsung jalan. Tiga sampai empat bulan, tidak ada penjualan. Dari situ, saya belajar untuk mencari tahu barang-barang yang disenangi pasar.

" ujarnya.Keinginan untuk memproduksi sendiri kaus muncul karena seringkali terjadi kelangkaan barang di Pasar Tanahabang. "Saat kita mau order lagi, barangnya sudah tidak ada," kata Riawan.

Namun kaus yang diproduksinya pada tahap awal belum seperti desain yang dikembangkan sekarang. Riawan masih mendompleng nama tokoh kartun terkenal. Karena mendapat somasi, akhirnya dia fokus mengembangkan desain sendiri.Untuk mengembangkan pasar. Riawan mengembangkan web sendiri pada pertengahan tahun 2009. selain membangun brand sendiri. "Merek Grin yang berarti senyum lebar, memiliki makna yang dalam. Kalau kita selalu tersenyum menjalani hidup, maka sebetulnya kita sedang menarik hal-hal positif masuk ke dalam kehidupan kita," ujar Riawan.

Pria kelahiran Medan, 5 Agustus 1984, mengaku, memulai bisnis kaosnya dengan modal sekitar Rp 300.000. "Saya pakai uang sendiri untuk memulai bisnis baru. Sebab, saya sudah malu minta modal kepada orangtua," ujar Riawan.Saat Ini, bisnis Riawan sudah naik tangga dengan omset Rp 80 Juta hingga Rp 100 Juta per bulan. "Inilah momentum bagi saya untuk konsolidasi, agar ke depan bisa berkembang lebih cepat. Salah satu bidang yang dibenahi adalah membuat sistim bisnis yang soild." ujar Riawan.

Sekolah Bisnis Menjanjikan Gaji Tinggi

MENJADI seorang manajer perusahaan merupakan impian banyak orang. Berbagai cara dilakukan agar bisa mendapatkan posisi tersebut, termasuk memilih jurusan dan sekolah bisnis terkemuka di dunia. Nah, melihat banyaknya peminat di bidang ini, sejumlah perguruan tinggi internasional kini menyediakan pendidikan bisnis jarak jauh.

Salah satu perguruan tinggi yangbanyakmenjaditujuanmaha-siswa bisnis adalah University of Phoenix, Amerika Serikat (AS). Perguruan tinggi ini bisa menampung hingga ribuan mahasiswa program master bisnis. Oleh sebagian mahasiswa reguler, mengambil kuliah jarak jauh terkadang dipandang sebelah mata. Tetapi, peminatnya tetap saja tidak sedikit. Di India misalnya jumlah mahasiswa programmanagementbusi-ness administration (MBA) jarak jauh mencapai angka jutaan mahasiswa.


Menurut laporan Economist (24/02), ada dua macam studi MBA. Pertama, program bersifat demokratis dan terbuka tanpa mempertimbangkan lokasi wilayah, dan pengalaman kerja sebelumnya. Kedua, program yang agak tertutup dan lebih ketat. Mahasiswa program jarak jauh biasanya jarangme-miliki perubahan karier signifikan dibanding reguler karena kebanyakan hanya ingin bisa mengembangkan perusahaan milik sendiri atau tempat dia bekerja selama ini.

Salah satu contoh perguruantinggi yang menawarkan pendidikan jarak jauh adalah Instituto de Empresa (IE) Business School di Spanyol. Lembaga ini sudah menjalankan program jarak jauh selama 10 tahun dengan target segmen kalangan eksekutif yang berpengalaman kerja sekitar tujuh tahun atau karyawan yang sudah memiliki jabatan manajerial di perusahaan.

Menurut Direktur Program MBA IE Business School Gamaliel Martinez, pembelajaran MBA jarak jauh di lembaganya dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan dengan mahasiswa selama dua minggu pertama di Madrid. Kemudian selanjutnya dilakukan secara online selama enam bulan. Kemudian kelompok mahasiswa tersebut kembali mengadakan pertemuan selama dua minggu di Shanghai, China di tengah berjalannya program. Untuk enam bulan berikutnya, pola pembelajaran terpisah dengan sistem online. Di akhir pembelajaran, semua mahasiswa kembali berkumpul di Madrid untuk menyelesaikan perkuliahan.

Perbedaan yang mencolok antara kelas jarak jauh dan yang reguler adalah pertemuan tatap muka di kelas. Untuk menyiasati pertemuan, IE Business School menghindari interaksi secara real time karena lembaga ini memiliki mahasiswa dari 20 negara yang tentunya mempunyai perbedaan waktu yang signifikan. Mahasiswa biasanya memasuki forum diskusi pada waktu terbaik yang bisa dila-kukan. Diskusi yang dilakukan secara online terbukti bisa lebih hidup dan lebih dalam. Hal ini karena para mahasiswamempunyai waktu lebih longgar untuk berpikir dan memilih waktu yang paling memungkinkan.

Banyaknya orang memburu jurusan MBA salah satunya karena imej bahwa seorang ch ie/ executive officer (CEO) perusahaan harus lulusan jurusan ini. Tetapi, persepsi ini tidak seluruhnya benar. Menurut penelitian yang dilakukan Harvard Business Review (HBR) yang dipublikasikan Januari lalu, dari SO CEO terbaik dunia, sebagian besar tidak bergelar MBA. Untuk berhasil yang terpenting adalah niat dan kesungguhan untuk menjalankannya.

Riset ini menemukan bahwa peringkat 10 besar dari 50 CEO berkinerja terbaik dunia hanya empat orang yang memiliki latar belakang pendidikan MBA yakni John T Chamber CEO perusahaan teknologi informasi Amerika Serikat (AS) Cysco Systems yang telah menjabat sejak 1995 hingga sekarang.Chamber menempati posisi keempat dalam peringkat 50 besar CEO terbaik di dunia.

Lalu ada John C Martin yang memimpin perusahaan kesehatan AS Gilead Sciences sejak 1996 hingga sekarang. Sementara Steve Jobs, CEO perusahaan Apple yang dinobatkan sebagai CEO terbaik tahun ini, justru tidak memiliki latar belakang MBA.

Mi yang Jadi Langganan Petinggi

SELAIN mendatangkan kesuksesan secara finansial, bagi PakMintodan Ibu Waliyah, karier wirausahanya berhasil pula menghadirkan kebanggaan tersendiri. Sebagai penjual makanan, kebanggaan tertinggi tentu adalah pengakuan atas kelezatan hidangan yang diramunya.

Sebagai penjual nasi goreng dan mi Jawa, yang lebih dikenal dengan merek dagang"Nasi Goreng Cut Mut-hia",Waliyah mengatakan bahwa pelanggannyaberasal dari semua kalangan.Tak hanya masyarakat biasa, pelanggannya juga terdiri atas figur-figur terkenal di negeri ini.

Cukup banyak orang terkenal yang menjadi langganan mi Jawa buatannya. Namun, beberapa di antaranya paling diingat oleh Waliyah, yakni suami Presiden IV Republik Indonesia Megawati Soekarno Putrijaufik Kiemas, yang kini menjabat sebagai Ketua MPR. Waliyah mengenang,Tauf ik Kiemas sudah lama menjadi salah satu langganan setianya. Itu saja sudah membuatnya cukup bangga sebagai seorang penjual makanan biasa.

"Beliau sudah lama menjadi pelanggan. Sejak masih kuliah sudah sering makan di warung kami," kenangnya. Bahkan, kata Waliyah, kebanggaannya bertambah ketika Megawati Soekarnoputri menjadi presiden. Dia mengatakan, pada satu kesempatan, mereka diundang ke kediaman Megawati yang memang tidak jauh dari tempatnya berjualan, di daerah Menteng. Saat itu, Waliyah dan Minto dipercaya untuk menyediakan masakan nasi goreng dan mi goreng Jawa dalam rangka perayaan ulang tahun IbundaTaufik Kiemas.

Selain keluarga Megawati, lanjut Waliyah, pelanggan VIP lainnya berasal dari keluarga Presiden Soeharto. Waliyah menceritakan, keluarga Pak Harto juga menggemari masakan khas bercita rasa asli Jawa ini. Keluarga Pak Harto, kata Waliyah, pernah memesan mi Jawa dengan daging dan telur ayam kampung sebagai campurannya."Kalau nggak salah, tahun 1990-an, bulan puasa, juga diundang untuk masak di kediaman Pak Harto," tutur Waliyah.

Entri Populer