" Status YM ""
ukm indonesia sukses

UMKM Belum Optimal Manfaatkan Media Internet

Para pelaku UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) belum optimal melakukan penetrasi pasar melalui media internet. Padahal, cara tersebut berpeluang besar meningkatkan penjualan, karena saat ini tiga puluh persen dari jumlah masyarakat Indonesia sudah melek internet.

"Apalagi, saat ini semakin banyak perangkat yang bisa digunakan masyarakat untuk akses internet. Bisa menggunakan PC, laptop, sampai kepada handphone" ujar Direktur PT Blantika Zemesta (Blazzworld) Firman Nurimansyah, pada seminar "Optimalisasi Penjualan Produk UMKM dengan Menggunakan TI", di Bandung, Rabu (21/4).

Dikatakan, selama ini beberapa pelaku UMKM sudah ada yang memanfaatkan Internet dalam melakukan promosi. Namun, umumnya pemeliharaannya kurang baik, sehingga akhirnya menjadi tidak efektif.

Oleh karena itu, menurut Firman, pihaknya mencoba untuk menjembatani hal tersebut dengan membangun pelayanan terpadu berbasis internet untuk pemasaran produk-produk UMKM. Khusus di Bandung, pada tahap awal pihaknya melakukan kerja sama dengan dua ratus pelaku UMKM di Kota Bandung yang bergerak di sektor fashion, kerajinan tangan, dan makanan.

Sementara Manager Badan Promosi dan Pengelola Keterkaitan Usaha (BPPKU) Kota Bandung, Bambang Tris Bintoro mengatakan, dari hasil seleksi yang dilakukan, saat ini pihaknya baru mengajukan dua ratus UMKM mitra binaan mereka, untuk bekerja sama dengan Blazzworld. Hal itu berkaitan dengan kualitas produk yang baik, dan produksinya bisa berkelanjutan

Potensi Wirausaha di Indonesia Sangat Besar

Kewirausahaan di Indonesia belum sepenuhnya memberikan sumbangan yang positif bagi kecerdasan dan kesejahteraan bangsa. Padahal, potensi wirausaha Indonesia sangat besar terutama jika melihat data jumlah usaha kecil dan menengah yang ada.

"Sampai dengan tahun 2006, menurut data Biro Pusat Statistik (BPS), di Indonesia terdapat 48,9 juta usaha kecil dan menengah (UKM), menyerap sekitar 80 persen tenaga kerja, serta menyumbang 62 persen dari PDB (di luar migas). Data tersebut sekilas memberikan gambaran betapa besarnya aktivitas kewirausahaan di Indonesia dan dampaknya bagi kemajuan ekonomi bangsa, terutama pascakrisis moneter 1998," kata Praktisi Bisnis Jahja B. Soenarjo dalam orasi ilmiah pada acara wisuda Institut Teknologi Telkom (ITT), Sabtu (27/3), di Kampus ITT Jln. Telekomunikasi, Buahbaru, Bandung.

Jahja mengatakan, berdasarkan data hasil penelitian dari Global Entrepreneurship Monitor (GEM), pada tahun yang sama, di Indonesia terdapat 19,3 persen penduduk berusia 18-64 tahun yang terlibat dalam pe-ngembangkan bisnis baru (usia bisnis kurang dari 42 bulan). Angka ini merupakan yang tertinggi kedua di Asia setelah Filipina (20,4 persen), dan di atas Cina (16,2 persen) serta Singapura (4,9 persen).

"Namun di sisi lain, data BPS pada tahun yang sama juga menunjukkan terdapat 11 juta penduduk Indonesia yang masih menganggur dari 106 juta angkatan kerja, serta 37 juta penduduk Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan. Angka tersebut diperkirakan bertambah setiap tahunnya," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, 111 mewisuda 314 orang lulusan dari program studi pascasarjana, sarjana, dan diploma 3. Di antara para lulusan tersebut, terdapat 55 yang lulus dengan predikat cum laude, 5 dengan IPK tertinggi, serta 6 lulus lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan.

Rektor ITT Husni Amani mengatakan, perkembangan teknologi infokom yang cepat mengarah pada konvergensi teknologi telekomunikasi dan teknologi informasi. Kompetisi pun meningkat disertai berkembangnya kebutuhan pasar yang menyebabkan industri terus mengembangkan bisnisnya untuk memenuhi kebutuhan pasar infokom

Wirausaha Muda Bisa Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi

INDUSTRI yang berbasis pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu dapat mengangkat kesejahteraan serta menciptakan lapangan pekerjaan, dengan menghasilkan dan mengeksplorasi daya kreasi dan daya cipta individu.

Pemuda sebagai salah satu potensi masa depan memiliki tingkat kreativitas yang sangat tinggi. Mereka kerap menyalurkan kreativitas mereka dalam bentuk usaha jasa dan industri kreatif.Bisnis yang termasuk sebagai usaha jasa dan industri kreatif antara lain meliputi periklanan, arsitektur, penerbitan, percetakan, kerajinan, desain, musik, lukis, animasi, dan masih banyak lagi.

"Ke depan, sektor usaha ini cukup prospektif untuk ditekuni dan berpotensi go international, mengingat banyaknya sarana untuk promosi hingga ke mancanegara," kata Asisten Deputi Kader Kewirausahaan Pemuda Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga (Ke-menpora) Sukarno, beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, dalam upaya mendukung percepatan pertumbuhan dan pengembangan usaha kecil menengah (UKM), khususnya dari kalangan pemuda, dan untuk menyukseskan gerakan kewirausahaan pemuda di Tanah Air, Kemen-pora telah melakukan kegiatan promosi karya-karya wirausaha pemuda, membuka J.in membangun jaringan usaha sehingga dapat berperan dalam rangka membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kecenderungan wirausaha muda saat ini yang selalu ingin tampil berdikari dan kreatif menaruh keyakinan bagi kita bahwa mereka siap untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Sukarno.

Ia mengakui kegiatan-kegiatan sosialisasi wirausaha muda, melalui workslwp, gelar karya, hingga pemilihan wirausaha muda berprestasi sudah mendapatkan sambutan baik dari kalangan wirausaha muda.

Namun demikian, ke depan pihaknya akan terus melebarkan jaringan kerja sama agar capaian-capaian kreatif wirausaha muda saat ini bisa bertahan dan berkembang, bahkan jika perlu hingga menguasai pasar internasional."Promosi wirausaha muda harus terus dilakukan. Ini akan menjadi dorongan moral bagi mereka," kata Sukarno. (S-25)

Entri Populer