" Status YM ""
ukm indonesia sukses

Meraup Untung Dari Bisnis Voucher dan Seluler

06/01/2012
Meraup Untung Dari Bisnis Voucher dan Seluler


Jakarta - Pesatnya pertumbuhan industri, telekomunikasi menjadi pasar yang menjanjikan dan terlebih tingkat daya beli masyarakat yang tumbuh cukup signifikan menjadi pendukung pasar telekomunikasi berkembang pesat. Menyadari hal itu, PT Tiphone Mobile Indonesia berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk ekspansi lebih agresif lagi.


PT Tiphone Mobile Indonesia yang didirikan pada 25 juni 2008 lalu dinilai perusahaan yang cukup berkembang pesat. Berdasar-k.m prospektusnya, disebutkan jumlah modal dasar perseroan sebanyak 1000 saham dengan jumlah nominal Rp 1 miliar dengan modal ditempatkan dan disetor penuh Rp 600 juta atau 600 saham.

Seiring berjalannya waktu, ekspansi bisnis perseroan terus berkembang pesat dan termasuk mengakuisisi dua perusahaan distributor Telkomsel (PT Telesindo Shop) dan XL (PT Excel Utama Indonesia) dan kemudian berencana memperlebar kluster-kluster lain di seluruh Indonesia.

Disebutkan, dari 125 ribu jaringan yang mereka miliki, Ti-phone menargetkan tahun depan 2012 akan menjadi 250 ribu jaringan. "Pengelolaan dan pengembangan kluster yang kita kelola, melalui Telesindo Shop akan kita luaskan. Akan ada akuisisi lagi perusahaan distributor voucher, ladi kebutuhan dana Waran untuk modal di kemudian hari,"kata Direktur Pemasaran perseroan, David Tirta Wijaya.

Selanjutnya, niaiat un tukgopublic, perseroan menawarkan saham perdana [Initial Public Offering/lPO) pada kisaran Rp 310 per lembar. Dengan 2,67 miliar lembar yang disediakan, dana maksimum yang akan diraih mencapai Rp 900 miliar. Namun dalam prosesperjalanannya, perseroan mengurangi jumlah saham yang ditawarkan. Hui yang sama juga dengan target dana IPO dari awal Rp 700-900 miliar, kini turun menjadi menjadi Rp 418.5 miliar. Dampak turunnya jumlah saham yang ditawarkan dari 2,67 miliar lembar (40,08%) menjadi hanya 1,35 miliar lembar (25,23%).

Kala Direktur Keuangan Ti-phone Meiyati Jawijaya, 32% dari hasil IPO akan digunakan untuk capex tahun 2012 seperti penambahan jumlah toko, fasilitas kendaran untuk menunjang kinerja perseroan dan selebihnya untuk modal kerja perseroan.

Dia menuturkan, pasar telekomunikasi di Indonesia masih sangat besar dengan pertumbuhan sekitar 20% pertahun dan setiap tahunnya diperkirakan tumbuh sekitar 30 juta sampai 40 juta pelanggan baru disisi produk ponsel juga terus mengalami pertumbuhan signifikan dengan market size yang mencapai 60 juta sampai 70 juta per tahunya. Untuk total market share ponsel merek lokal saat ini sudah mencapai 40% dan sedangkan untuk tahun depan merek lokal masih berpotensi mengalami pertumbuhan sekitar 20% baik yang berasal dari pelanggan baru maupun dari pasar replacement yang diperkirakan mencapai sekitar 50% dari total penggunaan ponsel yang beredar setiap tahun.

Target di 2012

Pada tahun naga air ini, perseroan juga menarget-kan pendapatan Kp 8 triliun tahun 2012. Perseroan akan memaksimalkan bisnis distribusi voucher pulsa telepon genggam, distribution I servii e dan ontent.

Direktur Utama Ti-phone Garuda Sugardo mengata ;nn, dirinya optimis pendapatan tahun depan bisa tercapai dan hal ini seiring dengan kemajuan industri telekomunikasi, "Saat ini ponsel bukan lagi gaya hidup masyarakat, tetapi sudah menjadi kebutuhan dan hal ini akan mampu dongkrak penjualan perusaha-an,"katanya

Sebelumnya, dirinya juga optimis pendatan tahun 2011 diyakini akan tercapai Rp 6 triliun dan tahun depan bisa lebih agresif. Asal tahu saja, pertumbuhan industri selular dan pasar telekomunikasi Indonesia sangat tinggi. .Dengan rata-rata penambahan 40 juta pelanggan baru tiap tahunnya, merupakan potensi bagi perseroan pada penjualan handset atau jaringan distribusi voucher.

Sementara laba bersih pun ditargetkan meningkat dari Rp 170 miliar proyeksi 2011, menjadi Rp 220 miliar tahun depan. "Sales kita sampai dengan September sudah mencapai Rp 130 miliar. Kami yakin akan tercapai Rp 170 miliar," tegasnya.

Saat ini bisnis inti perseroan pada distribusi voucher yang telah mencakup hamper seluruh kota besar diindonesia, TSmemiliki 34 cluster sedangkan EU1 memiliki 25 cluster yang tersebar, cluster adalah kawasan kelola atau wilayah kerja yang telah disepakati bersama operator.

Perseroan melihat bahwa prospek penjualan perangkat telekomunikasi masih sangat menjanjikan baik untuk segmen mobile phone maupun smart phone, sementara dari distribusi voucher dan kartu perdana pun masih memiliki prospek yang menjanjikan juga seiring dengan peningkatan populasi penduduk Indonesia, perkembangan trend pemakai telepon selular sudah merambah kepada pemakaian data, dimana hal ini meningkatkan pemakaian pulsa ditelepon selular, hal ini juga akan meningkatkan pemakaian pulsa,

Sumber :Harian Ekonomi Neraca 


Proyek Didapat, Konsumen pun Semakin Dekat


Yuuk Liburan Disini Tempatnya 

06/01/2012
Proyek Didapat, Konsumen pun Semakin Dekat


JAKARTA. Maraknya proyek properti membawa berkah bagi perusahaan keramik. Namun kekatnya kompetisi mengharuskan pengusaha keramik punya trik pemasaran jitu agar produknya laku.Seperti yang dilakukan PT Usaha Kemitraan Mandiri, distributor keramik merek Claytan dan Primero. Perusahaan ini memilih menggandeng pengembang perumahan untuk memasarkan produknya seperti paket wastafel, keran, pipa, ilan kloset jong-kok/duduk.

Tentu ada gimmick yang ditawarkan. Direktiii 1 lama PT Usaha Kemitraan Mandiri Achmad Widjaja mengungkapkan, setiap pembelian paket keramik kamar mandi, mereka menawarkan jugajasa perawatan gratis selama enam bulan pertama. "Bila sudah enam bulan akan dikenakan biaya perawatan," katanya.

Achmad yakin, hanya de-ngan pelayanan yang baik konsumen bakal loyal. "Makanya kami memberi tambahan pelayanan berupa perawatan setelah keramik kami pasang," ujar dia.

Dengan cara seperti itu, ada kedekatan dengan konsumen. Dus, ini menjadi pintu bagi distributor keramik ini untuk menawarkan produk-produk lain kepada si pemilik rumah. Misalnya keramik lantai, keramik dinding, serta produk ke-ramki lain untuk mempercantik rumah.

Achmad mengatakan, sejauh ini ia masih menyasar para pengembang perumahan di kawasan Jakarta dan sekitarnya. Beberapa pengembang besar telah menjalin kerjasa dengan perusahaan ini. Ambil contoh, developer perumahan Delta Mas Cikarang, Grand Wisata Bekasi. Laguna dan Violet Bekasi.

Lewat cara ini, Achmad mengaku, hasilnya terbilanglumayan. Untuk satu proyek, perusahaannya bisa mendapatkan omzet Rp 1 miliar. "Sebulan saya bisa mendapat tiga proyek," katanya.

Selain menggandeng pengembang, PT Usaha Kemitraan juga membuat situs e-commerce itnmo.e-homedepo. com, demi memperluas pe-langgan. Di website, konsumen bisa memilih produk dan bertransaksi secara online. "Ini masih dalam proses penyempurnaan, saya investasi Rp 150 juta untuk buat situs itu," kata Achmad yang juga Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) itu.

Dari situs penjualan bahan bangunan ini, dia berharap bisa menggaet 10% dari pengguna internet di Indonesia yang saat ini mencapai 55 juta orang. Untuk sistem pembayaran, Achmad menggandeng Bank Mandiri dan Bank BCA.

Handito Joewono, pengamat pemasaran Arrbey Consultant menilai, jenis produk barang balian bangunan memang harus dgual langsung ke proyek. Manfaatnya supaya penjual bisa langsung mengetahui kebutuhan dari pelanggan. Bukan hanya itu, strategi pemasaran seperti itu juga akan mendekatkan perusahaan ke konsumen. "Strategi ini efektif dan tidak buang-buang energi," jelas Handito.

Yang penting, relasi ke pelanggan juga harus dilakukan secara baik. "Untuk satu orang konsumen pun kita harus layani dengan baik," imbuhnya

Sumber : Harian Kontan
Noverlus Laoli


Mengunci Laba dari Bisnis Kancing Kerang

06/01/2012
Mengunci Laba dari Bisnis Kancing Kerang


Cangkang kerang tidak lagi dianggap sebagai limbah. Para perajin kini banyak yang memanfaatkan cangkang kerang untuk dibuat kancing baju dan tas. Karena dianggap lebih ramah lingkungan banyak pembeli dari luar negeri, terutama Eropa tertarik produk kancing dari cangkang kerang itu. Permintaannya pun terus bertambah.

UMUMNYA kancing baju terbuat dari balian baku plastik. Namun, sekarang mulai banyak produk kancing baju dengan balian baku non plastik yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya, kancing baju dari-cangkang kerang.

Di tangan-tangan nan terampil, cangkang kerang yang biasanya dibuang percumadan menjadi limbah, bisa disulap menjadi produk dengan nilai ekonomi tinggi. Bahkan produk kancing dari cangkang kerang kini sudah melanglangbuana sebagai produk ekspor ke berbagai negara. Karena dianggap ramah lingkungan, produk kancing cangkang kerang tersebut ternyata cukup diminati pasar.


Salah satu pembuatnya adalah I Putu Darniaya Ia berbisnis kancing berbahan cangkang kerang dengan bendera PT Caspia Bali. Sejak 2001, ia menekuni bisnis ini. Menurut Dannaya, ada lima jenis cangkang kerang yang bisa diolah menjadi produk kancing. Yakni, cangkang kerang mutiara, Iola, wadung, mabe, dan trukus. Dari berbagai jenis cangkan kerang tersebut, kancing dengan kualitas terbaik biasanya terbuat dari bahan baku kerang mutiara

Balian baku cangkang kerang, ia beli dari para penangkar kerang. Dannaya biasanya membeli cangkang kerang itu dari penangkar kerang di daerah Bali dan Lombok dengan harga Rp 15.000 per kilogram (kg) untuk mutu cangkang paling rendah. "Setelah kami olah menjadi kancing, harganya dari Rp 100 satu in.ii sampai Rp 1.000 per biji," ujar Darmaya

Saban hari, Dannaya bisa memproduksi 300 kg hingga 400 kg kancing. Permintaan banyak datang dari pabrik garmen dan industri aksesoris skala rumahan di Jakarta, Yogyakarta, dan Semarang. Selain itu, Darmaya jugasudah mengeskpor produk kancing miliknya ke berbagai negara, seperti China, Italia, Jerman dan negara Eropa lain. "Omzet saya Rp 50 juta perbulan," imbuhnya

Pembeli dari Eropa paling banyak lantaran mereka sangat peduli dengan produk-produk yang ramah lingkungan. Mereka juga menilai kancing dari kulit kerang menjadi sangat artistik bila dipadukan dengan busana Maka itu, Darmaya bilang, permintaan kancing dari cangkang kerang ini dari para pembeli di Eropa terus meningkat.

Berkah memanfaatkan limbah cangkang kerang juga di-nikamti Ahmadun, perajin skala industri rumahan di Si tubondo, Jawa Timur. Sama seperti Dannaya, ia juga menyulap limbah cangkang kerang menjadi produk kancing baju dan tas, sejak tahun 2001 silam.

Bedanya, produk kancing baju Ahmadun belum sampai ke negeri orang. Ia hanya me-nyasar industri garmen dan aksesoris skala rumahan sebagai target pasarnya. Bahan baku cangkang kerang ia peroleh dari sekitar tempat tinggalnya. Dengan memakai peralatan yang sederhana, Ahmadun bisa menghasilkan 200 biji sampao 300 biji kancing baju dari cangkang kerang, dalam sehari.

Omzet yang ia raup memang belum sebesar Darmaya "Omzet saya hanya sekitar Rp 10 juta perbulan," imbuhnya. Toh, ia memiliki kepuasan tersendiri berbisnis kancing cangkang kerang ini. Bukan cuma mendapat penghasilan, tetapi setidaknya ia juga bisa membantu mengurangi limbah lingkungan.

Agar pendapatan semakin mengkilap, Ahmadun maupun Darmaya kini tak hanya menjual produk kancing baju dan tas saja. Tetapi juga berbagai macam pernak-pernik dan hiasan dinding. Tentu saja bahan bakunya tetap cangkang kerang. 


Sumber : Harian Kontan
Muhammad Yazid


Entri Populer