" Status YM ""
ukm indonesia sukses

HSBC Jembatani Pelaku Bisnis

Sosialisasi dan edukasi pada pelaku bisnis termasuk UKM merupakan kunci penting untuk mengatasi dampak-dampak negative yang sering dikhawatirkan sejak berlakunya ACFTA (ASEAN-China Free Trade Agreement). Hal itu dikatakan oleh Sandiago Uno, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang UMKM dan Koperasi dalam seminar yang diadakan HSBC yang bertema ASEAN-Free Trade Agreement-.Challenges and Opportunities di Jakarta pada 22 April 2010 lalu.

Hadir sebagai pembicara diantaranya Mark Emmerson, Head of Corporate Banking HSBC, Jeffrey C Tjoeng, Head of SME HSBC Muhammad Lutfi, pakar investasi dan perdagangan luar negeri , Suherman Wihardja, pengusaha, Sandiaga Uno, Wakil ketua Umum Kadin Indonesia bidang UMKM dan Koperasi.

Sandiago berpendapat jika tetap berpedoman pada offend is the defend dan melalui sosialisasi dan edukasi yang tepat maka para pelaku bisnis di Indonesia dapat lebih mempersiapkan diri secara matang dan memaksimalkan potensi mereka dalam menghadapi ACFTA.

Sedangkan Jeffrey C Tjoeng, Head of SME HSBC menilai bahwa ACFTA adalah tantangan untuk semuanya, sehingga untuk memanfaatkan moment tersebut, diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak. Ia juga berharap dalam seminar tersebut UKM Indonesia dapat terbantu dalam memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin dengan melihat potensi bisnis di luar negeri.

Sementara itu menurut survey yang dilakukuan HCBC terlihat dalam 2 tahun ke depan, 20% UKM berencana melakukan ekspansi keluar negeri. Namun ada sejumlah kendala yang dihadapi oleh para UKM dalam merambah bisnis luar negeri. Diantaranya Kondisi perekonomian yang tidak stabil (kredit, nilai tukar, tingkat suku bunga) mencapai 35%, kurangnya pengetahuan atau kontak dengan pasar luar negeri 25%, biaya untuk servis yang essensial seperti biaya pengiriman, logistik, dan penyimpanan, margin keuntungan yang tidak mencukupi 12%, kurangnya permintaan atas produk anda 12%, Peraturan Pemerintah 11% dan pembeli/ pemasok tidak menepati perjanjian perdagangan yang telah disetujui 5%.

Dalam hal ini HSBC memberikan solusi yang efektif untuk para pelaku bisnis. "Kendala-kendala tersebut dapat diselesaikan dengan memilih partner perbankan yang tepat. Misalnya, untuk kendala pertama (kondisi perekonomian tidak stabil), perbankan menawarkan solusi penukaran mata uang asing yang kompetitif. HSBC juga menawarkan bantuan untuk menghubungkan pengusaha lokal dan pengusaha di luar Indonesia dengan bantuan jaringannya di lebih dari 86 negara dan wilayah. HSBC juga menawarkan Business Vantage, account khusus bagi UKM yang dilengkapi dengan produk dan layanan berbiaya, " ungkap Devi Kususmaningtyas, Humas HSBC

RI usul produk UKM dilengkapi label halal

Potensi pasar virgin coconut oil besar


JAKARTA Indonesia mengagendakan produkmakanan UKM dilengkapi label halal internasional dalam forum pertemuan BIMP-EAGA yang dimulai hari ini dan berakhir 30 April di Kinabalu, Malaysia. I Wayan Dipta, Deputi Bidang Pengkajian dan Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi dan UKM, mengatakan selain mengagendakan peraihan sertifikat halal internasional, masih ada 2 bidang lain yang ingin dicapai Indonesia pada pertemuan tersebut.

"Dalam pertemuan The Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Phi-lippines East Asean Growth Area [BIMP-EAGA], kita menginginkan agar antarpelaku UKM seluruh anggota semakin memperat hubungan kerja sama," ujar I Wayan Dipta kepada Bisnis, kemarin. Selama ini sudah berlangsung kerja sama, namun bagi Indonesia kurang optimal karena masih banyak produk unggulan belum ter-eksplorasi pasarnya. Karena itu, Wayan akan mematangkan rencana kerja sama agar lebih maksimal.

Menurut dia, Indonesia memiliki potensi komoditas paling besar dan paling banyak dibandingkan dengan anggota BIMP-EAGA lainnya, sepertivirgin coconut oil (VCO), minyak sawit mentah (CPO), rumput laut, dan kakao.Di antara beberapa produk konsumsi, misalnya, minuman instan jahe, pasarnya masih di sekitar negara anggota serta Asia seperti China, Jepang, dan Korea Selatan. Indonesia menginginkan pasarnya lebih terbuka hingga ke kawasan Timur Tengah.

Belum bersertifikat Problemnya bagi Indonesia, karena produk itu belum mendapat sertifikat halal internasional yang dikeluarkan oleh negara-negara tujuan di Timur Tengah. Satu-satunya anggota BIMP-EAGA yang sudah mendapat label itu adalah Brunei. "Karena itu, kita ingin meman-faatan hubungan baik dengan Brunei Dasrussalam sebagai fasilitator untuk mendapatkan label halal internasional ke Timur Tengah," ungkap Wayan.

Hingga kini, komoditas jahe Indonesia ke Malaysia mencapai 1.000 ton per tahun. Dan potensi ini juga akan dikembangkan ke negara tujuan lain di luar BIMP-EAGA maupun Asia. Selain itu Brunei Darussa lam dan Malaysia juga berminat mengimpor daging sapi dari Indonesia. Untuk mengembangkan pasar tersebut, Wayan membawa rombongan kecil terdiri dari 10 pelaku usaha UKM dari Papua, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Barat. Keikutsertaan UKM tersebut dimaksudkan untukmemberi peluang kepada mereka melakukan kontak bisnis.

"Komoditas unggulan yang diusung UKM dari papua adalah kakao dan perikanan. UKM dari Kalimantan Barat mengunggulkan rumput laut, jahe, daging ayam, dan CPO. Komoditas unggulan dari Sulawesi Utara adalah coconut oil yang terdiri dari beberapa produk." Peluang komoditas VCO sebenarnya sangat potensial memasuki pasar ekspor ke Amerika Serikat maupun Eropa. Kendala menembus pasar yang besar tersebut, karena seti-fikasi standar atas produk VCO tidak mudah dikeluarkan negara tujuan.

Wayan menjelaskan Eropa dan Amerika Serikat sangat menyukai VCO maupun coconut oil, karena efek sampingnya bagi kesehatan sangat kecil dibandingkan dengan produk sejenis yang dibuat dari bahan baku kelapa sawit (CPO). Oleh karena itu, koperasi dan pelaku UKM sebagai produsen, harus diperkuat kinerja dan standar produknya untuk memenuhi persyaratan menembus pasar lebih besar ke kawasan Eropa maupun Amerika Serikat.

Perkuatan kualitas produksi maupun manajemen koperasi wajib dilakukan, dengan tujuan agar ekspor komoditas itu tidak lagi bergantung pada keberadaan perusahaan ekspor raksasa. "Sudah saatnya pelaku UKM mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai pelaku usaha tangguh." $nting.mwuhe@bisnis.co.id)

Jatim optimalkan gedung pameran

SURABAYA Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Jawa Timur menggandeng 15 institusi guna mengoptimalkan fungsi Gedung Pameran UKM dan Gedung Souvenir yang dibangun instansi tersebut, dengan sasaran mengembangkan akses pasar atas produk unggulan daerah itu. Ke-15 institusi itu adalah BUMN, BUMD, instansi pemerintah, asosiasi profesi dan lembaga kesenian.

Kepala Bidang Usaha Mikro Kecil Menengah Dinkop UMKM Jatim Moch. Hadiyanto mengatakan pertumbuhan sektor UMKM di provinsi itu cukup pesat dan hingga kini mencapai 4,2 juta unit, terutama bergerak di bidang industri kecil, sehingga perlu didukung dengan peningkatan akses pasar.

Menurut dia, salah satu upaya yang cukup strategis adalah menyiapkan gedung pameran dan gedung khusus produk suvenir dengan kegiatan secara terus-menerus (pameran tanpa henti), di mana fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM secara gratis. Dua unit gedung masing-masing berkapasitas 50 unit stan itu berlokasi di Surabaya Selatan telah dirampungkan pembangunannya pada Januari lalu, dan mulai dioperasikan pada 20 Mei mendatang yang akan diresmikan Menkop UKM Syarifudin Hasan.

"Kami menjalin kerja sama dengan 15 institusi guna mengoptimalkan fungsi Gedung Pameran UKM, di mana kerja sama tersebut berlangsung saling membutuhkan dengan orientasi mengembangkan sektor UKM," ujarnya kepada Bisnis, kemarin. Hadiyanto menambahkan kalangan BUMN akan mendukung pengoperasian Gedung Pameran UKM sesuai bisnis inti yang dijalankan, semisal Telkom membantu fasilitas teknologi informasi (perangkat keras dan lunak) guna meningkatkan sosialisasi tentang Internet kepada pelaku UKM.

Kalangan bank membantu pelatihan guna mengakses kredit sekaligus mengoperasikan fasilitas layanannya.Sementara itu, instansi pemerintah dan asosiasi profesi akan turut mempromosikan pengoperasian gedung kepada para turis, di antaranya fasilitas itu akan dijadikan salah satu tujuan wisata. Soalnya, gedung tersebut juga akan diisi tampilan aneka kesenian yang disiapkan oleh Dewan Kesenian Ja,wa Timur.

"Kami dulu sulit mencari mitra untuk mengembangkan UMKM, tetapi sesudah dibangun dua unit gedung dengan program kegiatan rutin, kini banyak yang mengajak kerja sama. Kami gandeng semuanya untuk meningkatkan kinerja UMKM." (K22)

Entri Populer