14/03/2012
Sukses Bisnis Bermodalkan Jaringan
Berlatar belakang pendidikan ilmu komunikasi, Tatat tak pernah menyangka kini memiliki perusahaan distributor alat-alat kesehatan. Sebelum menjalani bisnis di bidang distribusi alat-alat kesehatan, ibu satu anak ini merupakan direksi PT Kimia Farma. Ia tidak merasa eman-eman meninggalkan pekerjaannya yang sudah mapan demi membangun bisnis baru yang harus ia mulai dari nol. Ia justru menemukan ada tantangan sendiri. "Ingin tahu, mampu nggak sih," ujarnya.
Selama hampir tiga tahun menjadi direksi di BUMN yang bergerak di bidang obat-obatan, Tatat merasa banyak belajar. Ketika menjadi direksi, ia melihat Kimia Farma lebih berkonsentrasi kepada obat-obatan. Sementara itu, ia memandang, banyak pasar lain yang masihbisa digarap. "Misalnya, masker banyak yang nyari, ini peluang," ujar Tatat. Namun, BUMN yang dipimpinnya tidak memproduksi masker. Hal itu membuatnya melihat peluang dan tertantang membuat perusahaan di bidang distribusi alat kesehatan.
Dengan mantap, pada Juni 2009 Tatat mengundurkan diri dari jabatannya sebagai direksi dan meminta restu kepada orang tuanya untuk memulai bisnis. Beruntung, orang tuanya bersifat demokratis. Mereka tak keberatan Tatat menjajal hal baru. Berbekal uang pesangon ditambah tabungannya, Tatat bersama seorang teman mengumpulkan modal usaha se-nilai Rp 800 juta.
"Orang tua saya bukan pengusaha, jadi nggak punya modal gede. Untung saya punya banyak teman." Berbekal modal itu, ia mendirikan PT Ocean Medica Link dan menyewa kantor di daerah Kelapa Gading. Gudang tempat penyimpanan berada di kawasan industri Pulogadung, Jakarta. Tanpa bantuan dari kenalannya, Tatat merasa akan sulit memulai bisnis. Modal yang besar, hanya mungkin bisa ia dapatkan jika meminjam ke bank. Sementara itu, bank hanya bisa meminjami jika sebuah usaha harus sudah berjalan minimal dua tahun.
Menurut dia, dalam membangun bisnis, jaringan memiliki peranan yang sangat penting. Ia yang berpengalaman bergabung dengan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) selama 10 tahun merasa banyak dibantu oleh pertemanan. Namun, menurut dia, kredibilitas dan kemampuan merupakan hal lain yang menentukan dalam berbisnis. "Mau kita punya ja-ringan sebanyak apa, kalau nggak kredibel, orang tetap nggak trust," ujarnya. Itulah hal yang selalu ia pegang dalam membangun bisnis.
Di awal bisnis, ia menceritakan banyak rekanan yang dengan senang hati meminjamkan modal, membantu proses impor bahkan memberikan produk mereka untuk dijual terlebih dulu oleh Tatat. "Saya nggak punya jaminan apa-apa, tapi mereka kasih bantuan modal kerja hampir lima miliar rupiah, bantuin impor," ungkapnya.
Menurut wanita kelahiran 27 Desember 1965 ini, bantuan itu tak akan datang dengan serta-merta jika ia tidak memiliki kredibilitas. Ia mempercayai bahwa kesuksesan itu 70 persen, sisanya dari intelektualitas. Ia melihat banyak contoh orang yang memiliki banyak jaringan, namun karena nila setitik, orang lain menjadi kehilangan kepercayaan.
"Bagi saya, networking itu penting. Tapi di luar itu, kamu juga harus tunjukkan kalau kamu punya kemampuan. Tetapi di luar semua itu, doa orang tua yang paling penting," katanya.
Di awal usaha, Tatat memulai bisnisnya dengan menjadi subagen bidang kesehatan. Promosi produknya ia lakukan dengan menghubungi teman-temannya yang ada di daerah dan rumah sakit. "Jadi, benar-benar jualan." Perlahan, Tatat mencari mitra keagenan dari luar negeri.
Meskipun baru tiga tahun menjajal dunia bisnis, Tatat terbilang cukup cepat dalam perkembangannya. Di tahun 2011, PT Ocean sudah memiliki 30-an produk dengan dua merek milik sendiri. Sebuah produk masker yang diproduksi di Yogyakarta dan fur-niture alat-alat kesehatan yang diproduksi di Depok. Furniture, alat pemasang infus dan inkubator bayi.
Tatat mengungkapkan pada tahun ini ia ingin memantapkan perusahaannya untuk produk-produk habis pakai, seperti suntikan, furniture, dan alat kesehatan yang digunakan untuk paru-paru. Ketiga jenis produk itu yang ia harapkan bisa dikuasai oleh perusahaannya.
Meskipun terbilang cukup sukses, sebagai perusahaan baru Tatat merasa perusahaannya harus bekerja ekstra keras untuk bisa mendapatkan pelanggan baru. Jika bertarung dengan perusahaan lain, ia mengakui banyak produk kesehatan yang leading scctor-nya sudah dikuasai merek lain. Pada 2012, PT Ocean Medica Link akan mengembangkan pabrik kantong darah di Serang, Banten. Pabrik baru ini bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia yang rencananya akan dibangun dengan investasi senilai Rp 70 miliar
Tatat juga seorang pengajar. Ia mengajar di jurusan ilmu komunikasi di salah satu universitas swasta. Dengan berbagai kesibukannya, ia selalu menyempatkan waktu untuk berlibur bersama anaknya yang kini sedang berkuliah di Jerman.
Dengan mantap, pada Juni 2009 Tatat mengundurkan diri dari jabatannya sebagai direksi dan meminta restu kepada orang tuanya untuk memulai bisnis. Beruntung, orang tuanya bersifat demokratis. Mereka tak keberatan Tatat menjajal hal baru. Berbekal uang pesangon ditambah tabungannya, Tatat bersama seorang teman mengumpulkan modal usaha se-nilai Rp 800 juta.
"Orang tua saya bukan pengusaha, jadi nggak punya modal gede. Untung saya punya banyak teman." Berbekal modal itu, ia mendirikan PT Ocean Medica Link dan menyewa kantor di daerah Kelapa Gading. Gudang tempat penyimpanan berada di kawasan industri Pulogadung, Jakarta. Tanpa bantuan dari kenalannya, Tatat merasa akan sulit memulai bisnis. Modal yang besar, hanya mungkin bisa ia dapatkan jika meminjam ke bank. Sementara itu, bank hanya bisa meminjami jika sebuah usaha harus sudah berjalan minimal dua tahun.
Menurut dia, dalam membangun bisnis, jaringan memiliki peranan yang sangat penting. Ia yang berpengalaman bergabung dengan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) selama 10 tahun merasa banyak dibantu oleh pertemanan. Namun, menurut dia, kredibilitas dan kemampuan merupakan hal lain yang menentukan dalam berbisnis. "Mau kita punya ja-ringan sebanyak apa, kalau nggak kredibel, orang tetap nggak trust," ujarnya. Itulah hal yang selalu ia pegang dalam membangun bisnis.
Di awal bisnis, ia menceritakan banyak rekanan yang dengan senang hati meminjamkan modal, membantu proses impor bahkan memberikan produk mereka untuk dijual terlebih dulu oleh Tatat. "Saya nggak punya jaminan apa-apa, tapi mereka kasih bantuan modal kerja hampir lima miliar rupiah, bantuin impor," ungkapnya.
Menurut wanita kelahiran 27 Desember 1965 ini, bantuan itu tak akan datang dengan serta-merta jika ia tidak memiliki kredibilitas. Ia mempercayai bahwa kesuksesan itu 70 persen, sisanya dari intelektualitas. Ia melihat banyak contoh orang yang memiliki banyak jaringan, namun karena nila setitik, orang lain menjadi kehilangan kepercayaan.
"Bagi saya, networking itu penting. Tapi di luar itu, kamu juga harus tunjukkan kalau kamu punya kemampuan. Tetapi di luar semua itu, doa orang tua yang paling penting," katanya.
Di awal usaha, Tatat memulai bisnisnya dengan menjadi subagen bidang kesehatan. Promosi produknya ia lakukan dengan menghubungi teman-temannya yang ada di daerah dan rumah sakit. "Jadi, benar-benar jualan." Perlahan, Tatat mencari mitra keagenan dari luar negeri.
Meskipun baru tiga tahun menjajal dunia bisnis, Tatat terbilang cukup cepat dalam perkembangannya. Di tahun 2011, PT Ocean sudah memiliki 30-an produk dengan dua merek milik sendiri. Sebuah produk masker yang diproduksi di Yogyakarta dan fur-niture alat-alat kesehatan yang diproduksi di Depok. Furniture, alat pemasang infus dan inkubator bayi.
Tatat mengungkapkan pada tahun ini ia ingin memantapkan perusahaannya untuk produk-produk habis pakai, seperti suntikan, furniture, dan alat kesehatan yang digunakan untuk paru-paru. Ketiga jenis produk itu yang ia harapkan bisa dikuasai oleh perusahaannya.
Meskipun terbilang cukup sukses, sebagai perusahaan baru Tatat merasa perusahaannya harus bekerja ekstra keras untuk bisa mendapatkan pelanggan baru. Jika bertarung dengan perusahaan lain, ia mengakui banyak produk kesehatan yang leading scctor-nya sudah dikuasai merek lain. Pada 2012, PT Ocean Medica Link akan mengembangkan pabrik kantong darah di Serang, Banten. Pabrik baru ini bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia yang rencananya akan dibangun dengan investasi senilai Rp 70 miliar
Tatat juga seorang pengajar. Ia mengajar di jurusan ilmu komunikasi di salah satu universitas swasta. Dengan berbagai kesibukannya, ia selalu menyempatkan waktu untuk berlibur bersama anaknya yang kini sedang berkuliah di Jerman.
Sumber: Harian Kontan
c23 ad irwan kelana