" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Punya Nilai Jual Lebih Tinggi, Salak Madu jadi Favorit Petani

Punya Nilai Jual Lebih Tinggi, Salak Madu jadi Favorit Petani

20/03/2012
Punya Nilai Jual Lebih Tinggi, Salak Madu jadi Favorit Petani


Budidaya salak madu kian marak. Banyak petani melirik varietas baru dari salak pondoh ini karena harganya yang mahal. Tanpa rasa sepet, salak ini memiliki rasanya yang manis. Omzet petani pun berasa manis di kantong, yakni berkisar antara Rp 36 juta hingga Rp 72 juta sekali panen.

SIAPAPUN tentu sudah tidak asing dengan buah salak pondoh yang banyak dihasilkan di daerah Yogyarakta. Tapi mungkin belum banyak yang tahu kalau belakangan daerah ini juga menghasilkan varietas baru buah salak, yakni salak madu.

Salak madu memiliki keunggulan dibandingkan salak lainnya, termasuk salak pondoh. Salak madu yang berasal dari Sleman, Yogyakarta ini memiliki ukuran lebih besar dibandingkan ukuran salak pada umumnya.

Buah ini dinamakan salak madu karena rasanya manis seperti madu. Jadi tidak ada rasa sepet seperti banyak ditemukan pada buah salak pada umumnya Daging buahnya juga tebal dengan tekstur lembut. Selain itu. kandungan air pada salak ini lebih banyak dari salak biasa.

Karena berbagai kelebihannya itu, harga buah salak ini jauh li-l)ih mahal dari salak biasa. Jika harga salak biasadi tingkat petani hanya Rp 2.000 per kilogram (kg), dan salak pondoh Rp 5.000 per kg, maka harga salak madu mencapai Rp 15.000 per ku Sementara harga di pasaran sekitar Rp 35.000 per kg- Rp 40.000 per kg.

Homsinum, petani salak madu asal Sleman, Yogyakarta mengklaim, salak madu pertama kali ditemukan orangtuanya bernama Rameli. Varietas baru dari buah salak ini baru ditemukan beberapa tahun silam. "Entah bagaimana ceritanya, tahu-tahu di tengah tanaman salak pondoh orangtua s;i ;i ada dua salak yang tumbuh berbeda, ceritanya.

Perbedaannya ada pada ukurannya yang lebih besar dan rasanya juga lebih manis seperti madu. "Salak madu memiliki pasar yang menjanjikan saat ini," ujar Homsinum. Salak tersebut kemudian ilikiinbangbiakkan dan akhirnya terkenal dengan sebutan salak madu. Saat ini, Homsinum bersama orang-!ii.iiia membudidayakan Salak madu di lahan seluas dua haktare hm

Mi nurutnya, salak madu bisa dipanen dua kali dalam setahun. Panen raya biasanya terjadi di bulan November dan Maret. Masa panen raya ini berlangsung dua minggu Iebih. Saat panen raya, ia bisa memanen 24 kuintal atau 2.400 kg dalam dua minggu.

Dari situ, omzetnya mencapai Rp 36 juta sekali panen, atau Rp 72 juta dalani dua kali panen dalam setahun. Bila tidak sedang panen raya, ia tetap bisa memanen 50 kg dalam dua hari, dengan omzet minimal Rp 12 juta per bulan.

Mansur Mashuri, asal Turi, Sleman, Yogyakarta j uga mulai fokus membudidayakan salak madu. Meski pasarnya belum seluas salak pondoh, Mansur sudah memasarkan salak madu ke beberapa wilayah, seperti Malang, Riau, dan Kalimantan. Selain buah, ia juga meiuual bibit salak madu, dengan harga Rp 65.0O0-Rp 100.000 per batang." Omzet saya sekitar Rp 60 juta sekali panen," ujarnya.

Sumber : Harian Kontan
Novenus Laoli Eka Saputra

Entri Populer