21/2/2012
UMKM Jadi Penopang Perekonomian
JAKARTA (Suara Karya) Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) diharapkan tetap bisa diandalkan atau menjadi tumpuan untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor UMKM misalnya, mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat (Sumbar) sebesar 8,5 persen pada 2011 atau melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,5 persen.
"Karena itu, kembali saya tegaskan pemerintah harus benar-benar berpihak pada UMKM, karena temyata di Sumbar pertumbuhan ekonomi 8,5 persen didorong oleh UMKM," kata Ketua DPP Kerukunan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia (KUKM1) HM Azwir Dainy Tara saat berada di Kayo Aro-Kabupaten Solok, Sumbar, Sabtu (18/2).
Azwir berada di Kabupaten Solok didampingi pengurus DPP. KUKMI yang terdiri dari HM Yamin Ferryan-to Tara, Hasan AG, dan Edi Efendi. Keberadaannya dalam rangkaian peresmian pengurus DPD KUKMI di Sumatera Barat, seperti
Kabupaten 50 Kota dan Kota Payakumbuh serta penegakan kembali kepengurusan DPD KUKMI Kota Padang Panjang."Namun, apakah kekuatan sektor UMKM yang berkembang di Sumbar dapat menjadi andalan untuk kebangkitan ekonomi kerakyatan secara nasional. Atau perkembangan sektor
UMKM di Sumbar juga dapat memicu tumbuh kembangnya sektor ini di berbagai daerah lain secara nasional, hal ini sangat tergantung pada kemauan pemerintah," ucap Azwir.Atas kenyataan peningkatan kinerja sektor UMKM di Sumbar, Azwir menjelaskan, tentunya bisa memicu kebangkitan perekonomian masyarakat di Ranah Minang ini.
"Sumbar harus bangkit melalui ekonomi kerakyatan dan sektor UMKM. Pertumbuhan ekonomi 8,5 persen memang didorong kinerja UMKM, sehingga bisa di atas nasional," ujarnya.Dalam kaitan ini, Azwir mengingatkan. Sumbar jangan berdiam diri dengan kuatnya sektor UMKM terse-but. Tetapi, secara maksimal harus bisa merebut "kue" pembiayaan dari perbankan guna memperbesar usaha. Ini dikarenakan masih sedikit sektor UMKM di Sumbar yang didukung dengan pembiayaan perbankan. "Direbut (kredit itu), jangan jadi penonton, tetapi rebut," ujar Azwir.
Dia berkali-kali menekankan agar sektor UMKM memperkuat diri dengan te-„ rus meningkatkan usaha, baik melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia maupun permodalan. "Tetapi, orang kecil tetap tidak kebagian kredit perbankan karena pemerintah belum berpihak pada pengusaha kecil," ujarnya.
Menurut Azwir, sektor UMKM yang mencapai 55 juta usahawan di seluruh Indonesia masih terbatas menggunakan pembiayaan dari APBN yang tahun ini melebihi Rp 1.300 triliun. Apalagi temyata pembiayaan melalui kredit usaha rakyat yang didengungkan pemerintah sebagai kredit tanpa agunan tetap saja diminta agunan dan berbunga tinggi. (b.di|
JAKARTA (Suara Karya) Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) diharapkan tetap bisa diandalkan atau menjadi tumpuan untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor UMKM misalnya, mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat (Sumbar) sebesar 8,5 persen pada 2011 atau melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,5 persen.
"Karena itu, kembali saya tegaskan pemerintah harus benar-benar berpihak pada UMKM, karena temyata di Sumbar pertumbuhan ekonomi 8,5 persen didorong oleh UMKM," kata Ketua DPP Kerukunan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia (KUKM1) HM Azwir Dainy Tara saat berada di Kayo Aro-Kabupaten Solok, Sumbar, Sabtu (18/2).
Azwir berada di Kabupaten Solok didampingi pengurus DPP. KUKMI yang terdiri dari HM Yamin Ferryan-to Tara, Hasan AG, dan Edi Efendi. Keberadaannya dalam rangkaian peresmian pengurus DPD KUKMI di Sumatera Barat, seperti
Kabupaten 50 Kota dan Kota Payakumbuh serta penegakan kembali kepengurusan DPD KUKMI Kota Padang Panjang."Namun, apakah kekuatan sektor UMKM yang berkembang di Sumbar dapat menjadi andalan untuk kebangkitan ekonomi kerakyatan secara nasional. Atau perkembangan sektor
UMKM di Sumbar juga dapat memicu tumbuh kembangnya sektor ini di berbagai daerah lain secara nasional, hal ini sangat tergantung pada kemauan pemerintah," ucap Azwir.Atas kenyataan peningkatan kinerja sektor UMKM di Sumbar, Azwir menjelaskan, tentunya bisa memicu kebangkitan perekonomian masyarakat di Ranah Minang ini.
"Sumbar harus bangkit melalui ekonomi kerakyatan dan sektor UMKM. Pertumbuhan ekonomi 8,5 persen memang didorong kinerja UMKM, sehingga bisa di atas nasional," ujarnya.Dalam kaitan ini, Azwir mengingatkan. Sumbar jangan berdiam diri dengan kuatnya sektor UMKM terse-but. Tetapi, secara maksimal harus bisa merebut "kue" pembiayaan dari perbankan guna memperbesar usaha. Ini dikarenakan masih sedikit sektor UMKM di Sumbar yang didukung dengan pembiayaan perbankan. "Direbut (kredit itu), jangan jadi penonton, tetapi rebut," ujar Azwir.
Dia berkali-kali menekankan agar sektor UMKM memperkuat diri dengan te-„ rus meningkatkan usaha, baik melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia maupun permodalan. "Tetapi, orang kecil tetap tidak kebagian kredit perbankan karena pemerintah belum berpihak pada pengusaha kecil," ujarnya.
Menurut Azwir, sektor UMKM yang mencapai 55 juta usahawan di seluruh Indonesia masih terbatas menggunakan pembiayaan dari APBN yang tahun ini melebihi Rp 1.300 triliun. Apalagi temyata pembiayaan melalui kredit usaha rakyat yang didengungkan pemerintah sebagai kredit tanpa agunan tetap saja diminta agunan dan berbunga tinggi. (b.di|
Sumber : Suara Karya