Halaman

Industri Kaus Suci Bandung Kekurangan Buruh

21/2/2012
Industri Kaus Suci Bandung Kekurangan Buruh


Pasar terbuka pada 2015, para perajin kaus di sentra industri Jalan Suci Bandung membutuhkan ribuan tenaga kerja tetap dan profesional di bidang sablon, garmen hingga pertekstilan. Ketua Sentra Kaus Suci Bandung, Marnawl Munarman mengatakan saat Ini di kawasan sentra industri kaus Jal.ni Suci terdapat sekitar 400 pengusaha perajin kaous. Idealnya sebagai usaha kecil menengah (UKM) diperlukan 10 orang tenaga profesional di setiap usaha kaus.

"Namun saat Ini, rata-rata satu usaha perajin kaus hanya memiliki sekitar lima orang pekerja. Bahkan untuk skala perajin yang besar, setidaknya orang pekerja," ujarnya kepada Jurnal Nasional Bandung, Senin (20/2). Disebutkan, sekarang ini hampir semua pengusaha kaus, rata-rata memiliki lima pekerjatetap. Namun, juga dilihat dari 400 jumlah pengusaha kaus, dengan kebutuhan ideal 10 orang pekerja, maka dibutuhkan sekitar 2.000 orang pekerja profesional tetap di bidang usaha industri kaus Jalan Suci Bandung.

M.un.nu menegaskanuntuk industri perajin kaus saat ini yang sangat dibutuhkan adalah tenaga ahli di Im dang obras, tukang potong dan packaging. Kebutuhan tenaga kerja itu Juga untuk mengejar sertifikasi pengusaha yang kompetitif, untuk persiapan persaingan pasar terbuka pada 201S.

"Selama ini hubungan kerja para pekerja kaus yang ada di [alan Suci sebatas tenaga borong Mereka sering kali berpindah ke satu pengusaha dan pengusaha lain. Padahal bayaran untuk pekerja tetap berada di atas nilai upah minimal. Bahkan, dalam sepekan bisa mengantongi RpSOO ribu," ungkapnya.

Mcnurut dia, para pengusaha kaus di Jalan Suci Bandung berharap mendapatkan pekerja yang tetap. Namun, pihaknya khawatir dalam menghadapi persaingan pada 2015 dengan kekurangan tenaga kerja profesional.

"Saat ini kami harus menghadapinya. Kami sudah melakukan koordinasi, kemudian melaksanakan program pelatih, ni tenaga kerja selama sebulan dan langsung ditetapkan tenaga kerja tetap," ucapnya. Marnawi mengatakan pemerintah saat ini cenderung menggarap program di bidang pertanian, dan mesin. Tapi di bidang pertekstilan terkesan seperti berkurang, padahal di bidang usaha nu i ukup signifikan da-lam menekan jumlah pengangguran.

"Kami berharap pemerintah menggiatkan kembali tenaga kerja di bidang pertekstilan. Tidak hanya kami saja. Seperti halnya kawasan indus-tri tekstil di Leuwigajah, Kota t imahi. Mereka JuRa selalu membutuhkan tenaga kri i bidang garmen setiap harinya. Tapi yang profesional," ungkapnya.

Para pengusaha, katanya, sekarang cemas mengalami kolaps, seandainya masih kekurangan tenaga kerja profesional. Bahkan, kalau pemerintah tinggal diam, para pengusaha perajin kaus Suci Bandung ben naca akan melakukan pembicaraan bisnis Pemerintah Malaysia, terkait industri kaus di Jalan Suci Bandung.

"Rencananya pada Selasa Ul Ji, kanu akan kedatangan delegasi dari Kementerian Pendidikan dan Sumber Daya In s.mi. Malaysia. Bukan tidak menutup kemungkinan, meng badani persaingan -tus mendatang, kami akan bekerja sama dengan Malaysia terkait kebutuhan tenaga kerja di Malaysia di bidang yang sama," tuturnya.

Sumber : Jurnal Nasional
Robby Sanjaya.