" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Mengolah Laba dari Limbah Aluminium

Mengolah Laba dari Limbah Aluminium

01/03/2012
Mengolah Laba dari Limbah Aluminium

Sampah aluminium bisa menjadi masalah lingkungan yang serius jika tidak ditangani dengan baik. Untungnya, beberapa pelaku usaha berinisiatif mengolah limbah aluminium menjadi produk bernilai jual tinggi.BAGI mereka yang jeli melihat peluang, barang bekas bisa disulap menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi. Misalnya, usaha pemanfaatan timbal) aluminium yang ditekuni Bambang Cahyono di Yogyakarta.

Di tangan Bambang, sampah aluminium menjaditambang uang. Usaha ini berawal dari keinginannya untuk memanfaatkan limbah aluminium. Apalagi, di Yogyakarta, sampah semacam ini banyak berserakan di sembarang tempat.

Pada 1982 silam, Bambang mulai mengumpulkan sampah aluminium di sekitar rumahnya. Ia kemudian mengolah sampah tersebut menjadi perkakas masak, seperti penggorengan, wajan, dan dandang. Setelah usahanya lumayan berkembang, dia lalu mendirikan usaha dengan bendera ED Alloycasting Production. Sukses mengolah limbah aluminium tidak membuatnya cepat puas.

Bambang terus berusaha membuat produk lain yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Nah, di 2008, ia memutuskan untuk mengolah limbah aluminium menjadi aneka aksesori sertakomponen mobil dan sepeda motor, seperti velg, gear, hingga adaptor brake

Selain dipasarkan di berbagai daerah di Indonesia, diajuga mengekspor produknya ke sejumlah negara, semisal Malaysia, Thailand, dan Filipina. Dari usaha ini, omzetnya tidak kurang dari Rp 300 juta sampai Rp 400 juta per bulan. "Laba bersih saya 5%," kata Bambang.

Kini, Bambang sudah mempekerjakan 70 karyawan. Dengan dibantu pekerja sebanyak itu, ia menjalankan usaha ini sejak dari peleburan limbah aluminium hingga menjadi produk jadi.Setelah dilebur, aluminium kemudian dicetak dengan menggunakan mesin milling CNC (computer numerical control) dan mesin bubut CNC Setelah dicetak lalu dilakukan Karena menggunakan bahan daur ulang, Bambangbisa melego produknya lebih murah dibandingkan produk sejenis di pasaran. "Misalnya, harga velg yang di pasaran mencapai Rp 10 juta, kami jual Rp 2,5 juta," ujarnya.

Kendati harga jualnya jauh lebih murah, Bambang mengklaim kualitas produk-produknya tetap tidak kalah dari produk lain sejenis. Usaha serupa juga ditekuni Irawandi di Tegal, Jawa Tengah. Sejak 1999, ia mengolah limbah aluminium menjadi produk aksesori sepeda motor, semacam siang, footstep, hingga knalpot. Setidaknya sudah ada 1.000 item aksesori yang telah dia produksi.

Produknya dipasarkan dengan harga Rp 50.000 - Rp 200.000 per unit. "Omzet saya sekitar Rp 30 juta dengan laba Rp 10 juta," kata Andi. Di bawah bendera usaha Kriya Logam, ia kini mempekerjakan 10 karyawan. 

Sumber: Harian Kontan
Eka Saputra


Entri Populer