Halaman

Gurih Laba Usaha Tutut Sawah Rebus

29/02/2012
Gurih Laba Usaha Tutut Sawah Rebus

Keong sawah rebus alias tutut semakin banyak penggemarnya. Selain bergizi, rasa keong sawah rebus tak kalah nikmat dengan keong laut. Para pedagang keong rebus di Bogor meraup omzet belasan juta per bulan dari berjualan keong ini.

JIKA Anda kebetulan melintas di Jalan Abdullah Bin Nuh, Tainan Yasmin Bogor, Jawa Barat, sempat-kan sejenak mampir dan membeli keong rebus yang dijual di sepanjang jalan itu.. Keong rebus yang dijual itu adalah keong sawah yang rasanya hampir mirip dengan kerang laut. Masakan ini pas disantap bersama nasi pulih hangat. Di masyarakat Sunda,keong sawah ini biasa disebut dengan tutut.

Terdapat sekitar 50 pedagang tutut rebus yang mangkal di sepanjang Jalan Abdullah Bin Nuh, Bogor. Selain memakai gerobak, banyak juga pedagang yang menggunakan mobil untuk menjajakan dagangannyaSetiap pedagang menyediakan kursi atau alas tikar bagi pembeli yang ingin makan ditempat. Namun, tidak sedikit pula pelanggan yang minta dibungkus untuk dibawa pulang.

Salah satu pedagang tiiiui rebus di daerah ini adalah Ade. Untuk memperkaya rasa. Ade menambahkan berbagai variasi bumbu, seperti original, rendang, asam manis, saus tiram, bumbu pedas, dan rasa kari.Untuk tutut rebus rasaoriginal dibanderol Rp 3.000 per porsi. Sedang keong rasa saus tiram dihargai Rp 5.000 per porsi. Dari berjualan tutut ini, Ade mengaku bisa menjual 30 kilogram (kg) sampai 50 kg tutur rebus per hari. "Laba bersih saya sekitar Rp 200.000 hingga Rp 300.000 per hari," katanya. Pedagang lainnya adalah Abdul Muhyi yang mengusung merek dagang Tm ni

Mang Oyeng. Dengan tiga gerobak dagang, ia bisa menjual tutut rebus sebanyak 100 hingga 300 porsi per hari." Pendapatan saya berkisar Rp 200.000, Rp 300.000, hingga Rp 400.000 perhari," katanya.Rezeki berjualan tutut rebus juga diperoleh Giyanto. Bedanya, ia menjajakan barang dagangannya di mobil. Dalani sehari ia bisa menjual 20 kilogram tutut rebus, dengan pendapatan berkisar Rp 200.000 hingga Rp 300.000 per hari. Tutut ini banyak yang mencari karena bagus buat kesehatan," ucapnya

Bahan tutut biasanya dibeli dari pebudidaya keong sawah di Cianjur. Selain itu, ada juga yang membeli dari petani di Bogor. Giyanto sendiri membeli dari Pasar Anyar Bogor. Namun belakangan, para pemburu tutut di pasar semakin banyak. "Kalau mau beli di pasar, sudah harus menunggu dari jam dua pagi," katanya. 
 
Sumber : Harian Kontan
Eka Saputra