Halaman

Cokelat Biasa Jadi Luar Biasa

19/2/2012
Cokelat Biasa Jadi Luar Biasa

MEMBANGUN bisnis cokelat tidak semudah yang dibayangkan Afia Lindra dan Dewi Hayu. Apalagi, meski cokelat banyak penggemarnya, tapi pelaku bisnisnya juga tinggi dan persaingan pun ketat. FIA Lindra dan Dewi Hayu merasakan perjuangan membangun bisnis cokelatnya. Kedua perempuan Itu menjalankan usahanya sejak (ahun 2008. Tapi, mereka baru mendapatkan buah usahanya Itu tahun lalu. Tahun Ini. perkembangan bisnisnya pun tampak lebih reran dibanding tahun lalu.

Cokelat hasil kreasi Afia dan Dewi - begitu keduanya biasa disapa - tak berbeda dengan cokelat lainnya. Tapi, mereka sangat menjaga mutu cokelatnya. Selain Itu. mereka mengolah kreativitas dalam bentuk-bentuk cokelat nya agar menarik orang untuk membeli dan mengonsumsi cokelatnya.

Di bawah payung bendera Suvenlrcoklat. Afia dan Dewi, membuat cokelat dari bahan co- kelat yang dipadu mentega atau biasa disebut praline. Cokelat praline Itu pun dibentuk dalam berbagai rupa dan warna. Bentuknya, seperti hati, bunga, kotak, atau bulat. Sedangkan warna cokelat yang I disajikan Juga tampil cantik, seperti cokelat tua, merah muda, krem, dan putih.

Sebelum menjajakan cokelat tersebut, kedua wanita itu harus melalui proses uji coba selama beberapa bulan. Setelah menemukan rasa yang cocok di lidah konsumen, baru mereka menjualnya di kalangan teman-teman sendiri. Respon dari teman dekat positif.

Mereka pun tertantang untuk memasarkan kreasi cokelatnya Itu di ajang bazar. Temyata. cokelat mereka laku keras. Afia dan Dewi semakin yakin dan bersemangat membangun bisnisnya. Selama setahun penuh mereka mempromosikan dan menjual produk tidak hanya I melalui online di suvenircoklaL.com. tetapi Juga penjualan langsung di bazar. Mereka memutuskan untuk membutuh kan ruang showroom cokel.iinvi I larapannya, di shouiroom yang menjadi toko o]JUru- Itu Juga lakln dipercaya konsumennya

Tapi, Afia dan Dewi membuka toko di rumahnya masing-masing. Alasannya, mereka belum siap dengan biaya besar untuk menyewa tempat di pusat perbelanjaan. Meski begitu, toko yang ada itu sebagai wadah bagi konsumen yang Ingin melihat langsung produk cokelatnya. "Masih banyak konsumen yang sudah melihat di online, tetapi mereka tetap butuh melihat produknya langsung. Akhirnya, kami memutuskan untuk membuka toko," tutur Afla.

Meski persaingan bisnis cokelat sangat ketat, tetapi Afia tidak pelit berbagi Ilmu. Resep cokelat yang dimilikinya Itu sering diberikan ke pelanggan atau kenalannya. Dia tidak takut resepnya Itu akan digunakan orang lain untuk berjualan cokelat Juga. Perempuan itu malah senang Jika resepnya Itu mampu membuat orang berusaha membangun bisnisnya.

"Saya merasa tidak takut resep saya diambil orang. Karena saya yang memulai membuat cokelat itu dan sayalah orang yang menghadirkan cokelat Hu. Jadi, saya bisa membuat cokelat dengan resep yang lain lagi," tutur Afia.

Dari nol

Bukan cuma cokelat yang dibuat Afla Undra dan Dewi Hayu. Kedua wanita Itu Juga mengembangkan usaha dengan berjualan cookies. Sebelum bisnis Itu semakin berkembang, mereka membangun usahanya dari nol.
Tanpa memiliki latar belakang pendidikan ekonomi atau bisnis, mereka sekuat tenaga membangun bisnisnya. Pasalnya, keduanya tak memiliki pekerjaan sehingga bertekad bekerja sama membuka lapangan kerja untuk dirinya sendiri. "Kami sama-sama mengalami PHK (pemutusan hubungan kerja - Red) dan saat mengikuti wawancara ixkerjaan yang baru di tempat yang sama, kami merasa kurang nyaman dan akhirnya kami memutuskan untuk membangun bisnis," ujar Afia yang dipecat dari kantornya pada tahun 2007.

"Cokelat dipilih karena kami berdua sama-sama menyukai cokelat." ujar Atla. Sebagai pendatang baru di dunia bisnis, usaha cokelat membutuhkan kreativitas dan Inovasi untuk memenangkan persaingan. Mereka membuat cokelat yang cocok di Udah dan dibungkus dalam kemasan menarik.

Dua tahun terakhir Ini. Afia dan Dewi gencar mempromosikan bisnisnya. Mereka Juga merekrut karyawan untuk membuat cokelat dan cookies dan administrasi. Kini, usaha yang dibangun dengan modal Rp 5 Juta Itu sudah menghasilkan omzet Rp 25-30 Juta per bulan dengan, laba bersih 50 persen, {mik)

Sumber : Warta Kota