8/12/2011
Smesco Jadi Tempat UKM "Unjuk Gigi"
NERACAlakarta - Smesco merupakan lembaga yang bernaung dibawah Kementerian Koperasi dan UKM, akan menjadi rumah- atau mediator bagi para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia yang berkualitas ekspor, agar produk tersebut dapat dipamerkan dan diberikan pendampingan untuk mengembangkan produk UKM agar dapat diterima di pasar domestik maupun internasional.
Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi UKM Yuana Su-tyowati mengatakan, komitmen Smesco dalam terus mendukung dan memfasilitasi sena menjadi rumah bagi pelaku UKM. khususnya sebagai wadah yang akan membantu memasarkan produk-produk unggulan ke pasar internasional. "Dengan dukungandari berbagai pihak. UKM diharapkan dapat menjadi pemberi devisa negara, terutama di saat Indonesia menghadapi dampak ancaman krisis global yang melanda negara Eropa dan Amerika saat ini," ujarnya di gedung Smesco, Jakarta, Rabu (7/12).
Smesco yang memasarkan produk UKM dari berbagai provinsi di Indonesia ditargetkan meraih omzet Rp7 miliar sepanjang 2011. "Sampai akhir November sudah tercatat sebesar Rp5 miliar. Akhir tahun ini kami menargetkan mampii meraih omzet paling sedikit Rp? miliar," ujar Yuana.
Harapan kami, lanjut Yuana, masih bisa meningkat terus, karena ini berkaitan langsung dengan UKM dan kami kerjasama langsung dengan UKM termasuk perajin-perajin, yang menghasilkan produk un luk dipasarkan di Sir.
"Kami tidak mengenakan tarif sewa kepada UKM yang akan memamerkan produknya di sini, bahkan hasil penjualan semuanya milik pemilik UKM," jelas Yuana. Mutu dan Desain Yuana menambahkan, pihaknya telah bertekad untuk tidak sekadar menjual atau memamerkan produk UKM tetapi juga memperkuat mutu dan desain produk tersebut. Untuk itu, Smesco bekerja sama dengan PT Out of Asia yang merupakan salah satu eksportir produk kerajinan Indonesia terbesar di Asia Timur sebagai tenaga ahli. "Gunanya untuk mendampingi program pengembangan produk UKM berkualitas ekspor dan mampu diterima di pasar Internasional," lanjutnya.
Tercatat produk yang paling diminati dengan tingkat penjualan tertinggiadalah batik sebesar 41%, disusul kerajinan tangan sebesar 24%, aksesoris sebesar 18% dan produk lainnya sebesar 16%. "Jadi," batik memang masih produk yang paling diminati oleh konsumen," papar Yuana.
Menurut Yuana pelaku UKM Indonesia mampu memberikan kontribusi besar bagi ekonomi negara khususnya dalam menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran. "Sekitar 56% Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia adalah sumbangan dari UKM. Hal ini merupakan bukti bahwa industri UKM di Indonesia terus tumbuh secara signifikan dan mampu membuktikan diri sebagai pelaku ekonomi yang tangguh, unggul dan tahan krisis. Ini merupakan potensi ekonomi yang luar biasa dan wajib mendapat perhatian berbagai pihak." jelasnya
Yuana mengatakan,akan memaksimalkan teknologi informasi melalui penjualan online untuk lebih meningkatkan dan memperluas pasar UKM. Kerjasama dengan instansi lain, termasuk pihak swasta dan pemerintah daerah maupun pusat juga akan terus digalakkan. Sementara, untuk program pembiayaan UKM tetap akan dilanjutkan melalui Kementerian Koperasi dan UKM.
"Dengan pendekatan yang holistik, yaitu melalui proses pembinaan dalam bidang kreatif produksi, pemasaran dan permodalan yang baik, kami berharap produk UKM Indonesia akan mendapat apresiasi yang lebih tinggi dari masyarakat Indonesia maupun internasional. Dengan demikian program-program yang ada akan memberikan kontribusi bagi pertumbuh.m perekonomian nasional [erangnya,*nj
Sumber: Harian Ekonomi Neraca