24/11/2011
Sentra Mebel Tamansari, Bandung Harga Miring, Namun Kualitas Bersaing
Wilayah Tamansari sangat dekat dengan kampus Institut Teknologi Bandung (ITB). Di sini sekitar 15 sampai 20 pedagang menjual berbagai mebel berharga murah namun berkualitas. Pedagang menjual dengan harga murah karena menggunakan bahan baku kayu bekas.
TAMANSARI yang berada di Kecamatan Bandung Wetan merupakan satu dari sekian banyak sentra ekonomi di Kota Bandung. Di tempat ini, berbagai jenis mebel, seperti lemari, kursi, meja, hingga kitchen sei dijual.
Tanian Sari bisa dicapai dengan mudah baik dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Jika Anda menggunakan kendaraan umum, selepas Terminal Ledeng, Bandung, Anda hanya perlu naik angkutan umum jurusan terminal Cicaheum dan turun di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB).
Tak jauh dari Mesjid Salman ITB, di depan gedung Program Master Administrasi Bisnis ITB, sentra mebel Tamansari bisa ditemukan. Ada sekitar 15 sampai Lio toko mebel berjejer memadati jalan sepanjang 1 km di depan gedung tersebut.
"Sentra ini sudah ada sejak 1972, Kala Hadi Permana, pemilik luku Karya Agung di Taman Sari.
Hadi mengaku sudah berdagang mebel di sentra ini sejak 1975. Dia menetap sebagai pedagang mebel di sentra ini setelah banyak pedagang yang dulunya menjajakan mebel dengan berkeliling mencari tempat menetap, Apalagi pada saat itu mayoritas penjual mebel keliling adalah warga Tamansari. Dia bercerita, pada awalnya hanya ada tiga toko mebel saja di Tamansari. Seiring berjalannya waktu, sentra mebel Tamansari sn riakin dikenal. Apalafgi di sini menjual aneka produk mebel \anu lengkap dan murah. "Di sini harganya lebih inul .ill namun kualitas tetap terjaga," klaim lelaki berusia 60 tahun itu
Hadi menjual meja komputer mulai harga Rp 90.000 perunit, meja tulis biasa Rp 70.000, lemari pakaian Rp 170.000 sampai Rp 220.000, ranjang kayu Rp 270.000 sampai Rp 350.000. "Harga itu 70% lebih murah dibanding tempat lain di Bandung," tambah Hadi berpromosi.
Walaupun sudah menawarkan dengan harga rendah, Hadi masih mempersilahkan pembeli untuk menawar. Oleh karena itulah, banyak konsumen yang datang tidak hanya dari Bandung, namun juga Jakarta, Bekasi, Sumedang hingga Tasikmalaya
Tak hanya Hadi saja yang menawarkan harga murah. Selisih harga antara toko mebel yang satu dengan toko yang lain tidak jauh berbeda "Agak murah karena mayoritas bahan kayu yang digunakan dari kayu bekas atau kayu sisa industri," kata Aditya Nugraha, pemilik toko Afdhol dengan jujur.
Di Tamansari memang takbanyak mebel yang dibual dari bahan kayu baru. Beberapa jenis kayu yang biasa dipakai adalah jali belanda, mahoni, dan kamper. Walau banyak menggunakan kayu bekas. Namun menurut Hadi pemilihannya sangat selektif sehingga tidak menurunkan kualitas.
Hadi menambahkan, Tamansari hanya dipakai menjual mebel, scd;uigkan pembuatan mebel dilakukan di Jalan Pasirkoja dan Jalan Sriwijaya, Bandung. Dari sentra pembuatan ini, produk mebel di kirim ke Tamansari dalam bentuk setengah jadi. Nantinya pedagang di Tamansari lah yang menyempurnakan dan memberi polesan akhir berupa pelitur atau cat. Dengan memberlakukan sistem, pedagang bisa lebih menekan hargajual.
Sumber : Harian Kontan
Wilayah Tamansari sangat dekat dengan kampus Institut Teknologi Bandung (ITB). Di sini sekitar 15 sampai 20 pedagang menjual berbagai mebel berharga murah namun berkualitas. Pedagang menjual dengan harga murah karena menggunakan bahan baku kayu bekas.
TAMANSARI yang berada di Kecamatan Bandung Wetan merupakan satu dari sekian banyak sentra ekonomi di Kota Bandung. Di tempat ini, berbagai jenis mebel, seperti lemari, kursi, meja, hingga kitchen sei dijual.
Tanian Sari bisa dicapai dengan mudah baik dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Jika Anda menggunakan kendaraan umum, selepas Terminal Ledeng, Bandung, Anda hanya perlu naik angkutan umum jurusan terminal Cicaheum dan turun di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB).
Tak jauh dari Mesjid Salman ITB, di depan gedung Program Master Administrasi Bisnis ITB, sentra mebel Tamansari bisa ditemukan. Ada sekitar 15 sampai Lio toko mebel berjejer memadati jalan sepanjang 1 km di depan gedung tersebut.
"Sentra ini sudah ada sejak 1972, Kala Hadi Permana, pemilik luku Karya Agung di Taman Sari.
Hadi mengaku sudah berdagang mebel di sentra ini sejak 1975. Dia menetap sebagai pedagang mebel di sentra ini setelah banyak pedagang yang dulunya menjajakan mebel dengan berkeliling mencari tempat menetap, Apalagi pada saat itu mayoritas penjual mebel keliling adalah warga Tamansari. Dia bercerita, pada awalnya hanya ada tiga toko mebel saja di Tamansari. Seiring berjalannya waktu, sentra mebel Tamansari sn riakin dikenal. Apalafgi di sini menjual aneka produk mebel \anu lengkap dan murah. "Di sini harganya lebih inul .ill namun kualitas tetap terjaga," klaim lelaki berusia 60 tahun itu
Hadi menjual meja komputer mulai harga Rp 90.000 perunit, meja tulis biasa Rp 70.000, lemari pakaian Rp 170.000 sampai Rp 220.000, ranjang kayu Rp 270.000 sampai Rp 350.000. "Harga itu 70% lebih murah dibanding tempat lain di Bandung," tambah Hadi berpromosi.
Walaupun sudah menawarkan dengan harga rendah, Hadi masih mempersilahkan pembeli untuk menawar. Oleh karena itulah, banyak konsumen yang datang tidak hanya dari Bandung, namun juga Jakarta, Bekasi, Sumedang hingga Tasikmalaya
Tak hanya Hadi saja yang menawarkan harga murah. Selisih harga antara toko mebel yang satu dengan toko yang lain tidak jauh berbeda "Agak murah karena mayoritas bahan kayu yang digunakan dari kayu bekas atau kayu sisa industri," kata Aditya Nugraha, pemilik toko Afdhol dengan jujur.
Di Tamansari memang takbanyak mebel yang dibual dari bahan kayu baru. Beberapa jenis kayu yang biasa dipakai adalah jali belanda, mahoni, dan kamper. Walau banyak menggunakan kayu bekas. Namun menurut Hadi pemilihannya sangat selektif sehingga tidak menurunkan kualitas.
Hadi menambahkan, Tamansari hanya dipakai menjual mebel, scd;uigkan pembuatan mebel dilakukan di Jalan Pasirkoja dan Jalan Sriwijaya, Bandung. Dari sentra pembuatan ini, produk mebel di kirim ke Tamansari dalam bentuk setengah jadi. Nantinya pedagang di Tamansari lah yang menyempurnakan dan memberi polesan akhir berupa pelitur atau cat. Dengan memberlakukan sistem, pedagang bisa lebih menekan hargajual.
Sumber : Harian Kontan
Ragil Nugroho