19/11/2011
RI usung program kewirausahaan
UKM harus menjadi bagian dari rantai pasok ekonomi Asean
BADUNG, Bali Pemerintah Indonesia mencetuskan program kewirausahaan dan pengembangan usaha dalam KTT ke19 Asean guna memberdayakan masyarakat miskin dan membantu usaha kecil dan menengah (UKM).
Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, menjelaskan dalam rapat Dewan Ekonomi Komunitas Asean telah disepakati sejumlah pilar penting untuk menyatukan masyarakatekonomi Asean pada 2015. Salah satu pilar adalah mengurangi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di kawasan Asia Tenggara melalui penyediaan fasilitas pendanaan untuk pemberdayaan masyarakat miskin dan kelompok UKM.
"Untuk mengurangi kemiskinan, masyarakat miskin harus diberdayakan. Terutama harus terakses ke dalam sistem keuangan perbankan. Ini adalah yang kami sebut sebagai bagian dari program Entrepreneur-ship and Enterprise Development (EED)," jelas dia di sela acara Konferensi Tingkat Tinggi ke-19 Asean, kemarin.
Menurut Hatta, dalam program EED tersebut diusulkan ada semacam fasilitas kredit bagimasyarakat miskin serta pengusaha kecil dan menengah yang menyerupai kredit usaha rakyat (KUR) di Tanah Air.
Dengan demikian, diharapkan kelompok usaha kecil dan menengah bisa tumbuh dan menjadiber daya dan modal untuk bisa melaksanakan program EED , tersebut terbatas sehingga perlu memperluas sumber pendanaan. Dia berharap lembaga keuangan semacam Bank Pembangunan Asia (ADB) bisa ikut mendukung program tersebut.bagian dari rantai suplai ekonomi kawasan Asean.
"Intinya mempercepat peningkatan kesejahteraan dan mengurangi kesenjangan pembangunan di antara negara-negara Asean."Sayangnya, lanjut Hatta, sumsu kesenjangan Gusmardi Bustami, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, mengatakan upaya mengurangi kesenjangan ekonomi antar-negara merupakan isu penting yang jarang dibahas dalam rapat pimpinan negara anggota Asean. Karenanya program EED menjadi begitu penting untuk dibahas mengingat jadwal pembentukan Masyarakat Komunitas Asean pada 2015 semakinmendekat.
"Ada empat pilar penting untuk itu, a.l. alur produksi barang dan jasa, kompetisi usaha, serta kewirausahaan dan pengembangan usaha. Korelasinya dengan UKM karena tujuan untuk mengangkat ekonomi masyarakat bawah," tuturnya.Sejauh ini, belum jelas konsep dan mekanisme pelaksanaan program EED dengan pasti karena baru sebatas usulan yang masih dibahas.
Dari Nusa Dua, CEO CIMB Group Dato Sri Nazir Razak menyatakan dalam rencana integrasi Asean maka negara-negara anggota perlu mendorong UKM masing-masing negara agar dapat meningkatkan daya saing,
UKM harus menjadi bagian dari rantai pasok ekonomi Asean
BADUNG, Bali Pemerintah Indonesia mencetuskan program kewirausahaan dan pengembangan usaha dalam KTT ke19 Asean guna memberdayakan masyarakat miskin dan membantu usaha kecil dan menengah (UKM).
Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, menjelaskan dalam rapat Dewan Ekonomi Komunitas Asean telah disepakati sejumlah pilar penting untuk menyatukan masyarakatekonomi Asean pada 2015. Salah satu pilar adalah mengurangi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di kawasan Asia Tenggara melalui penyediaan fasilitas pendanaan untuk pemberdayaan masyarakat miskin dan kelompok UKM.
"Untuk mengurangi kemiskinan, masyarakat miskin harus diberdayakan. Terutama harus terakses ke dalam sistem keuangan perbankan. Ini adalah yang kami sebut sebagai bagian dari program Entrepreneur-ship and Enterprise Development (EED)," jelas dia di sela acara Konferensi Tingkat Tinggi ke-19 Asean, kemarin.
Menurut Hatta, dalam program EED tersebut diusulkan ada semacam fasilitas kredit bagimasyarakat miskin serta pengusaha kecil dan menengah yang menyerupai kredit usaha rakyat (KUR) di Tanah Air.
Dengan demikian, diharapkan kelompok usaha kecil dan menengah bisa tumbuh dan menjadiber daya dan modal untuk bisa melaksanakan program EED , tersebut terbatas sehingga perlu memperluas sumber pendanaan. Dia berharap lembaga keuangan semacam Bank Pembangunan Asia (ADB) bisa ikut mendukung program tersebut.bagian dari rantai suplai ekonomi kawasan Asean.
"Intinya mempercepat peningkatan kesejahteraan dan mengurangi kesenjangan pembangunan di antara negara-negara Asean."Sayangnya, lanjut Hatta, sumsu kesenjangan Gusmardi Bustami, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, mengatakan upaya mengurangi kesenjangan ekonomi antar-negara merupakan isu penting yang jarang dibahas dalam rapat pimpinan negara anggota Asean. Karenanya program EED menjadi begitu penting untuk dibahas mengingat jadwal pembentukan Masyarakat Komunitas Asean pada 2015 semakinmendekat.
"Ada empat pilar penting untuk itu, a.l. alur produksi barang dan jasa, kompetisi usaha, serta kewirausahaan dan pengembangan usaha. Korelasinya dengan UKM karena tujuan untuk mengangkat ekonomi masyarakat bawah," tuturnya.Sejauh ini, belum jelas konsep dan mekanisme pelaksanaan program EED dengan pasti karena baru sebatas usulan yang masih dibahas.
Dari Nusa Dua, CEO CIMB Group Dato Sri Nazir Razak menyatakan dalam rencana integrasi Asean maka negara-negara anggota perlu mendorong UKM masing-masing negara agar dapat meningkatkan daya saing,
Sumber : Bisnis Indonesia