Halaman

Mengubah Pelepah Pisang Jadi Kaligrafi

13/11/2011
Mengubah Pelepah Pisang Jadi Kaligrafi


JIKA Anda punya kemampuan seni kaligrafi, coba tuang kemampuan Anda di atas pelepah pisang. Kaligrafi itu akan menjadi bernilai seni tinggi dan unik. Seperti yang dilakukan Suhendra Suharto, yang menggunakan pelepah pisang sebagai bahan baku lukisan kaligrafinya.

Pria 41 tahun asal Bogor ini, membuat kaligrafi dari pelepah pisang sejak 2007. "Selain mengurangi sampah, penggunaan pelepah pisang bisa menjadi sumber penghasilan," ujar Suhendra yang memberi merek kaligrafinya Cahaya Ilahi. Menurutnya, lukisan kaligrafi dari pelepah pisang terlihat lebih indah karena memiliki kesan tiga dimensi. Selain kesan alami yang menonjol, lukisan ini akan tampak lebih nyata bila dipandang.

Ia pun bisa menjual hasil karyanya itu dengan harga tinggi. Suhendra membanderol lukisan kaligrafinya mulai dari harga Rp 600.000-Rp 2,5 juta per lukisan kaligrafi, tergantung ukurannya. Dalam sebulan, ia bisa membuat 20-25 lukisan kaligrafi dan meraup omzet Rp 23 juta dengan keuntungan 20-25 persen. Konsumen kaligrafi Suhendra berasal dari kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Balikpapan, dan Medan. Sejak tahun lalu, ia mengirim produk seninya itu ke Malaysia dan Singapura sejak tahun.

Untuk menarik konsumen. Suhendra juga melayani pemesanan ayat atau surat Al Quran di atas pelepah pisang. Biasanya, pesanan ini memiliki harga khusus, sesuai dengan tingkat kerumitan dan ukurannya. Rata-rata lebih mahal 13 persen hingga 30 persen," ujar Suhendra.

Ia mengumpulkan bahan baku dari pengumpul pelepah pisang di sekitar Bogor. Pelepah pisang itu kemudian dijemur untuk menghilangkan kandungan airnya. Setelah kering, pelepah diremas-remas agar mudah dibentuk. Pelepah itu kemudian ditempel dan dilcm di media lukisan, seperti papan tripleks. Lukisan kaligrafi yang sudah selesai dilapisi vcmis yang mampu membuat lukisan kaligrafinya bertuhan hingga 20 tahun.

Seniman yang juga membuat kaligrafi pelepah pisang, Budie Setiawan. Sejak 1996, Budie yang juga asal Bogor ini mendalami kerajinan ini. Selain kaligrafi, ia juga menggambar berbagai objek di atas pelepah pisang yang telah mengering ini. Ia mendapat inspirasi kerajinan tersebut dari sang kakak yang telah membuat kerajinan pelepah pisang sejak tahun 1986.

"Saya tertarik karena saat itu kerajinan tersebut masih langka," ujar Budie. yang mengeluarkan modal usaha Rp 500.000. Kini, di studio kaligrafi dengan merek Debog Art di Cibadak, Sukabumi, ia bersama tiga pekerjanya membuat pesanan kaligrafi. "Saya menghasilkan antara 10 hingga 20 lukisan kaligrafi dalam sebulan, ujarnya. Kontan.co.id/in


Sumber : Berita Kota