24/11/2011
Usaha Pembuatan Air Minum Kemasan
Fulus Mengalir Lancar Berkat Bisnis Air Minum Murni
Sebagai kebutuhan pokok, air minum akan selalu dibutuhkan. Alhasil, bisnis air minum berkualitas bakal terus menjanjikan. Saat ini, air minum non-mineral dalam kemasan muncul sebagai alternatif air minum. Bahkan, air minum ini diminati warga perumahan elit di Jakarta dan Bandung.
AIR minum merupakan kebutuhan dasar untuk mei\jaga metabolisme tubuh, ((leh karena itu, kebutuhanakan air minum yani; sehat tidak akan pernah surut Peluang bisnis yang menjanjikan inilah yang membuat Mulyono Simowibowo tergiur memproduksi air minum. Dengan mengusung merek Celebrity, Mulyono memulai usaha ini 1 i Bandung pada 2006.
Berbeda dengan air minum kemasan lainnya, vicinity merupakan air minum non mineral. Saat ini. lelebritj sudah merambah pasar Bandung dan Jakarta Kebanyakan klien saya warga perumahan elit yang sudah sadar akan pentingnya kesehatan air minum." ujar Mulyono.
Selama tni, Mulyono melakukan pemasaran dari pintu ke pintu. Strategi itu cukup jitu um uk meraih hati pelanggan. baku ail minum. Mulyono mendapat pasokan daii PT Perusahaan An Minum i PAM i sebanyak 15.000 hingga 26.000 liter per hari. Ia membeli air dengan harga Rp 135.000 tiap 5.000 liter. Setelah memperoleh pasokan air, ia mengolah air tersebut dengan proses distilasi atau penyulingan.
Dengan modal Rp 300 juta.
Mulyono membeli berbagai mesin untuk memproduksi air minum ini. Seperti mesin boiler untuk memanaskan air hingga menjadi uap dan mesin kondenser untuk merubah kembali uap menjadi air. "Dengan proses itu, maka air akan steril dari kadar mineral, pungkas Mulyono. Dalam proses lm akan terjadi pengurangan massa air sekitar 20%.
Setelah diolah di pabriknya di Bandung, ia menjual produk Celebrity mulai dari kemasan cup 220 ml, botol il, botol 600 ml, botol 1,5 liter liingga ukuran galon 19 liter. Dalam sehari, eiebrity bisa terjual hingga 20.000 liter dalam berbagai kemasan.
Iv insumen eiebrity paling banyak mengkonsumsi kemasan galon ukuran 19 liter dengan harga Rp 11.000 per galon untuk harga Bandung dan Rp 12.500 untuk harga Jakarta "Dalam sebulan omzet minimal Rp 180 juta," ujar Mulyono.
Pemain lainnya adalah Hendri Darmawan yang menjual produk air kemasan non-mineral dengan merek
elestine. Memulai usaha sejak 2010 di Bekasi, saat ini ia sudah bisa menjual 8.000 liter air non mineral per hari dengan harga Rp 10.600 untuk ukuran galon 19 liter dan Rp 8.500 untuk ukuran 12 liter.
Pelanggannya baru berasal dari sekitar Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Berbeda dengan Mulyono, Hendri lebih fokus pada produk kemasan galon karena margin keuntungan lebih besar. Sayang, Hendri enggan menyebutkan omzetnya.
Mulyono mengaku, tantangan terberatnya adalah saat mengubah pandangan masyarakat tentang air inineral. Biasanya, untuk mensosialisasikan air non mineral itu, ia melakukan demo sederhana bagaimana memproduksi air minum non mineral kepada para calon pelanggannya.
Meski begitu, ia yakin, bisnis ini akan tetap punya masa depan. Alasannya, masih banyak pihak yang belum mengetahui informa-si tentang air non mineral. "Selain itu, pemainnya sangat terbatas," tambah Hendri.'
Fulus Mengalir Lancar Berkat Bisnis Air Minum Murni
Sebagai kebutuhan pokok, air minum akan selalu dibutuhkan. Alhasil, bisnis air minum berkualitas bakal terus menjanjikan. Saat ini, air minum non-mineral dalam kemasan muncul sebagai alternatif air minum. Bahkan, air minum ini diminati warga perumahan elit di Jakarta dan Bandung.
AIR minum merupakan kebutuhan dasar untuk mei\jaga metabolisme tubuh, ((leh karena itu, kebutuhanakan air minum yani; sehat tidak akan pernah surut Peluang bisnis yang menjanjikan inilah yang membuat Mulyono Simowibowo tergiur memproduksi air minum. Dengan mengusung merek Celebrity, Mulyono memulai usaha ini 1 i Bandung pada 2006.
Berbeda dengan air minum kemasan lainnya, vicinity merupakan air minum non mineral. Saat ini. lelebritj sudah merambah pasar Bandung dan Jakarta Kebanyakan klien saya warga perumahan elit yang sudah sadar akan pentingnya kesehatan air minum." ujar Mulyono.
Selama tni, Mulyono melakukan pemasaran dari pintu ke pintu. Strategi itu cukup jitu um uk meraih hati pelanggan. baku ail minum. Mulyono mendapat pasokan daii PT Perusahaan An Minum i PAM i sebanyak 15.000 hingga 26.000 liter per hari. Ia membeli air dengan harga Rp 135.000 tiap 5.000 liter. Setelah memperoleh pasokan air, ia mengolah air tersebut dengan proses distilasi atau penyulingan.
Dengan modal Rp 300 juta.
Mulyono membeli berbagai mesin untuk memproduksi air minum ini. Seperti mesin boiler untuk memanaskan air hingga menjadi uap dan mesin kondenser untuk merubah kembali uap menjadi air. "Dengan proses itu, maka air akan steril dari kadar mineral, pungkas Mulyono. Dalam proses lm akan terjadi pengurangan massa air sekitar 20%.
Setelah diolah di pabriknya di Bandung, ia menjual produk Celebrity mulai dari kemasan cup 220 ml, botol il, botol 600 ml, botol 1,5 liter liingga ukuran galon 19 liter. Dalam sehari, eiebrity bisa terjual hingga 20.000 liter dalam berbagai kemasan.
Iv insumen eiebrity paling banyak mengkonsumsi kemasan galon ukuran 19 liter dengan harga Rp 11.000 per galon untuk harga Bandung dan Rp 12.500 untuk harga Jakarta "Dalam sebulan omzet minimal Rp 180 juta," ujar Mulyono.
Pemain lainnya adalah Hendri Darmawan yang menjual produk air kemasan non-mineral dengan merek
elestine. Memulai usaha sejak 2010 di Bekasi, saat ini ia sudah bisa menjual 8.000 liter air non mineral per hari dengan harga Rp 10.600 untuk ukuran galon 19 liter dan Rp 8.500 untuk ukuran 12 liter.
Pelanggannya baru berasal dari sekitar Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Berbeda dengan Mulyono, Hendri lebih fokus pada produk kemasan galon karena margin keuntungan lebih besar. Sayang, Hendri enggan menyebutkan omzetnya.
Mulyono mengaku, tantangan terberatnya adalah saat mengubah pandangan masyarakat tentang air inineral. Biasanya, untuk mensosialisasikan air non mineral itu, ia melakukan demo sederhana bagaimana memproduksi air minum non mineral kepada para calon pelanggannya.
Meski begitu, ia yakin, bisnis ini akan tetap punya masa depan. Alasannya, masih banyak pihak yang belum mengetahui informa-si tentang air non mineral. "Selain itu, pemainnya sangat terbatas," tambah Hendri.'
Sumber : Harian Kontan
Ragil Nugroho