Halaman

Bisnis Ramah Lingkungan dengan Mengolah Sampah

12/11/2011
Bisnis Ramah Lingkungan dengan Mengolah Sampah


NERACA. Kesadaran dan kepedulian masyarakat akan lingkungan semakin hari kian bergairah. Ini dibuktikan dengan pelbagai usaha pelestarian lingkungan yang semakin gencar dilakukan. Bukan sekadar pelestarian lingkungan, namun penghasilan pun dapat diraih.

Pelbagai jenis usaha yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan dapat kita temui, yang dikenal dengan sebutan eco business. Terdapat tiga metoda seputar eco business. Yaitu mendaur ulang (recycle), menggunakan (reuse), dan mengurangi atau (reduce).

Beberapa contoh bisnis dibidang sco business, sepeti bisnis kerajinan daur ulang sampah. Utamanya, masalah sampah adalah sampah yang tidak bisa terurai oleh alam, seperti plastik, kaleng, kaca, kain, busa, dan lainnya. Inilah yang bisa dimanfaatkan untuk dijadikan bisnis. Biasanya barang hasil daur ulang sampah jenis ini dipakai sebagai pelengkap aktifitas sehari-hari.

Contoh bila disekitar rumah kita banyak terdapat kain belacu atau kain perca, kita bisa menjahitnya untuk membuat keset, taplak meja, cempal dan masih banyak lagi. Tentunya masih banyak sisa bahan selain kain yang bisa kita gunakan untuk kemudian dijual dan mendatangkan keuntungan bagi tambahan pendapatan keluarga.

Terkait biaya produksi, bisnis ini tergolong murah karena mengandalkan kreatifitas untuk mencipta. Meski biaya bahan dan biaya produksi cenderung murah, harga jual produk ini pantas dihargai tinggi karena bisa jaai ada upah atas kreatifitas kita mengubah barang yang harusnya dibuang menjadi barang yang bisa dipakai lagi.

Jenis usaha daur ulang sampah plastik merupakan salah satu usaha yang handal dan fleksibel. Bahkan pasar dan hasil daur ulang plastik im bukan hanya di dalam negeri, karena pasar mancanegara justru banyak mencari bahan baku ini. Di pasar Internasional, negarayang banyak memanfaatkan adalah Taiwan, India, Vietnam, Pakistan, RRC.

Untuk pasar domestik, pada umumnya terbagi menjadi dua kelompok plastik daur ulang, yaitu kelompok film grade dan non-film grade seperti sampah plastik lembaran kemasan makanan (kantong gula, tepung, dan lain-lain), kantong belanja (kresek), kantong sampah, pembungkus tekstil, tas, garmen, pembungkus rokok, pembungkus baju, karung plastik, dan lain-lain. Untuk non-film grade ada botol air mineral, juice, saos, minyak goreng, kosmetik, shampoo, oli, tutup botol, krat botol, ember, mainan, tong sampah, container, pipa PVC, kabel listrik, selang air, plastik gelombang, dan lain-lain.

Semua pabrik plastik daur ulang (recycling) membutuhkan plastik-plastik bekas (sampah plastik) baik dari kelompok film grade (plastik daun) maupun dari non-film grade. Plastik-plastik tersebut sebagai bahan utama/ campuran untuk diproses daurulang menjadi pellet plastik, sehingga dikenal dengan nama pellet plastik daur ulang Hal ini hanya untuk membedakan dengan biji plastik original (asli).

Karena biji plastik asli sebagian besar masih impor, sehingga harganya cukup mahal (tergantung dolar dan harga minyak dunia). Maka biji/ pellet plastik daur ulang dapat menjadi suatu alternatif, dengan harga yang sangat kompetitif. Dan tentu saja bisnis ini sangat prospektif.

Jenis eco business lainnya adalah bisnis pupuk alami. Membuat pupuk alami senditi dapat mananggulangi masalah sampah. Karena selama ini sampah hanya dipindahkan dari rumah ke rumah ke penampingan sampah. TPA atau tempat pembuangan sampah tidak ada penyelesaiannya, inilah yang membuat rusak lingkungan kita Bisnis pupuk alami adalah bisnis murah lainnya yang bisa dikembangkan oleh perempuan Indonesia. Bahannya berasal dari sampah basah yang jumlahnyamelimpah, terutama dari sampah rumahtangga.

Yang perlu dicermati dari bisnis pupuk alami ini adalah (1) Bahannya adalah sampah basah rumah tangga, yang penanganannya tidak bisa dilakukan sendiri. (2) Soal harga jual, biasanya dihargai tinggi meskipun biaya produksinya tergolong murah. Hal ini disebabkan karena kegunaannya yang luar biasa. Bisnis distributor produk alami, termasuk jenis eco business. Ini erat kaitannya dengan sanitasi, kecantikan, fesyen, atau transportasi. Hal yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana cara memasarkannya.

Salah satu usaha daur ulang adalah daur ulang pada produk berbahan kaca. Banyak cara yang digunakan oleh para pengrajin untuk menyulap sampah kaca menjadi bisnis daur ulang dengan cara memanfaatkan kaca-kaca bekas sebagai bahan dasar pembuatan kerajinan. Salah satunya adalah benda seni berupa kerajinan gelas dari bahan pecahan kaca. Selain terkesan mewah, bentuknya yang unik akan menarik para konsumen. Ini bisa menjadi peluang bisnis yang cukup menggiurkan dengan kerajinan berbahan baku pecahan kaca.

Bahan yang dibutuhkan adalah pecahan kaca atau pecahan botol bekas, toples bekas dan apa saja yang berbahan kaca. Bahan baku tersebut dibersihkan dari bahan kontaminan, dicuci hingga bersih dan dilebur dalam tungku pemanas bersuhu 1.500 derajat Celcius selama 24 jam. Setelah benar-benar meleleh, selanjutnya kaca itu dibentuk sesuai dengan keinginan. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan-jalan. Sudah ada Glassphali, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang. Proses lainnya yang juga bisa dilakukan adalah bahan kaca yang sudah didapat dilakukan pemotongan dan dimodifikasi sesuai desain yang diinginkan misalnya dalam bentuk mainan maupun kerajinan.

Berbagai bentuk dapat di bentuk dari limbah-limbah kaca itu menjadi bentuk baru dengan nilai tambah didalamnya. Mulai vas, kap lampu, maupun bentuk baru berupa mainan, antara lain, berbentuk senjata api, kereta api, mobil, helikopter, sepeda motor, andong, becak, dan alat musik drum, gapura, lampu hias dan yang lainnya. Harga yang ditawarkan pun cukup bervariasi yaitu mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 15 juta tergantung ukuran dan tingkat kerumitan proses pembuatan, (ade)

Sumber : Harian Neraca