Halaman

Sosis Ayam Nuget Mengekor Terbang


>>>>>>Sosis Ayam Nuget Mengekor Terbang

Kenaikan harga daging ayam olahan dipicu kenaikan harga ayam

JAKARTA. Produsen daging ayam olahan menaikkan hargajual produknya akibat harga ayam di tingkat peternak tenis melonjak. Contoh produk olahan ayam antara lain nuget ayam serta sosis. Produk olahan ini biasanya dalam beni nk beku (frozen).

PT Sierad Produce Tbk salah satu perusahaan yang telah menaikkan hargajual tersebut. Elisina Desiree Nori-niarna. Manajer Senior Divisi Rumah Pemotongan Ayam (RPA) PT Sierad Produce Tbk, mengatakan, perusahaannya telah menaikkan harga pada beberapa produk.

Sebagai contoh, harga ayam olahan beku saat ini dijual seharga Rp 23.000 per kilogram (kg). Sebelumnya, harganya masih Rp 19.000 per kg. "kenaikan harga itu dipicu terus kenaikan harga ayam dari peternak," kata Elisina kepada KONTAN, Senin (4/7).

Elisina bilang, harga ayam di tingkat peternak saat ini sudah naik menjadi Rp 17.000 per kg. Sebelum naik, harganya masih berkisar Rp 11.000 per kg. Kenaikan itu membuat beban produksi meningkat, sehingga perusahaan terpaksa menaikkan hargajual. Selama ini, Sierad mendapatkan pasokan ayam dari 2.000 peternak yang tersebar di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Meski menghadapi masalah yang sama, belum semua produsen daging ayam olahan menaikkan hargajual. PT Japfa Comfeed Tbk misalnya. Manajer Produk PT Japfa, Ani Astuti mengatakan, sampai saat ini Japfa belum menaikkan harga jual. Soalnya, manajemen perusahaan ini menilai, kenaikan harga ayam mentah masih dalam batas toleransi bagi perusahaan ini.

Japfa ingin menggenjot penjualan dari penjualan produk olahan ayam menjelang puasa. Harapannya, omzet meningkat, laba pun naik.

Meski begitu, tidak menutup kemungkinan Japfa juga akan menaikkan harga jual produknya. Makanya, Japfa terus memonitor pergerakkan harga ayam di tingkat peternak, terutama menjelang bulan puasa ini. "Kalau harga meningkat tajam, tentu kami akan melakukan penghitung-an ulang," tutur Ani.

Namun Ani menjamin, kalau toh naik, kenaikan harga tersebut tidak akan terlalu tinggi. Pasalnya, Japfa sudah memiliki peternakan sendiri yang menopang sektor hilir usahanya. Hal ini membuat Japfa mampu mengontrol har-ga, kuantitas dan kualitas ba-han baku ayam Walhasil, meski harga di peternak sudah naik, Japfa masih bisa mengontrolnya sehingga tidak terlalu membebani biaya produksi. "Kami sudah memiliki rantai pasokan yang terintegrasi mulai dari hulu hingga ke hilir," imbuh Ani.

Ketua Umum Pusat Informasi Pemasaran Unggas (Pinsar Unggas), Hartono menjelaskan, kenaikan harga ayam dipicu melonjaknya harga pakan. Kenaikan harga pakan sendiri dipicu melonjaknya harga jagung baik di tingkat global maupun lokal.

Naikkan kapasitas

Imbasnya, biaya produksi peternak ikut naik, sehingga mereka menaikkan harga jual ayam kepada perusahaan pengolahan, seperti Sierad. "Kenaikan ini agar peternak tetap bisa mendapat keuntungan," kata Hartono.

Meski menaikkan harga,

Sierad optiniitis penjualan tetap tumbuh; apalagi mendekati bulan puasa dan lebaran ini. Nah untuk menggenjot penjualan itu, Sierad berencana meningkatkan kapasitas produksi. Elisina bilang, peningkatan kapasitas dilakukan dengan meiiambah jam pemotongan ayam, dari biasanya delapan jam per hari menjadi 10 jam per hari.

Menurut Elisina, penambahan produksi itu untuk memenuhi kebutuhan konsumen di Jabodetabek maupun di daerah lain, seperti Jawa Timur, Batam lian Papua. Ke daerah-daerah itu, Sierad biasanya memasok ayam segar dan ayam beku.

Menurut Ani, Japfa juga berencana menambah produksi menjelang puasa hingga dua kali lipat daripada produksi di hari biasa. Caranya, dengan menyiapkan tenaga kerja tambahan serta penambahan jam kerja. "Kami ingin mendapatkan laba tambahan selama bulan puasa," jelas Ani.

Sumber : Harian Kontan
Veri Nurhansyah.