Halaman

Pameran Kreatif Minim Sponsor


>>>>Pameran Kreatif Minim Sponsor

JAKARTA, KOMPAS - Penyelenggaraan Pekan Industri Kreatif kelima pada 6-10 Juli mendatang menelan dana Rp 9 miliar. Dengan anggaran sebesar itu, sebanyak 800 stan dibebaskan biaya. Tujuannya supaya akses pasar industri kreatif menguat sehingga kontribusi ke perekonomian ikut naik.

Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (4/7). Sumber dananya berasal dari 14 kementerian dan beberapa instansi lain. "Dananya memang besar karena tidak ada sponsor yang ikut andil," katanya. Menurut dia, dengan anggaran memadai, pemerintah berharap industri kreatif bisa lebih diper-hatikan. Selama kegiatan berlangsung ditargetkan transaksi langsung sebesar Rp 50 miliar. Tahun lalu. Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPK!) membukukan transaksi sebesar Rp 40 miliar.

"Secara khusus kami memang tidak mendatangkan buyer (pembeli) dari negara lain, tetapi kami mengundang sejumlah duta besar. Harapannya, para duta besar tersebut bisa mempromosikan potensi industri kreatif Indonesia," katanya.

Selama tahun 2009, industri kreatif menyumbang 7,6 persen nilai total produk domestik bruto (PDB) atau sebesar Rp 104,7 triliun. Dari 14 subsektor industri kreatif./as/Hon menjadi penyumbang terbesar PDB, yakni sekitar 3,17 persen dari PDB. Rata-rata pertumbuhan ekspor industrikreatif sepanjang tahun 2006-2009 mencapai 2,9 persen.

Komunitas

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, penyelenggaraan acara tersebut diharapkan bisa menggairahkan industri kreatif. Harapannya, terbentuk ko-munitas-komunitas baru di daerah. Pusat industri kreatif saat ini berada di Bandung, Yogyakarta, Bali, dan Solo. Tahun ini ada beberapa daerah yang digarap untuk menjadi kawasan industri kreatif, yakni Surabaya, Malang, Makassar, dan Palembang.

Menurut dia, selain menghadapi masalah akses pasar industri kreatif juga mengalami kendala akses pembiayaan. Belum adaperbankan yang tertarik membiayai industri kreatif. "Bank masih mensyaratkan jaminan sebesar 125 persen. Itu, kan, sulit dipenuhi industri kreatif yang kebanyakan menjual ide. Modal mereka itu ide, yang sulit diukur dengan uang," katanya.

Akibat minimnya peran perbankan, membuat sejumlah kre-ator terpaksa hijrah ke luar negeri, mencari sponsor yang mau membiayai "Akibatnya, banyak karya anak bangsa yang diklaim negara lain karena mereka mau membiayai. Misalnya saja, produk-produk animasi," ujarnya. Fokus pemerintah terhadap industri kreatif dimulai tahun 2006. Sebelumnya, sektor tersebut tidak digarap serius. (ENY)

Sumber : Kompas