07/25/2011
Mendorong entrepreneurship
Pertemuan internasional tentang entrepreneur-ship di Bali yang berlangsung pekan lalu kembali membuka cakrawala pandang kita tentang potensi bangsa yang semestinya dapat dikembangkan untuk mendorong perekonomian nasional.
Namun, besarnya potensi itu tidak sebanding dengan upaya yang sudah dilakukan. Salah satu yang mengemuka adalah masih rendahnya dukungan pemerintah terhadap berkembangnya en-trepreneurship di Tanah Air, kendati semangat untuk itu sebenarnya begitu tinggi.
Kita lihat, misalnya, banyak pebisnis pemula yang berasal dari kalangan mahasiswa maupun lulusan baru, yang tergabung di berbagai forum entrepreneurship yang dalang dengan gagasan-gagasan bisnis brilian. Tidak hanya gagasan, tetapi mereka juga mengimplementasikannya ke dalam bisnis yang sesungguhnya, mampu mencetak untung, dan mampu menyediakan lapangan kerja.
Institusi seperti Bank Mandiri dengan Wira Usaha Mandiri, untuk sekadar menyebut contoh selain banyak institusi bisnis lain seperti Sampoerna Foundation. Djarum, Ciputra Foundation, dan banyak lagi perusahaan di Indonesia, memiliki program yang sangat kuat dalam mencetak entrepreneur baru.
Lalu kini terdapat institusi nonpemerintah yang mencoba mendorong semangat itu supaya semakin mengemuka, yakni Clobal Entrepreneurship Program Indonesia, yang menjadi salah satu "gerakan" kalangan dunia usaha untuk memfasilitasi bertum-buhkembangnya kewirausahaan di Tanah Air.
Mereka memiliki kesadaran yang tinggi, bahwa Indonesia hanya akan maju menjadi perekonomian kuat di dunia jika banyak entrepreneur unggul berkiprah di negeri ini. Seperti Singapura, yang rasio CTtfreprmeur-nya sudah melebihi 7% dan Amerika Serikal sudah lebih dari 4%, Indonesia disebut-sebut baru sekitar 0,4% saat ini. Padahal, para ahli mengatakan bangsa yang perekonomiannya kuat paling tidak harus didukung entrepreneur sedikitnya 2% dari populasinya.
Artinya, jika merujuk rasio itu, kita membutuhkan sedikitnya 4.6 juta entrepreneur di Indonesia. Jika itu dapat terjadi, kita bisa berharap tantangan terbesar bangsa ini, yakni mengikis jumlah pengangguran yang begitu besar, termasuk pengangguran dari kelas sarjana yang berpendidikan tinggi, dapat memperoleh jawabannya.
Pertanyaannya adalah, di manaperan pemerintah dalam menumbuhkembangkan entrepreneur baru? Di Amerika, disebutkan bahwa entrepreneur berkembang pesat karena dorongan, dukungan dan fasilitasi pemerintah.
Di Israel, banyak entrepreneur baru (startup) yang berhasil karena program pembiayaan yang didukung pemerintah begitu massive dan mudah diakses, selain "jiwa bertarung" yang tinggi dari kalangan anak-anak muda Yahudi, sehingga keluar banyak perusahaan kelas dunia seperti Google dan lainnya.
Oleh sebab itu, banyak saran dan desakan agar pemerintah lebih proaktif dan benar-benar serius mengenai upaya mendorong bertumbuhkembang-nya entrepreneurship ini melalui banyak cara, terutama memfasilitasi berkembangnya startup company di Indonesia.
Banyak kreativitas baru yang berasal dari anak-anak muda potensi bangsa ini yang belum terakomodasi dan terfasilitasi dengan baik, padahal kreativitas mereka itu sesungguhnya dapat berkembang dan didorong untuk menjadi salah satu dewaf"
Pertemuan internasional tentang entrepreneur-ship di Bali yang berlangsung pekan lalu kembali membuka cakrawala pandang kita tentang potensi bangsa yang semestinya dapat dikembangkan untuk mendorong perekonomian nasional.
Namun, besarnya potensi itu tidak sebanding dengan upaya yang sudah dilakukan. Salah satu yang mengemuka adalah masih rendahnya dukungan pemerintah terhadap berkembangnya en-trepreneurship di Tanah Air, kendati semangat untuk itu sebenarnya begitu tinggi.
Kita lihat, misalnya, banyak pebisnis pemula yang berasal dari kalangan mahasiswa maupun lulusan baru, yang tergabung di berbagai forum entrepreneurship yang dalang dengan gagasan-gagasan bisnis brilian. Tidak hanya gagasan, tetapi mereka juga mengimplementasikannya ke dalam bisnis yang sesungguhnya, mampu mencetak untung, dan mampu menyediakan lapangan kerja.
Institusi seperti Bank Mandiri dengan Wira Usaha Mandiri, untuk sekadar menyebut contoh selain banyak institusi bisnis lain seperti Sampoerna Foundation. Djarum, Ciputra Foundation, dan banyak lagi perusahaan di Indonesia, memiliki program yang sangat kuat dalam mencetak entrepreneur baru.
Lalu kini terdapat institusi nonpemerintah yang mencoba mendorong semangat itu supaya semakin mengemuka, yakni Clobal Entrepreneurship Program Indonesia, yang menjadi salah satu "gerakan" kalangan dunia usaha untuk memfasilitasi bertum-buhkembangnya kewirausahaan di Tanah Air.
Mereka memiliki kesadaran yang tinggi, bahwa Indonesia hanya akan maju menjadi perekonomian kuat di dunia jika banyak entrepreneur unggul berkiprah di negeri ini. Seperti Singapura, yang rasio CTtfreprmeur-nya sudah melebihi 7% dan Amerika Serikal sudah lebih dari 4%, Indonesia disebut-sebut baru sekitar 0,4% saat ini. Padahal, para ahli mengatakan bangsa yang perekonomiannya kuat paling tidak harus didukung entrepreneur sedikitnya 2% dari populasinya.
Artinya, jika merujuk rasio itu, kita membutuhkan sedikitnya 4.6 juta entrepreneur di Indonesia. Jika itu dapat terjadi, kita bisa berharap tantangan terbesar bangsa ini, yakni mengikis jumlah pengangguran yang begitu besar, termasuk pengangguran dari kelas sarjana yang berpendidikan tinggi, dapat memperoleh jawabannya.
Pertanyaannya adalah, di manaperan pemerintah dalam menumbuhkembangkan entrepreneur baru? Di Amerika, disebutkan bahwa entrepreneur berkembang pesat karena dorongan, dukungan dan fasilitasi pemerintah.
Di Israel, banyak entrepreneur baru (startup) yang berhasil karena program pembiayaan yang didukung pemerintah begitu massive dan mudah diakses, selain "jiwa bertarung" yang tinggi dari kalangan anak-anak muda Yahudi, sehingga keluar banyak perusahaan kelas dunia seperti Google dan lainnya.
Oleh sebab itu, banyak saran dan desakan agar pemerintah lebih proaktif dan benar-benar serius mengenai upaya mendorong bertumbuhkembang-nya entrepreneurship ini melalui banyak cara, terutama memfasilitasi berkembangnya startup company di Indonesia.
Banyak kreativitas baru yang berasal dari anak-anak muda potensi bangsa ini yang belum terakomodasi dan terfasilitasi dengan baik, padahal kreativitas mereka itu sesungguhnya dapat berkembang dan didorong untuk menjadi salah satu dewaf"
Sumber : Bisnis Indoneisa