" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Jeli baca pasar

Jeli baca pasar

 07/17/2011
>>>> Jeli baca pasar

Bisnis fashion saat ini tumbuh dengan pesat, berbagai bentuk desain pakaian ditawarkan lebih beragam dengan harga yang relatif terjangkau. Mulai pakaian kerja, baju santai untuk dewasa, anak, hingga baju muslim tak luput dari sentuhan peralihan zaman modem dunia mode.

Tak ketinggalan peci, sebagai pelengkap busana muslim bagi kaum pria atau yang lebih sering disebut baju koko. Dari model klasik dengan bahan baku beledu warna hitam polos, kini mulai bervariasi dengan bahan kain keras warna putih, dengan hiasan payet atau bordiran untuk memberi kesan modis dan elegan.

Maraknya perkembangan mode tersebut tentunya mendorong persaingan yang ketat pada industri rumahan ini, sehingga pelaku usahanya harus ikut menyesuaikan permintaan pasar jika ingin tetap eksis.

Seperti yang dilakukan Hasan Al Munawar, perajin peci atau songkok di Kampung Pencikan Kelurahan Dadapsari Semarang Utara. Usaha yang telah dirintis sejak 1984 itu masih bertahan di tengah persaingan industri modern saat ini, kuncinya yaitu terus menangkap peluang bisnis dengan membaca keinginan pasar.

"Kuncinya yaitu jeli melihat perkembangan pasar, bagaimana permintaan konsumen dan perubahan mode saat ini," katanya kepada Bisnis baru-baru ini.Menurut Hasan, peci tradisional berbahan beledu hitam kini mulai ditinggalkan konsumen karena banyak pilihan model serta kualitas peci, seperti peci pulih. Peci yang dulunya identik dengan yang dipakai para jamaah haji itu mulai dikenakan kebanyakan orang bahkan anak-anak muda.

Dia menjelaskan peci putih yang kini lagi ngetren cukup memengaruhi volume pasar peci tradisional yang terbuat dari kain beledu, selain harganya lebih murah dan modis, perawatannyapun lebih mudah. Untuk satu buah peci putih, pembeli cukup merogoh kocek Rp25.000-Rp40.000, sedangkan untuk peci beledu atau songkok mulai dari harga RplS.000-Rp60.000 untuk yang kualitas bagus.

"Orang kota lebih senang pada peci putih karena lebih berkesan sebagai seorang muslim dan tampak bersih. Adapun di pedesaan, pengguna peci putih umumnya bagi mereka yang sudah pernah naik haji. Mereka yang belum ke tanah suci umumnya segan menggunakan peci putih", ungkapnya.

Di sisi lain, lanjut dia harga bahan baku beledu yang terus melambung mendorong perajin terus berkreasi menggunakan bahan baku alternatif untuk tetap bisa bersaing dan mempertahankan usahanya.Misalnya yang tadinya menggunakan kain beledu nomor 1, sekarang menggantinya dengan nomor 3 atau 4, sedangkan bagian dalam peci yang semula menggunakan kain keras kini, digantinya dengan karton.

Ramadan membawa berkah Bulan Ramadan memang selalu membawa berkah bagi kaum muslim, tak terkecuali Hasan yang kebanjiran order peci menjelang bulan suci itu. Pada hari-hari biasa, produksi peci yang diberi merek MTQ, Mubarok, Maulana dan Kitab Suci itu mencapai 3.000-3.500 buah per bulan yang dipasarkan di Jawa lengah, Jawa

Beberapa bulan menjelang

Ramadan, jumlah produksimeningkat hingga 50%.

Timur dan Sumatra, bahkan di ekspor hingga ke Malaysia dan Brunei Darusalam.

Beberapa bulan menjelang Ramadan, jumlah produksi meningkat hingga 50% karena melonjaknya permintaan peci di beberapa daerah bahkan untuk ekspor, sehingga pada bulan-bulan tersebut rata-rata produksi peci bisa mencapai 4.000-4.500 per bulan.

Hasan menjelaskan alasan untuk menyetok peci jauh-jauh hari sebelum Ramadan tiba, yaitu selain untuk memenuhi permintaan yang sudah dipastikan meningkat, juga untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan baku peci.

"Jumlah karyawan saya hanya 7 orang, pasti kewalahan dengan permintaan yang meningkat, untuk itu kami kerja keras beberapa bulan menjelang Ramadan, selain itu biasanya menjelang puasa bahan baku naik signifikan." ujarnya.

Dia menuturkan meski perkembangan mode terus menuntut inovasi produk. Hasan optimistis keberadaan peci tradisional masih tetap dibutuhkan, apalagi fungsinya yang tidak hanya dipakai oleh kaum muslim tetapi digunakan sebagai kelengkapan pakaian nasional di Indonesia."Lihat saja, saat-saat pelantikan pejabat negara atau acara-acara resmi, peci tradisional selalu digunakan sebagai pelengkap setelan jas," ujarnya

Sumber : Bisnis Indonesia

Entri Populer