>>>>>Tampil Beda dengan Kemitraan Syariah
Ardiansyah Murdiawan Saputra, pemilik Corner Kebab, terus mengembangkan usahanya. Dia menawarkan sistem kemitraan bagi hasil syariah. Menyasar calon mitra yang benar-benar sibuk, pola ini juga untuk memberikan kesempatan kepada karyawannya menjadi pengusaha. Sebab, bagi dia, karyawan adalah aset paling berharga.
CORNER Kebab teras berkembang di antara teman-teman Ardiansyah sesama alumni Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) yang menjadi mitranya Tentu, dia tak puas hanya sampai di situ. Untuk mengembangkan usahanya, ia rajin mengikuti pameran untuk makin memperkenalkan Comer Kebab.
Di saat mengikuti pameran, Ardiansyah sadar, Comer Kebab harus memiliki perbedaan dengan usaha kebab lainnya "Ada calon mitra yang bertanya apa bedanya dengan usaha kebab yang lain," katanya
Untunglah sejak berdiri, Ardiansyah sudah memikir-kannya Dia memakai sistem dual burner untuk memproduksi kebab. Namun, itu saja belum cukup. Makanya, pada 2010, ia mencoba menawarkan sesuatu yang berbeda kepada para calon mitra Yakni, sistem kemitraan bagi hasil secara syariah.
Konsep ini untuk menyasar calon mitra yang benar-benar sibuk. Nantinya, Comer Kebab akan mengirimkan karyawan sebagai operator dengan sistem gaji berapa bagi hasil. Hasilnya, sukses besar. "Mitra yang mengambil paket ini sudah mencapai 50 orang," ungkap dia
Berkat sistem bara itu, pertumbuhan jumlah mitra Corner Kebab melesat. Buktinya, pada April 2011, mitranya bara berjumlah 110, sekarang sudah mencapai 150 mitra. Ardiansyah menargetkan, tiap bulan bisamerangkul 10 mitra bara.
Dengan pertambahan jumlah mitra, maka peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan sistem menjadi sesuatu yang penting. "Jika SDM atau sistemnya tidak baik, malah bisa menghancurkan," tambahnya
Ardiansyah menganggap karyawan adalah aset yang paling berharga Selain itu, reputasi juga sangat penting agar mitra bisnis bisa percaya Untuk mencapai itu, tentu butuh karyawan yang jujur dan kompeten.
Tak hanya pendidikan saja yang menjadi pertimbangannya merekrut pegawai, namun juga karakter calon karyawan. Pengembangan kompetensi dan karier pegawai menjadi penting. Sebab, bila pegawai merasa tak memiliki masa depan, maka mereka tentu akan mengundurkan diri.
Dengan 200 pegawai yang terdiri dari 150 operator lapangan dan 50 pegawai manajemen, sejak awal 2011 lalu, Ardiansyah mendirikan pusat pelatihan untuk training pegawainya Saat training itulah, karyawan akan mempelajari hal-hal yang dibutuhkan untuk promosi kepangkatan dan bagaimana meningkatkan etos kerja. "Saya selalu memacu mereka untuk maju dalam karier," katanya
Bahkan, kepada pegawainya, ia juga menawarkan menjadi operator lapangan bagi mitra Comer Kebab. Dengan menjadi operator lapangan, mereka juga menjadi pengusaha karena gajinya ditentukan dengan sistem bagi hasil. "Merekapengusaha lantaran apa yang mereka peroleh ditentukan oleh kerja keras mereka sendiri," kata Ardiansyah.
Karena menggunakan sistem bagi hasil syariah, Comer Kebab tidak mena Corner kebab tidak menawarkan paket masterfranchise.warkan paket master franchise. Ardiansyah merasa, jika menawarkan paket master franchise, belum tentu pemikirannya sejalan dengan mitra
Ia juga khawatir, mitra master franchise punya bisnis lain, gerai yang ada di bawahnya terbengkalai. Untuk menggantikan sitem master franchise. Ardiansyah menunjuk kepala cabang untuk mengurusi mitra-mitranya
Saat ini, sudah ada 9 kepala cabang yang tersebar di Bekasi, Bandung, Jogjakarta, dan Surabaya Kepala cabang juga mendapat gaji dengan sistem bagi hasil.
Dengan sistem yang dibangun Ardiansyah, Comer Kebab mampu berkembang pesat. Ini merupakan buah perjuangan yang keras, apalagi semua bahan baku utama seperti tortila dan daging dipasok dari Jakarta. "Mitra hanya menyediakan bahan baku biasa seperti mentega," katanya
Lewat pencatatan yang rapi dan terstandardisasi, ia bisa mengetahui detil, misalnya, ada cabang yang menggunakan mustard atau tomat terlalu sedikit. Lewat catatan pembelian bahan baku itulah, semuanya bisa terlihat.Selain itu, Ardiansyah juga terhindar dari mitra yang tidak jujur dalam pemakaian bahan baku. "Perlu ada pencegahan sebelum menjadi masalah besar," ujarnya
Sumber: Harian Kontan
Dharmesta
Ardiansyah Murdiawan Saputra, pemilik Corner Kebab, terus mengembangkan usahanya. Dia menawarkan sistem kemitraan bagi hasil syariah. Menyasar calon mitra yang benar-benar sibuk, pola ini juga untuk memberikan kesempatan kepada karyawannya menjadi pengusaha. Sebab, bagi dia, karyawan adalah aset paling berharga.
CORNER Kebab teras berkembang di antara teman-teman Ardiansyah sesama alumni Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) yang menjadi mitranya Tentu, dia tak puas hanya sampai di situ. Untuk mengembangkan usahanya, ia rajin mengikuti pameran untuk makin memperkenalkan Comer Kebab.
Di saat mengikuti pameran, Ardiansyah sadar, Comer Kebab harus memiliki perbedaan dengan usaha kebab lainnya "Ada calon mitra yang bertanya apa bedanya dengan usaha kebab yang lain," katanya
Untunglah sejak berdiri, Ardiansyah sudah memikir-kannya Dia memakai sistem dual burner untuk memproduksi kebab. Namun, itu saja belum cukup. Makanya, pada 2010, ia mencoba menawarkan sesuatu yang berbeda kepada para calon mitra Yakni, sistem kemitraan bagi hasil secara syariah.
Konsep ini untuk menyasar calon mitra yang benar-benar sibuk. Nantinya, Comer Kebab akan mengirimkan karyawan sebagai operator dengan sistem gaji berapa bagi hasil. Hasilnya, sukses besar. "Mitra yang mengambil paket ini sudah mencapai 50 orang," ungkap dia
Berkat sistem bara itu, pertumbuhan jumlah mitra Corner Kebab melesat. Buktinya, pada April 2011, mitranya bara berjumlah 110, sekarang sudah mencapai 150 mitra. Ardiansyah menargetkan, tiap bulan bisamerangkul 10 mitra bara.
Dengan pertambahan jumlah mitra, maka peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan sistem menjadi sesuatu yang penting. "Jika SDM atau sistemnya tidak baik, malah bisa menghancurkan," tambahnya
Ardiansyah menganggap karyawan adalah aset yang paling berharga Selain itu, reputasi juga sangat penting agar mitra bisnis bisa percaya Untuk mencapai itu, tentu butuh karyawan yang jujur dan kompeten.
Tak hanya pendidikan saja yang menjadi pertimbangannya merekrut pegawai, namun juga karakter calon karyawan. Pengembangan kompetensi dan karier pegawai menjadi penting. Sebab, bila pegawai merasa tak memiliki masa depan, maka mereka tentu akan mengundurkan diri.
Dengan 200 pegawai yang terdiri dari 150 operator lapangan dan 50 pegawai manajemen, sejak awal 2011 lalu, Ardiansyah mendirikan pusat pelatihan untuk training pegawainya Saat training itulah, karyawan akan mempelajari hal-hal yang dibutuhkan untuk promosi kepangkatan dan bagaimana meningkatkan etos kerja. "Saya selalu memacu mereka untuk maju dalam karier," katanya
Bahkan, kepada pegawainya, ia juga menawarkan menjadi operator lapangan bagi mitra Comer Kebab. Dengan menjadi operator lapangan, mereka juga menjadi pengusaha karena gajinya ditentukan dengan sistem bagi hasil. "Merekapengusaha lantaran apa yang mereka peroleh ditentukan oleh kerja keras mereka sendiri," kata Ardiansyah.
Karena menggunakan sistem bagi hasil syariah, Comer Kebab tidak mena Corner kebab tidak menawarkan paket masterfranchise.warkan paket master franchise. Ardiansyah merasa, jika menawarkan paket master franchise, belum tentu pemikirannya sejalan dengan mitra
Ia juga khawatir, mitra master franchise punya bisnis lain, gerai yang ada di bawahnya terbengkalai. Untuk menggantikan sitem master franchise. Ardiansyah menunjuk kepala cabang untuk mengurusi mitra-mitranya
Saat ini, sudah ada 9 kepala cabang yang tersebar di Bekasi, Bandung, Jogjakarta, dan Surabaya Kepala cabang juga mendapat gaji dengan sistem bagi hasil.
Dengan sistem yang dibangun Ardiansyah, Comer Kebab mampu berkembang pesat. Ini merupakan buah perjuangan yang keras, apalagi semua bahan baku utama seperti tortila dan daging dipasok dari Jakarta. "Mitra hanya menyediakan bahan baku biasa seperti mentega," katanya
Lewat pencatatan yang rapi dan terstandardisasi, ia bisa mengetahui detil, misalnya, ada cabang yang menggunakan mustard atau tomat terlalu sedikit. Lewat catatan pembelian bahan baku itulah, semuanya bisa terlihat.Selain itu, Ardiansyah juga terhindar dari mitra yang tidak jujur dalam pemakaian bahan baku. "Perlu ada pencegahan sebelum menjadi masalah besar," ujarnya
Sumber: Harian Kontan
Dharmesta