>>>>Punya Misi Corner Kebab jadi Nomor Satu
Untuk menambah mitra baru, Ardiansyah Murdiawan Saputra mempersiapkan strategi garansi membeli kembali gerobak gerai kebab kalau kontrak kemitraan berakhir. Dia yakin, dengan program garansi itu, bisa menambah 150 mitra lagi hingga akhir 2011 mendatang. Itu berarti Corner Kebab menjadi jawara di Indonesia.
WALAUPUN sudah memiliki 150 mitra. Ardiansyah Murdiawan Saputra merasa belum puas. Ia sekarang tertantang untuk menambah mitra Corner Kebab menjadi 300 mitra lagi sampai akhir tahun 2011. Demi mencapai misi itu, dia menyempatkan diri mengikuti pameran di Jawa, Kalimantan, hingga Bali. "Saya punya misi Corner Kebab menjadi bisnis kebab nomor satu di Indonesia" kata Ardiansyah.
Bagi Ardiansyah, misi tersebut bukanlah hal yang mustahil. Ia bilang, kebab sudah menjadi makanan yang disukai berbagai lapisan masyarakat Indonesia, bahkan sudah melampaui popularitas burger. Klaimnya itu mengacu kepada pendataan yang pernah dia lakukan sendiri. Tetapi, ini data perusahaan kami, kalau data dari perusahaan lain bisa saja ada perbedaan," ungkap Ardiansyah.
Agar mampu menyakinkan lebih banyak orang menjadi mitra. Ardiansyah membuat terobosan yang terbilang berani di awal tahun 2011 lalu. Ia membuat garansi untuk membeli kembali gerobak mitra yang masa kontraknya habis. Tawaran program ini tidak ada pada kemitraan lain.
Biasanya, bila kontrak habis, maka fasilitas seperti gerobak dibiarkan terbengkalai begitu saja. Namun, dengan sistem garansi, Ardiansyah akan membeli gerobak Corner Kebab jika kerjasama kemitraanberakhir. "Ini juga suatu cara untuk menyelamatkan lingkungan dan juga mitra kami," ujarnya.
Strategi lain mengundang mitra lebih banyak lagi, Ardiansyah juga memperkuat menu kebab dengan melakukan riset. Ia mengembangkan menu kebab yang berbahan baku dari ikan, dan juga dari ayam yang sebelumnya tidak ada pada daftar menu.
Ia mengaku tidak segan untuk menghapus menu, jika memang tidak banyak peminatnya. "Corner Kebab punya standar, bila nilai suatu menu dianggap kurang diminati, maka tahun depan menu bisa dihapuskan," terang Ardiansyah.
Walaupun optimistis, Ardiansyah mengaku memiliki tantangan dalam melakukan ekspansi. Salah satunya adalah penutupan keran impor daging sapi dari Australia. Saat ini, Ia belum bisa memperkirakan dampaknya penghentian impor sapi itu bagi usahanya. Ia khawatir, penghentian impor sapi dari Australia itu membuat harga daging di dalam negeri kian mahal. Untuk itu, dia berharap agar persaingan antarpeda-gang sapi tidak membuat harga naik tinggi.
Untuk menambah mitra baru, Ardiansyah Murdiawan Saputra mempersiapkan strategi garansi membeli kembali gerobak gerai kebab kalau kontrak kemitraan berakhir. Dia yakin, dengan program garansi itu, bisa menambah 150 mitra lagi hingga akhir 2011 mendatang. Itu berarti Corner Kebab menjadi jawara di Indonesia.
WALAUPUN sudah memiliki 150 mitra. Ardiansyah Murdiawan Saputra merasa belum puas. Ia sekarang tertantang untuk menambah mitra Corner Kebab menjadi 300 mitra lagi sampai akhir tahun 2011. Demi mencapai misi itu, dia menyempatkan diri mengikuti pameran di Jawa, Kalimantan, hingga Bali. "Saya punya misi Corner Kebab menjadi bisnis kebab nomor satu di Indonesia" kata Ardiansyah.
Bagi Ardiansyah, misi tersebut bukanlah hal yang mustahil. Ia bilang, kebab sudah menjadi makanan yang disukai berbagai lapisan masyarakat Indonesia, bahkan sudah melampaui popularitas burger. Klaimnya itu mengacu kepada pendataan yang pernah dia lakukan sendiri. Tetapi, ini data perusahaan kami, kalau data dari perusahaan lain bisa saja ada perbedaan," ungkap Ardiansyah.
Agar mampu menyakinkan lebih banyak orang menjadi mitra. Ardiansyah membuat terobosan yang terbilang berani di awal tahun 2011 lalu. Ia membuat garansi untuk membeli kembali gerobak mitra yang masa kontraknya habis. Tawaran program ini tidak ada pada kemitraan lain.
Biasanya, bila kontrak habis, maka fasilitas seperti gerobak dibiarkan terbengkalai begitu saja. Namun, dengan sistem garansi, Ardiansyah akan membeli gerobak Corner Kebab jika kerjasama kemitraanberakhir. "Ini juga suatu cara untuk menyelamatkan lingkungan dan juga mitra kami," ujarnya.
Strategi lain mengundang mitra lebih banyak lagi, Ardiansyah juga memperkuat menu kebab dengan melakukan riset. Ia mengembangkan menu kebab yang berbahan baku dari ikan, dan juga dari ayam yang sebelumnya tidak ada pada daftar menu.
Ia mengaku tidak segan untuk menghapus menu, jika memang tidak banyak peminatnya. "Corner Kebab punya standar, bila nilai suatu menu dianggap kurang diminati, maka tahun depan menu bisa dihapuskan," terang Ardiansyah.
Walaupun optimistis, Ardiansyah mengaku memiliki tantangan dalam melakukan ekspansi. Salah satunya adalah penutupan keran impor daging sapi dari Australia. Saat ini, Ia belum bisa memperkirakan dampaknya penghentian impor sapi itu bagi usahanya. Ia khawatir, penghentian impor sapi dari Australia itu membuat harga daging di dalam negeri kian mahal. Untuk itu, dia berharap agar persaingan antarpeda-gang sapi tidak membuat harga naik tinggi.
Jika memang diperlukan, diameminta pemerintah melakukan intervensi jika harga daging sapi naik tinggi. "Pemerintah berencana menjajaki impor dari negara lain, ini angin segar bagi kami," terang diaNamun, ancaman kenaikan harga daging itu membuat otak bisnis Ardiansyah bekerja Ia sekarang sedang mempersiapkan strategi untuk meningkatkan promosi kebab ikan di semua gerai miliknya Ia mengaku tidak bisa mengurangi komposisi daging pada menu kebab di Corner Kebab. "Kalau saya kurangi daging, maka itu akan merusak kepercayaan pelanggan kepada kami," ungkap Ardiansyah.
Hal lain yang bisa menghambat ambisi Ardiansyah adalah kepopuleran kebab pada masyarakat. Ia khawatir muncul kemitraan atau waralaba kebab yang menawarkan harga kemitraan atau waralaba yang lebih murah. Tapi, Ardiansyah mengaku ada beberapa teknik cara mempertahankan diri dari gempuran kompeti-tor. Antara lain, menerapkan program garansi membeli gerai kembali, menerapkan sistem syariah, dan menggunakan peralatan yang berkualitas. "Saya tidak seperti kemitraan yang lain yang hanya menjual putus," tegas Ardiansyah.
Sebagai pengusaha muda, Ardiansyah mengaku menyukai tantangan. Menjadi wirausaha, menurut dia, adalah profesi yang penuh dengan tantangan. Akan tetapi, modal yang paling penting untuk buka usaha adalah kejujuran, sedangkan modal merupakan nomor dua "Kejujuran menghasilkan kepercayaan dan dengan kepercayaan orang akan mau berbisnis dengan kita," prinsip Ardiansyah.
Dia menambahkan, jika kepercayaan hilang, maka tidak satupun orang mau berteman apalagi untuk kerjasama bisnis. "Kejujuran dan kepercayaan ini adalah pesan dari orang tua saya," terang Ardiansyah.
Sumber: Harian Kontan
Hal lain yang bisa menghambat ambisi Ardiansyah adalah kepopuleran kebab pada masyarakat. Ia khawatir muncul kemitraan atau waralaba kebab yang menawarkan harga kemitraan atau waralaba yang lebih murah. Tapi, Ardiansyah mengaku ada beberapa teknik cara mempertahankan diri dari gempuran kompeti-tor. Antara lain, menerapkan program garansi membeli gerai kembali, menerapkan sistem syariah, dan menggunakan peralatan yang berkualitas. "Saya tidak seperti kemitraan yang lain yang hanya menjual putus," tegas Ardiansyah.
Sebagai pengusaha muda, Ardiansyah mengaku menyukai tantangan. Menjadi wirausaha, menurut dia, adalah profesi yang penuh dengan tantangan. Akan tetapi, modal yang paling penting untuk buka usaha adalah kejujuran, sedangkan modal merupakan nomor dua "Kejujuran menghasilkan kepercayaan dan dengan kepercayaan orang akan mau berbisnis dengan kita," prinsip Ardiansyah.
Dia menambahkan, jika kepercayaan hilang, maka tidak satupun orang mau berteman apalagi untuk kerjasama bisnis. "Kejujuran dan kepercayaan ini adalah pesan dari orang tua saya," terang Ardiansyah.
Sumber: Harian Kontan
Dharmesta