""
>>>>>>Musim Libur, Musim Panen
Musim liburan adalah momentum positif yang kerap dirasakan pelaku usaha penginapan. Maklum, sudah bukan menjadi rahasia umum jika tingkat hunian hotel (penginapan) melonjak pada saat musim libursekolah dan akhirtahun.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang tingkat hunian kamar hotel periode 2008-2011, peningkatan pengunjung hotel pada tiap musim liburan sekolah dan akhir tahun biasa terjadi pada Juni, Juli, Agustus, dan Desember.
Rata-rata jumlah kamar terisi dari hotel terklasifikasi di 14 provinsi tujuan utama pariwisata pada Juni 2008 mencapai 52,37%. Angka ini naik menjadi 54,57% pada Juli, Agustus (55,19%),dan Desember (49,69%).Sedangkan rata-rata tingkat hunian hotel pada bulan lain hanya 49%.Total rata-rata nilai terendah terjadi pada September dengan nilai 42,66%.
Seperti pada 2008, musim liburan pada 2009 dan 2010 juga terjadi kenaikan tingkat hunian hotel pada periode yang sama. Pada Juni 2009, rata-rata hunian hotel mencapai 52,65%, Juli (52,62%),Agustus (51,68%), dan Desember (52,56%). Angka ini lebih tinggi bila dibanding bulan lain pada 2009 yang nilai rata-rata hanya mencapai 44-49%. Bedanya, nilai rata-rata terkecil 2009 terjadi tidak pada Februari yang hanya 44,54 %.
Bila dilihat secara keseluruhan, total nilai rata-rata hunian hotel yang terisi di 14 provinsi yang menjadi tujuan wisa ta di Indonesia pada 2008masih lebih tinggi yaitu 49% dibanding pada 2009 yang hanyamencapai48%.Hal ini menunjukkan bahwa minat wisatawan pada 2009 mengalami penurunan.
Sedangkan pada 2010 yang dihitung dari 17 provinsi, nilai rata-rata hunian hotel yang terisi mencapai 50% yang terjadi saat musim liburan. Lalu, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di 20 provinsi pada April 2011 mencapai rata-rata 52,10% atau naik 2,41 poin dibanding TPK April 2010 sebesar 49,69%. Dibanding TPK Maret 2011 yang sebesar 51,95%, TPKApril2011naikO,15poin. .
Pada April 2011, TPK tertinggi terjadi di Sulawesi Tengah sebesar 71,04%danTPKterendahterjadi di Jawa Tengah sebesar 41,35%. Begitu pula dibanding TPK hotel Maret 2011.TPK hotel berbintang pada April 2011 mengalami kenaikan 0,15 poin.
Kenaikan TPK hotel April 2011 dibanding periode yang sama tahun lalu terjadi di 16 provinsi dengan kenaikan tertinggi terjadi di Riau sebesar 16,94 poin. Begitu pula dibanding Maret 2011,kenaikanTPK April 2011 terjadi di 16 provinsi dengan kenaikan tertinggi terjadi di Nusa Tenggara Barat sebesar 5,80 poin.
Selanjutnya, jika dilihat menurut klasifikasi hotel, TPK hotel tertinggi pada April 2011 terjadi pada hotel bintang dua yaitu mencapai 56,05%, sedangkan TPK hotel terendah terjadi pada hotel bintang satu yang hanya 44,53%. Hal ini tidak seperti pola bulan-bulan sebelumnya, TPK tertinggi terjadi di hotel bintang lima.
Sementara rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang di 20 provinsi selama April 2011 adalah 2,07 hari, naik 0,08 hari dibanding keadaan April 2010, dan turun dibanding Maret 2011. Secara keseluruhan rata-rata lama menginap tamu asing pada April 2011 lebih tinggi dibanding tamu domestik yaitu masing-masing 3,43 hari dan 1,80 hari.
Kondisi ini terjadi di seluruh provin si tu j u an wi sa ta, kec uali di Sulawesi Tengah. Dirinci menurut provinsi, tercatat rata-rata lama menginap tamu yang tertinggi pada April 2011 terjadi di Bali yai tu 3,80 hari diikuti NusaTeng-gara Barat sebesar2,75 hari.
Melonjaknya tingkat hunian hotel pada momentum tersebut karena bagikebanyakan orang, libur sekolah dan akhir tahun masih dijadikan sebagai waktu yang tepat untuk pergi wisata bersama keluarga."Setiap puncak musim, tepatnya pada musim libur sekolah dan akhir tahun, tingkat hunianhotel di berbagai kota tujuan wisata pasti meningkat. Hal ini juga terjadi di Bali yang mana selalu menjadi tujuan wisata yang paling diminati di Indonesia," ungkap Sekjen PHRI Bali Perry Markus kepada SINDO.
Libur panjang seperti cuti bersama yang terjadi dalam dua bulan terakhir ini juga meningkatkan lonjakan hunian kamar hotel di berbagai kota tujuanwisata.
Sumber : Harian seputar Indonesia
Musim liburan adalah momentum positif yang kerap dirasakan pelaku usaha penginapan. Maklum, sudah bukan menjadi rahasia umum jika tingkat hunian hotel (penginapan) melonjak pada saat musim libursekolah dan akhirtahun.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang tingkat hunian kamar hotel periode 2008-2011, peningkatan pengunjung hotel pada tiap musim liburan sekolah dan akhir tahun biasa terjadi pada Juni, Juli, Agustus, dan Desember.
Rata-rata jumlah kamar terisi dari hotel terklasifikasi di 14 provinsi tujuan utama pariwisata pada Juni 2008 mencapai 52,37%. Angka ini naik menjadi 54,57% pada Juli, Agustus (55,19%),dan Desember (49,69%).Sedangkan rata-rata tingkat hunian hotel pada bulan lain hanya 49%.Total rata-rata nilai terendah terjadi pada September dengan nilai 42,66%.
Seperti pada 2008, musim liburan pada 2009 dan 2010 juga terjadi kenaikan tingkat hunian hotel pada periode yang sama. Pada Juni 2009, rata-rata hunian hotel mencapai 52,65%, Juli (52,62%),Agustus (51,68%), dan Desember (52,56%). Angka ini lebih tinggi bila dibanding bulan lain pada 2009 yang nilai rata-rata hanya mencapai 44-49%. Bedanya, nilai rata-rata terkecil 2009 terjadi tidak pada Februari yang hanya 44,54 %.
Bila dilihat secara keseluruhan, total nilai rata-rata hunian hotel yang terisi di 14 provinsi yang menjadi tujuan wisa ta di Indonesia pada 2008masih lebih tinggi yaitu 49% dibanding pada 2009 yang hanyamencapai48%.Hal ini menunjukkan bahwa minat wisatawan pada 2009 mengalami penurunan.
Sedangkan pada 2010 yang dihitung dari 17 provinsi, nilai rata-rata hunian hotel yang terisi mencapai 50% yang terjadi saat musim liburan. Lalu, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di 20 provinsi pada April 2011 mencapai rata-rata 52,10% atau naik 2,41 poin dibanding TPK April 2010 sebesar 49,69%. Dibanding TPK Maret 2011 yang sebesar 51,95%, TPKApril2011naikO,15poin. .
Pada April 2011, TPK tertinggi terjadi di Sulawesi Tengah sebesar 71,04%danTPKterendahterjadi di Jawa Tengah sebesar 41,35%. Begitu pula dibanding TPK hotel Maret 2011.TPK hotel berbintang pada April 2011 mengalami kenaikan 0,15 poin.
Kenaikan TPK hotel April 2011 dibanding periode yang sama tahun lalu terjadi di 16 provinsi dengan kenaikan tertinggi terjadi di Riau sebesar 16,94 poin. Begitu pula dibanding Maret 2011,kenaikanTPK April 2011 terjadi di 16 provinsi dengan kenaikan tertinggi terjadi di Nusa Tenggara Barat sebesar 5,80 poin.
Selanjutnya, jika dilihat menurut klasifikasi hotel, TPK hotel tertinggi pada April 2011 terjadi pada hotel bintang dua yaitu mencapai 56,05%, sedangkan TPK hotel terendah terjadi pada hotel bintang satu yang hanya 44,53%. Hal ini tidak seperti pola bulan-bulan sebelumnya, TPK tertinggi terjadi di hotel bintang lima.
Sementara rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang di 20 provinsi selama April 2011 adalah 2,07 hari, naik 0,08 hari dibanding keadaan April 2010, dan turun dibanding Maret 2011. Secara keseluruhan rata-rata lama menginap tamu asing pada April 2011 lebih tinggi dibanding tamu domestik yaitu masing-masing 3,43 hari dan 1,80 hari.
Kondisi ini terjadi di seluruh provin si tu j u an wi sa ta, kec uali di Sulawesi Tengah. Dirinci menurut provinsi, tercatat rata-rata lama menginap tamu yang tertinggi pada April 2011 terjadi di Bali yai tu 3,80 hari diikuti NusaTeng-gara Barat sebesar2,75 hari.
Melonjaknya tingkat hunian hotel pada momentum tersebut karena bagikebanyakan orang, libur sekolah dan akhir tahun masih dijadikan sebagai waktu yang tepat untuk pergi wisata bersama keluarga."Setiap puncak musim, tepatnya pada musim libur sekolah dan akhir tahun, tingkat hunianhotel di berbagai kota tujuan wisata pasti meningkat. Hal ini juga terjadi di Bali yang mana selalu menjadi tujuan wisata yang paling diminati di Indonesia," ungkap Sekjen PHRI Bali Perry Markus kepada SINDO.
Libur panjang seperti cuti bersama yang terjadi dalam dua bulan terakhir ini juga meningkatkan lonjakan hunian kamar hotel di berbagai kota tujuanwisata.
Sumber : Harian seputar Indonesia
