>>>>>>Jurus untung dengan tempurung
Bisnis Indonesiaroduk kerajinan yang berasal dari tempurung mungkin sudah sering kita lihat di pasaran. Namun, tak banyak perajin yang mampu menjual hasil olahannya ke mancanegara. Yudi Oentoro satu dari sekian banyak perajin yang berhasilmerambah pasar internasional melalui produk kreatifnya yang berbahan baku tempurung. Dengan bendera PT Cococraft Kreasi Gemilang yang didirikannya, Yudi mengolah tempurung kelapa menjadi produk interior yang memiliki nilai seni dan komersil.
Hasil olahan pria asal Surabaya itu mayoritas diperuntukkan bagi pasar internasional yaitu sekitar 70%-80%. Atas usahanya tersebut, dia mendapatkan penghargaan dari Kementerian Perdagangan sebagai eksportir produk kreatif pada 2009.
Yudi mulai menekuni bidang usaha furnitur pada 1990 dan terus berkembang. Pada 1996, dia melihat tempurung dalam jumlah besar dan dibiarkan begitu saja menjadi sampah.
Pada tahun yang sama, Yudi bertemu dengan teman lamanya yang bisa mengolah tempurung kelapa. Karena keterbatasan pengetahuannya, dia hanya bisa mengolah tempurung hingga tahap memoles sampai licin. Seiring dengan berjalannya waktu dan kemauan yang kuat untuk mengolahnya, Yudi pun berhasil membuat produk yang lebih kreatif tidak sekadar melicinkan balok kelapa.
Mengenai bahan baku tidak masalah baginya. Setiap bulan kebutuhannya mencapai 1 ton-5 ton tempurung. Dari jumlah tersebut hanya sedikit yang bisa terpakai, yaitu 10%-40%. Proses pembuatan yang detail memaksanya untuk lebih berhati-hati dengan mengutamakan kualitas. Beberapa produk olahannya berupa nampan, mangkok, kotak tisu, place mat, bola, tempat lilin, dan lampu meja. Selain itu. Yudi menghasilkan produk perlengkapan interior berupa meja, lemari, dan kursi gaya Bali yang berlapis tempurung.
Selain menggunakan tempurung sebagai bahan baku utama, Yudi mempermanis produk olahannya dengan balian baku yang berasal dari kayu manis dan kulit mutiara sehingga menambah varian.
Pemasaran
Saat ini Yudi memiliki showroom di Surabaya. Selain itu dia juga rajin mengikuti pameran di dalam dan luar negeri. Beberapa pameran yang pernah diikutinya adalah pameran di Jakarta Convention Center belum lama ini. Untuk luar negeri, di antaranya adalah China, Dubai, dan Prancis. "Sekitar 70%-80% dari produksi saya diekspor ke AS dan negara Asia."
"Sekitar 70%-80% dariproduksi saya diekspor ke AS,dan negara Asia."
Sekali pengiriman. Yudi bisa meraup sekitar RplO juta- Rp 100 juta dengan total pendapatan per tahun mencapai Rpl miliar. Untuk harga retail, dia mematok harga sekitar Rpl juta untuk satu unit meja. Apabila meja tersebut dilapisi dengan lempuning, harga meja naik menjadi Rp2 juta. "Saya mengutamakan mutu."
Saat ini. Yudi memiliki karyawan sekitar 50-60 orang. Permintaan untuk produk-produk hasil olahannya akan meningkat pada Januari-April. Setelah itu, akan stabil hingga akhir tahun. Khusus untuk pasar dalam negeri, permintaan terbesar berasal dari konsumen Surabaya, Bali dan Jakarta. Agar lebih dikenal oleh masyarakat lokal. Yudi meningkatkan . pemasaran melalui Internet.
Dengan kemudahan teknologi informasi tersebut. Yudi dan tim selalu berkomunikasi dengan para pelanggannya termasuk juga untuk mendapatkan umpan balik terhadap produk hasil olahannya. Agar konsumen lebih puas, dia tak jarang mengundang mereka langsung untuk melihat lebih dekat proses produksi. Biasanya yang melakukan hal tersebut adalah konsumen mancanegara yang membeli dalam jumlah besar misalnya untuk kebutuhan hotel, resort atau apartemen. (Rahayuningsih) (ivni.efita@bisnis. coid)
Sumber: Bisnis Indonesia
Bisnis Indonesiaroduk kerajinan yang berasal dari tempurung mungkin sudah sering kita lihat di pasaran. Namun, tak banyak perajin yang mampu menjual hasil olahannya ke mancanegara. Yudi Oentoro satu dari sekian banyak perajin yang berhasilmerambah pasar internasional melalui produk kreatifnya yang berbahan baku tempurung. Dengan bendera PT Cococraft Kreasi Gemilang yang didirikannya, Yudi mengolah tempurung kelapa menjadi produk interior yang memiliki nilai seni dan komersil.
Hasil olahan pria asal Surabaya itu mayoritas diperuntukkan bagi pasar internasional yaitu sekitar 70%-80%. Atas usahanya tersebut, dia mendapatkan penghargaan dari Kementerian Perdagangan sebagai eksportir produk kreatif pada 2009.
Yudi mulai menekuni bidang usaha furnitur pada 1990 dan terus berkembang. Pada 1996, dia melihat tempurung dalam jumlah besar dan dibiarkan begitu saja menjadi sampah.
Pada tahun yang sama, Yudi bertemu dengan teman lamanya yang bisa mengolah tempurung kelapa. Karena keterbatasan pengetahuannya, dia hanya bisa mengolah tempurung hingga tahap memoles sampai licin. Seiring dengan berjalannya waktu dan kemauan yang kuat untuk mengolahnya, Yudi pun berhasil membuat produk yang lebih kreatif tidak sekadar melicinkan balok kelapa.
Mengenai bahan baku tidak masalah baginya. Setiap bulan kebutuhannya mencapai 1 ton-5 ton tempurung. Dari jumlah tersebut hanya sedikit yang bisa terpakai, yaitu 10%-40%. Proses pembuatan yang detail memaksanya untuk lebih berhati-hati dengan mengutamakan kualitas. Beberapa produk olahannya berupa nampan, mangkok, kotak tisu, place mat, bola, tempat lilin, dan lampu meja. Selain itu. Yudi menghasilkan produk perlengkapan interior berupa meja, lemari, dan kursi gaya Bali yang berlapis tempurung.
Selain menggunakan tempurung sebagai bahan baku utama, Yudi mempermanis produk olahannya dengan balian baku yang berasal dari kayu manis dan kulit mutiara sehingga menambah varian.
Pemasaran
Saat ini Yudi memiliki showroom di Surabaya. Selain itu dia juga rajin mengikuti pameran di dalam dan luar negeri. Beberapa pameran yang pernah diikutinya adalah pameran di Jakarta Convention Center belum lama ini. Untuk luar negeri, di antaranya adalah China, Dubai, dan Prancis. "Sekitar 70%-80% dari produksi saya diekspor ke AS dan negara Asia."
"Sekitar 70%-80% dariproduksi saya diekspor ke AS,dan negara Asia."
Sekali pengiriman. Yudi bisa meraup sekitar RplO juta- Rp 100 juta dengan total pendapatan per tahun mencapai Rpl miliar. Untuk harga retail, dia mematok harga sekitar Rpl juta untuk satu unit meja. Apabila meja tersebut dilapisi dengan lempuning, harga meja naik menjadi Rp2 juta. "Saya mengutamakan mutu."
Saat ini. Yudi memiliki karyawan sekitar 50-60 orang. Permintaan untuk produk-produk hasil olahannya akan meningkat pada Januari-April. Setelah itu, akan stabil hingga akhir tahun. Khusus untuk pasar dalam negeri, permintaan terbesar berasal dari konsumen Surabaya, Bali dan Jakarta. Agar lebih dikenal oleh masyarakat lokal. Yudi meningkatkan . pemasaran melalui Internet.
Dengan kemudahan teknologi informasi tersebut. Yudi dan tim selalu berkomunikasi dengan para pelanggannya termasuk juga untuk mendapatkan umpan balik terhadap produk hasil olahannya. Agar konsumen lebih puas, dia tak jarang mengundang mereka langsung untuk melihat lebih dekat proses produksi. Biasanya yang melakukan hal tersebut adalah konsumen mancanegara yang membeli dalam jumlah besar misalnya untuk kebutuhan hotel, resort atau apartemen. (Rahayuningsih) (ivni.efita@bisnis. coid)
Sumber: Bisnis Indonesia
Reni Eftta Hendry