>>>Mengepas Laba Butik Sepatu Wanita
Menimbang keuntungan tawaran waralaba butik sepatu wanita ELTAFT
JAKARTA. Bisnis sepatu wanita tak ada matinya. Seiring dengan perkembangan fesyen, banyak perempuan yang tak cukup memiliki sepasang sepatu. Jamak bagi perempuan memiliki beberapa pasang sepatu dalam rak sepatunya.
Adalah Erry-Priyambodo salah satu yang melihat peluang bisnis sepatu wanita ini. Tahun 2003, ia mendirikan butik sepatu wanita bernama ELTAFT di Bogor. Nama ELTAFT merupakan akronim naina Erry, istrinya Lita, dan anak-anaknya Altaf dan Feyla.
Dengan slogan fit n fun, ELTAFT mengklaim memproduksi dan menjual sepatu kuat dan nyaman dipakai. "Kualitas sepatu kami ekspor karena sebagian produk diekspor," kata Erry, Chief Executive Officer (CEO) ELTAFT.
Selang enam tahun berbisnis sepatu, pertengahan 2009, Erry membuat konsep waralaba dengan investasi Rp 68 juta untuk masa kemitraan lima tahun. Dengan investasi itu, mitra memperoleh rancangan interior, etalase sepatu, dan 500 pasang sepatu seharga Rp 50 juta. Mitra juga memperoleh alat-alat pemasaran seperti 100 katalog, 1.000 brosur, dua standing banner, dan alat promosi lain.
ELTAFT juga memberikan keuntungan kotor sampai 150% dari pembelian. "Artinya harga jual bisa 2,5 kali lipat dari harga pasokan dari pusat," kata Erry. Misalnya, mitra membeli sepasang sepatu Rp 50.000, si mitra bisa menjualnya Rp 150.000. ELTAFT menjual sepasang sepatunya mulai dari harga Rp 59.000 hingga Rp 199.000.
ELTAFT menyediakan dua hari pelatihan karyawan, pendampingan usaha selama tiga hari sejak mitra buka usaha, dan pantauan sekali sepekan.
Selain menyiapkan investasi, mitra harus mencari lokasi dengan luas 9 meter persegi (rn2) hingga 20 rn2. Lokasi harus ada di pusat keramaian seperti mal. Satu mal hanya boleh ada satu gerai ELTAFT.
Di bulan-bulan awal buka usaha, mitra dapat mengan-
tongi omzet Rp 15 juta per bulan. Bila penjualan stabil, omzet bisa naik dua kali lipat, mencapai Rp 30 juta per bulan. Mitra harus menyetor biaya royalti 3% dari total omzet bulanan. "Balik modal mitra bisa 9 bulan sampai 15 bulan," ucap Erry.
Dua tahun membuka waralaba, ELTAFT mencaplok 17 mitra yang tersebar di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bandung, Balikpapan. "Baru-baru ini mitra di Bali pun lahir. Bulan depan di Lombok," kata Erry.
Mitra didapat lewat media massa dan situs ELTAFT hUp//www.sepatuwanita. com. Targetnya, ELTAFT bisa menggandeng minimal 10 mitra baru tahun ini. Ia menyasar mitra baru yang berlokasi di Sulawesi dan Sumatra. Kini Erry tengah bernegosiasi dengan calon mitra di Papua
Sembari mencari mitra baru, Erry mematangkan konsep one stop service. Nantinya, ELTAFT juga akan me-nyediakan layanan reparasi sepatu berbagai merek, laundry, dan pemesanan sepatu.
Ketua Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) Levita Supit menekankan, ELTAFT harus meningkatkan kualitas produk. Jangan sampai pesaing produsen sepatu dari luar negeri lebih mendominasi. "Dengan kualitas tinggi, dia harus bisa menjual dengan harga yang terjangkau masyarakat mene-ngah," kata Levita.
ELTAFT tenis memantau tren sepatu dan sering survei model sepatu. Agar bisa ekspansi ke Sumatra dan Sulawesi, Levita menganjurkan ELTAFT datang berpromosi langsung ke dua daerah itu.
Graha ELTAFT Lt 1-4 Jl. Jend. A. Yani Bekasi 17141 Kontak 082124329007,
08161903143,02183277272
Menimbang keuntungan tawaran waralaba butik sepatu wanita ELTAFT
JAKARTA. Bisnis sepatu wanita tak ada matinya. Seiring dengan perkembangan fesyen, banyak perempuan yang tak cukup memiliki sepasang sepatu. Jamak bagi perempuan memiliki beberapa pasang sepatu dalam rak sepatunya.
Adalah Erry-Priyambodo salah satu yang melihat peluang bisnis sepatu wanita ini. Tahun 2003, ia mendirikan butik sepatu wanita bernama ELTAFT di Bogor. Nama ELTAFT merupakan akronim naina Erry, istrinya Lita, dan anak-anaknya Altaf dan Feyla.
Dengan slogan fit n fun, ELTAFT mengklaim memproduksi dan menjual sepatu kuat dan nyaman dipakai. "Kualitas sepatu kami ekspor karena sebagian produk diekspor," kata Erry, Chief Executive Officer (CEO) ELTAFT.
Selang enam tahun berbisnis sepatu, pertengahan 2009, Erry membuat konsep waralaba dengan investasi Rp 68 juta untuk masa kemitraan lima tahun. Dengan investasi itu, mitra memperoleh rancangan interior, etalase sepatu, dan 500 pasang sepatu seharga Rp 50 juta. Mitra juga memperoleh alat-alat pemasaran seperti 100 katalog, 1.000 brosur, dua standing banner, dan alat promosi lain.
ELTAFT juga memberikan keuntungan kotor sampai 150% dari pembelian. "Artinya harga jual bisa 2,5 kali lipat dari harga pasokan dari pusat," kata Erry. Misalnya, mitra membeli sepasang sepatu Rp 50.000, si mitra bisa menjualnya Rp 150.000. ELTAFT menjual sepasang sepatunya mulai dari harga Rp 59.000 hingga Rp 199.000.
ELTAFT menyediakan dua hari pelatihan karyawan, pendampingan usaha selama tiga hari sejak mitra buka usaha, dan pantauan sekali sepekan.
Selain menyiapkan investasi, mitra harus mencari lokasi dengan luas 9 meter persegi (rn2) hingga 20 rn2. Lokasi harus ada di pusat keramaian seperti mal. Satu mal hanya boleh ada satu gerai ELTAFT.
Di bulan-bulan awal buka usaha, mitra dapat mengan-
tongi omzet Rp 15 juta per bulan. Bila penjualan stabil, omzet bisa naik dua kali lipat, mencapai Rp 30 juta per bulan. Mitra harus menyetor biaya royalti 3% dari total omzet bulanan. "Balik modal mitra bisa 9 bulan sampai 15 bulan," ucap Erry.
Dua tahun membuka waralaba, ELTAFT mencaplok 17 mitra yang tersebar di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bandung, Balikpapan. "Baru-baru ini mitra di Bali pun lahir. Bulan depan di Lombok," kata Erry.
Mitra didapat lewat media massa dan situs ELTAFT hUp//www.sepatuwanita. com. Targetnya, ELTAFT bisa menggandeng minimal 10 mitra baru tahun ini. Ia menyasar mitra baru yang berlokasi di Sulawesi dan Sumatra. Kini Erry tengah bernegosiasi dengan calon mitra di Papua
Sembari mencari mitra baru, Erry mematangkan konsep one stop service. Nantinya, ELTAFT juga akan me-nyediakan layanan reparasi sepatu berbagai merek, laundry, dan pemesanan sepatu.
Ketua Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) Levita Supit menekankan, ELTAFT harus meningkatkan kualitas produk. Jangan sampai pesaing produsen sepatu dari luar negeri lebih mendominasi. "Dengan kualitas tinggi, dia harus bisa menjual dengan harga yang terjangkau masyarakat mene-ngah," kata Levita.
ELTAFT tenis memantau tren sepatu dan sering survei model sepatu. Agar bisa ekspansi ke Sumatra dan Sulawesi, Levita menganjurkan ELTAFT datang berpromosi langsung ke dua daerah itu.
Graha ELTAFT Lt 1-4 Jl. Jend. A. Yani Bekasi 17141 Kontak 082124329007,
08161903143,02183277272
Sumber : Kontan
Gloria Natalis