>>>>>>Investasi Usaha Percetakan yang Menguntungkan
Geliat investasi usaha percetakan semakin berkembang dengan pesat, hal ini dapat dilihat dari munculnya pemain-pemain baru dalam bisnis ini. Baik itu sales atau marketing percetakan dan juga pengusaha-pengusaha baru dalam bisnis ini. Apalagi sekarang ditunjang dengan semakin banyak dan majuanya teknologi pendukung dari bisnis percetakan ini. Usaha percetakan membutuhkan berbagai proses untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan sehingga mereka akan mencetak ulang. Usaha ini bisa dilakukan pada pagi hari atau malam hari, tergantung pesanan. Jika pesanan semakin besar, maka waktu yang dibutuhkan juga semakin banyak sehingga mesin bekerja 24 jam. Salah satu peralatan yang dibutuhkan adalah mesin cetak.
Bisnis percetakan juga merupakan jenis usaha yang bisa dilakukan oleh kebanyakan orang meskipun tidak mempunyai modal peralatan cetak sekalipun. Hal ini yang biasa dilakukan oleh sales atau marketing. Banyak sekali percetakan-percetakan yang mempunyai peralatan cetakyang menyediakan jasa ongkos cetak untuk orang-orang yang tidak mempunyai peralatan, dengan biaya yang relatif murah (harga rekanan). Bahkan jika seseorang telah berpengalaman dalam bisnis percetakan ini, maka tanpa modal uang atau (maaf) modal dengkul sekalipun usaha ini terkadang juga bisa dilakukan.
Angin Sudjono, SE. Punggawa PT Angin Berdikari ini menyampaikan, "Bahwa semakin hari orang yang membangun bisnis percetakan semakin bertambah dikarenakan pasarnya juga semakin terbuka lebar, sehingga hal tersebut merupakan sebuah peluang besar bagi mereka yang ingin berinvestasi di bisnis ini".
Bagi Angin sapaan akrab Angin Sudjono, bisnis percetakan ini merupakan bisnis yang sangat luas pemasarannya. Dia menuturkan para pemula dalam bisnis ini tidak perlu ragu semua bisa dimulai dengan melihat pada kebutuhan di lingkungan sekitar, seperti pembuatan kuitansi, undangan, kartu nama, kop surat, dan sebagainya, tegas Angin. Mesin-mesin yang biasa dipergunakan dalam usaha percetakan, biasanyaadalah mesin yang dikenal sebagai mesin toko yang harga terbarunya Rp 75 juta. Mesin ini mampu mencetak sebanyak 5.000 lembar per jam dengan isian satu folio, tetapi hanya mencetak satu warna (hitam-putih). Anda dapat juga memakai mesin bekas yang harganya Rp 25 juta-Rp 30 juta, tergantung usia mesin.
Umumnya orang yang memulai usaha ini menggunakan mesin bekas, sambil belajar mengenal mesin dan memahami problem permesinan. Apabila usaha sudah semakin besar,maka dapat digunakan mesin yang lebih mahal yang saat ini harganya sekitar Rp 3 miliar. Mesin ini dapat mencetak empat warna dengan kemampuan mencetak 10.000 lembar dengan isian 9 folio.
Harga mesin bekas dengan kemampuan sama sekitar Rp 700 juta untuk mesin buatan tahun 1994. Biasanya pengusaha yang berpengalaman dalam usaha ini tidak membeli mesin terbaru jika order yang diterima besarnya tidak enam kali harga mesin. Uraian penggunaan mesin sudah jelas menyatakan, usaha ini harus dimulai dengan mesin bekas.
Selanjutnya, dibutuhkan mesin potong kertas karena sangat vital sekali untuk membuat rapi hasil cetakan. Harga mesin potong kertas terbaru Rp 17 juta, tetapi pengusaha dapat juga mencari mesin bekas dengan harga minimum Rp 10 juta dengan kemampuan masih dapat diandalkan. Agar mesin potong tidak mubazir, pengusaha dapat menerima pesanan potong kertas dengan pendapatan Rp 500 per kilogram kertas.
Pengusaha juga dapat membeli mesin master, tetapi sebaiknya pekerjaan diberikan kepada pemilik mesin saja. Saat ini satu master seharga Rp 5.000. Jika banyak pekerjaan membuat master, maka mesin ini mutlak diperlukan. Pengusaha juga memerlukan operator mesin yang sekaligus memeliharamesin. Pengusaha sebaiknya merekrut mereka yang lulus STM jurusan mesin, agar tidak kerepotan apabila mesin rusak. Gaji operator Rp 1,5 juta-Rp 2,5 juta. Kemudian, dibutuhkan pembuat lay-out menggunakan komputer dengan pendidikan minimum SLTA dengan gaji Rp 750.000 per bulan.
Memulai usaha ini dapat menggunakan gedung minimum 50-100 meter persegi dengan biaya sewa Rp 7,5 juta-Rp 15juta per tahun. Letak gedung usaha sebaiknya di pinggir jalan agar dapat dilihat berbagai pihak, terkecuali target pasarnya sangat berbeda. Apabila pesanan sudah banyak, maka pengusaha dapat menggunakan ruko dengan sewa Rp 75 juta per tahun. Pengusaha juga harus mempunyai pegawai rendahan, minimum satu orang, dengan gaji sebesar biaya UMR. Tugas mereka mengantarkan barang dan merapikan hasil cetakan. Biaya listrik dan air tergantung pemakaian. Pengusaha minimum membayar listrik sebesar Rp 500.000 per bulan.
Dalam memproses cetakan, pengusaha membutuhkan tinta cetak, flat, dan buruh yang biayanya sekitar 10 persen dari nilai produksi. Secara kasar perhitungan hasil cetakan, ongkos cetak secara rata-rata Rp 10 per lembar. Jika menambah satu warna, maka tambahan biaya sekitar Rp 10. Sebagai bahan cetakan, minimal adalah kertas HVS 70 gram yang harganya Rp 50-Rp 55 per lembar. Jika memakai HVS 80 gram, maka biayanya Rp 60 per lembar.
Biaya pokok produksi telah diuraikan, selanjutnya hargajual produk cetakan dinilai dengan harga pokok produksi ditambah margin yang diinginkan. Pengusaha percetakan biasanya mengambil margin 25 persen, tetapi bisa lebih kecil apabila pesanan cetakan semakin banyak. Pemasaran dalam menjalankan bisnis percetakan ini dapat dimulai dengan mencetak keperluan kantor, sehingga dapat melakukan penawaran ke kantor-kantor atau kampus, bisnis ini juga bisa mengandalkan teman terdekat sebagai pelanggan pertama yang dapat dipergunakan.
Namun, banyak juga pengusaha yang mengejar cetakan dari departemen di pemerintahan, karena dalam sekali mencetak pesanan sangat banyak. Hubungan baik dengan berbagai pihak sangat diperlukan, untuk mendatangkan kerja sama yang panjang dan juga pesanan dalam jumlah yang besar.
Dapat disimpulkan bahwa, apabila ingin memulai usaha percetakan ini dapat dilakukan dengan modal Rp 75 juta. Namun para pengusaha harus bekerja keras dalam satu atau dua tahun pertama, terutama untuk mendapatkan pelanggan. Resiko utama bisnis ini adalah tidak adanya pelanggan. Kualitas produk harus diperhatikan pengusaha supaya pelanggan semakin banyak.(Rangga)
Geliat investasi usaha percetakan semakin berkembang dengan pesat, hal ini dapat dilihat dari munculnya pemain-pemain baru dalam bisnis ini. Baik itu sales atau marketing percetakan dan juga pengusaha-pengusaha baru dalam bisnis ini. Apalagi sekarang ditunjang dengan semakin banyak dan majuanya teknologi pendukung dari bisnis percetakan ini. Usaha percetakan membutuhkan berbagai proses untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan sehingga mereka akan mencetak ulang. Usaha ini bisa dilakukan pada pagi hari atau malam hari, tergantung pesanan. Jika pesanan semakin besar, maka waktu yang dibutuhkan juga semakin banyak sehingga mesin bekerja 24 jam. Salah satu peralatan yang dibutuhkan adalah mesin cetak.
Bisnis percetakan juga merupakan jenis usaha yang bisa dilakukan oleh kebanyakan orang meskipun tidak mempunyai modal peralatan cetak sekalipun. Hal ini yang biasa dilakukan oleh sales atau marketing. Banyak sekali percetakan-percetakan yang mempunyai peralatan cetakyang menyediakan jasa ongkos cetak untuk orang-orang yang tidak mempunyai peralatan, dengan biaya yang relatif murah (harga rekanan). Bahkan jika seseorang telah berpengalaman dalam bisnis percetakan ini, maka tanpa modal uang atau (maaf) modal dengkul sekalipun usaha ini terkadang juga bisa dilakukan.
Angin Sudjono, SE. Punggawa PT Angin Berdikari ini menyampaikan, "Bahwa semakin hari orang yang membangun bisnis percetakan semakin bertambah dikarenakan pasarnya juga semakin terbuka lebar, sehingga hal tersebut merupakan sebuah peluang besar bagi mereka yang ingin berinvestasi di bisnis ini".
Bagi Angin sapaan akrab Angin Sudjono, bisnis percetakan ini merupakan bisnis yang sangat luas pemasarannya. Dia menuturkan para pemula dalam bisnis ini tidak perlu ragu semua bisa dimulai dengan melihat pada kebutuhan di lingkungan sekitar, seperti pembuatan kuitansi, undangan, kartu nama, kop surat, dan sebagainya, tegas Angin. Mesin-mesin yang biasa dipergunakan dalam usaha percetakan, biasanyaadalah mesin yang dikenal sebagai mesin toko yang harga terbarunya Rp 75 juta. Mesin ini mampu mencetak sebanyak 5.000 lembar per jam dengan isian satu folio, tetapi hanya mencetak satu warna (hitam-putih). Anda dapat juga memakai mesin bekas yang harganya Rp 25 juta-Rp 30 juta, tergantung usia mesin.
Umumnya orang yang memulai usaha ini menggunakan mesin bekas, sambil belajar mengenal mesin dan memahami problem permesinan. Apabila usaha sudah semakin besar,maka dapat digunakan mesin yang lebih mahal yang saat ini harganya sekitar Rp 3 miliar. Mesin ini dapat mencetak empat warna dengan kemampuan mencetak 10.000 lembar dengan isian 9 folio.
Harga mesin bekas dengan kemampuan sama sekitar Rp 700 juta untuk mesin buatan tahun 1994. Biasanya pengusaha yang berpengalaman dalam usaha ini tidak membeli mesin terbaru jika order yang diterima besarnya tidak enam kali harga mesin. Uraian penggunaan mesin sudah jelas menyatakan, usaha ini harus dimulai dengan mesin bekas.
Selanjutnya, dibutuhkan mesin potong kertas karena sangat vital sekali untuk membuat rapi hasil cetakan. Harga mesin potong kertas terbaru Rp 17 juta, tetapi pengusaha dapat juga mencari mesin bekas dengan harga minimum Rp 10 juta dengan kemampuan masih dapat diandalkan. Agar mesin potong tidak mubazir, pengusaha dapat menerima pesanan potong kertas dengan pendapatan Rp 500 per kilogram kertas.
Pengusaha juga dapat membeli mesin master, tetapi sebaiknya pekerjaan diberikan kepada pemilik mesin saja. Saat ini satu master seharga Rp 5.000. Jika banyak pekerjaan membuat master, maka mesin ini mutlak diperlukan. Pengusaha juga memerlukan operator mesin yang sekaligus memeliharamesin. Pengusaha sebaiknya merekrut mereka yang lulus STM jurusan mesin, agar tidak kerepotan apabila mesin rusak. Gaji operator Rp 1,5 juta-Rp 2,5 juta. Kemudian, dibutuhkan pembuat lay-out menggunakan komputer dengan pendidikan minimum SLTA dengan gaji Rp 750.000 per bulan.
Memulai usaha ini dapat menggunakan gedung minimum 50-100 meter persegi dengan biaya sewa Rp 7,5 juta-Rp 15juta per tahun. Letak gedung usaha sebaiknya di pinggir jalan agar dapat dilihat berbagai pihak, terkecuali target pasarnya sangat berbeda. Apabila pesanan sudah banyak, maka pengusaha dapat menggunakan ruko dengan sewa Rp 75 juta per tahun. Pengusaha juga harus mempunyai pegawai rendahan, minimum satu orang, dengan gaji sebesar biaya UMR. Tugas mereka mengantarkan barang dan merapikan hasil cetakan. Biaya listrik dan air tergantung pemakaian. Pengusaha minimum membayar listrik sebesar Rp 500.000 per bulan.
Dalam memproses cetakan, pengusaha membutuhkan tinta cetak, flat, dan buruh yang biayanya sekitar 10 persen dari nilai produksi. Secara kasar perhitungan hasil cetakan, ongkos cetak secara rata-rata Rp 10 per lembar. Jika menambah satu warna, maka tambahan biaya sekitar Rp 10. Sebagai bahan cetakan, minimal adalah kertas HVS 70 gram yang harganya Rp 50-Rp 55 per lembar. Jika memakai HVS 80 gram, maka biayanya Rp 60 per lembar.
Biaya pokok produksi telah diuraikan, selanjutnya hargajual produk cetakan dinilai dengan harga pokok produksi ditambah margin yang diinginkan. Pengusaha percetakan biasanya mengambil margin 25 persen, tetapi bisa lebih kecil apabila pesanan cetakan semakin banyak. Pemasaran dalam menjalankan bisnis percetakan ini dapat dimulai dengan mencetak keperluan kantor, sehingga dapat melakukan penawaran ke kantor-kantor atau kampus, bisnis ini juga bisa mengandalkan teman terdekat sebagai pelanggan pertama yang dapat dipergunakan.
Namun, banyak juga pengusaha yang mengejar cetakan dari departemen di pemerintahan, karena dalam sekali mencetak pesanan sangat banyak. Hubungan baik dengan berbagai pihak sangat diperlukan, untuk mendatangkan kerja sama yang panjang dan juga pesanan dalam jumlah yang besar.
Dapat disimpulkan bahwa, apabila ingin memulai usaha percetakan ini dapat dilakukan dengan modal Rp 75 juta. Namun para pengusaha harus bekerja keras dalam satu atau dua tahun pertama, terutama untuk mendapatkan pelanggan. Resiko utama bisnis ini adalah tidak adanya pelanggan. Kualitas produk harus diperhatikan pengusaha supaya pelanggan semakin banyak.(Rangga)
Sumber : Neraca