" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Buah manis dari kreativitas

Buah manis dari kreativitas


>>>>Buah manis dari kreativitas

Dalam pameran Inacraft di Jakarta Convention Center akhir bulan lalu, ada salah satu stand pameran yang cukup ramai dikunjungi yaitu Ernas Gallery. Padatnya pengunjung yang singgah dan membeli, menggoda Bisnis untuk menghampiri stand tersebut.

Terlihat, seorang perempuan dengan sigap dan sabar melayani permintaan konsumen yang sedikit agak bawel dalam memilih taplak meja ukuran empat persegi yang terbuat dari peachwork batik vintage dengan bagian ujung dipermanis gantungan uang logam.

Kesabaran si penjual berbuah manis. Dengan caranya mengenalkan berbagai jenis taplak meja dan barang dagangannya, memengaruhi konsumen tersebut untuk membeli tidak hanya taplak tetapi juga beberapa produk yang ditawarkan pemilik stand, Ema Lestari.

Pengusaha kerajinan yang sudah memasuki usia kepala empat itu mengatakan bahwa produk kerajinan interior yang dijualnya sebagian besar merupakan hasil kreasinya. Produknya dapat berupa sarung bantal kursi, taplak meja panjang (table runner), tudungsaji, bantal multifungsi (Thai pillow), bantal mobil atau bantaian kursi kayu, dan lain-lain.

Bahan-bahan yang digunakan berupa perpaduan bahan belacu, tenun, dan batik serta dipermanis dengan koin-koin dari logam, sedangkan batik yang digunakannya berasal dari Pekalongan, Solo. Yogyakarta, dan Cirebon.

Pemilihan kombinasi warna dan motif bergantung pada seleranya. "Saya suka dengan warna yang simple. Saya memproduksi produk dengan memperhatikan detail dan mutu jahitan yang apik," ujar Ema yang memproduksi produk kerajinan itu di kawasan Ciputat.

Ibu satu putra ini bercerita, awal mulanya terjun ke usaha kerajinan ini sejak 2000. Sebelumnya dia bekerja di perusahaan ritel. Alumnus Teknik Pangan Universitas Jember ini memutuskan berhenti bekerja, untuk mempersiapkan dirinya mendapatkan keturunan. Setelah melahirkan, Ema ingin bekerja dengan pertimbangan tetapi tetap dapat berkonsentrasi mengurus anak.

Dia memilih pekerjaan apa yang dia senangi. "Saya hobi dengan barang-barang kerajinan dan juga senang dengan produk interior," kata Ema mengawali usahanya.

Akhirnya Ema yang dulu bercita-cita melanjutkan pendidikan di bidang desain interior itu memutuskan untuk menjual produk kerajinan interior. Awalnya dia membeli produk kerajinan yang sudah jadi dari pengrajin di Pekalongan. Jaringan pemasarannya dimulai dari keluarga, dan tetangga. Peminatnya cukup banyak, kebetulan pada waktu itu batik Pekalongan mulai berkembang.

Seiring dengan perjalanan waktu, jumlah produk yang sama semakin banyak di pasaran, sehingga sulit baginya untuk memilih produk yang berbeda. Pada 2005 Erna memutuskan untuk memproduksi sendiri yang dibuatnya sesuai dengan seleranya.

Sumber Inspirasi

Ema yang dari kecil senang menggambar itu pun mewujudkanbakatnya yang terpendam. Sumber inspirasinya dalam memproduksi barang dagangannya, berasal dari berbagai bidang seperti televisi, majalah, lnternet, dan pengalaman di lapangan.

"Untuk membuat produk interior ini memerlukan keterampilan dan ketelitian. Syukur Alhamdulillah produk yang saya buat banyak digemari orang," ujar Ema yang sudah memiliki karyawan sebanyak 12 orang itu.

Dari hobi itu, dia fokus mengembangkannya dan tidak mudah pindah dari satu bidang ke bidang lainnya. "Saya tetap fokus dengan bidang produk kerajinan untuk interior ini," kata Erna yang tetap menjalin hubungan dengan konsumennya.

Dia tidak hanya menjual produk saja, tetapi juga memberikan pelayanan purnajual kepada pembelinya, sehingga konsumennya puas. Target pasarnya adalah keluarga menengah atas, karena pembuatan produknya menggunakan keterampilan dan ketelitihan. Harga produknya mulai dari Rp50.000-Rp2,75 juta persatuan.

Jumlah produksinya bergantung pada jenis produk dibuatnya. Dia merintis usaha tersebut dari awal dan berkembang secara bertahap. Modal awal usahanya pun tidak terlalu besar sekitar Rp2 jutaan.

Saat ini, pemasarannya tidak hanya di lingkungan tetangga lagi. Dia sering mengikuti pameran kerajinan. Paling tidak dia mengikuti pameran kerajinan Inacraft, lcra, WIC. dan Kridaya di Jakarta, sehingga semakin banyak orang mengenal produknya. Produknya juga terdapat di Carefour Lebak Bulus, Sarinah Thamrin, Pejaten Village. Dalam waktu dekat, produknya juga terdapat di Pasaraya Blok M.

Peminat produk kerajinan dengan sentuhan batik lawasan itu juga datang dari luar negeri. Pesanan luar negeri itu tidak langsung kepada Ema, tetapi pihak lain yang membelinya. Permintaan itu, katanya, datang dari Singapura, Belanda, AS, Qatar, dan Abudabi.

Seiring dengan perkembangan bisnisnya, modal usahanya terus bertambah. Putaran uangnya kini mencapai Rp30 juta-RpSO juta per bulan. "Saya menjalankan usaha ini dengan fokus. Obsesi saya ingin mempunyai galeri sendiri untuk memasarkan produk saya," kata Ema bersemangat.

 Sumber : Bisnis Indonesia

Entri Populer