" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Menengok Penjualan Lampion yang Tak Kenal Musim

Menengok Penjualan Lampion yang Tak Kenal Musim

Permintaan dari Daerah Meningkat, Jadi Penghias Rumah Lampion sudah menjadikebudayaan bagi masyarakat Tionghoa. Berbagai even seperti Imlek dan Cap Go Meh menjadimomen untuk mendongkrakpenjualan lampu ini. Di luar evenitu, lampion terus menjadikomoditi sebagai ornamen hiasandi kelenteng, rumah maupuntempat usaha.

BEBERAPA pedagang di kawasan Pecinan menyebutkan, adanya peningkaian penjualan lampion dari tahun ke tahun. Seperti diungkapkan Heni Agustina, pemilik toko pernak-pernik oriental di kawasan Pluit, Jakarta Utara.

Dia mengaku tahun ini penjualan meningkat sekitar 20-25 persen. Karena banyak pesanan dari kelenteng di Tangerang dan beberapa pusat perbelanjaan. "Jumlahnya hampir mencapai 2.500 unit dengan segala ukuran," ujarnya.

Pesatnya peningkatan penjualan terutama menjelang perayaan Imlek dan Cap Go Meh karena biasanya kelenteng dan pusat perbelanjaan pasti bakal menghias diri saat Imlek dan Cap Go Meh. Selain menjual produk lokal, lampion yang dijual di toko milik Heni juga diimpor dari Tiongkok, Malaysia dan Taiwan. "Lampion yang saya jual kebanyakan produk Tiongkok," tandasnya.

Tak pernah sepinya penjualan lampion juga diakui Hendri Lumanta. pedagang pernak-pernik Tionghoa di kawasan Pancoran, Glodok, Jakarta Barat. Pria yang sudah lebih dari 25 tahun menjual produk pernak-pernik oriental, mengaku setiap tahun penjualan meningkat. Tidak peduli krisis ekonomi.

Meski begitu, dia mengaku orderan dari perorangan berkurang, namun jumlah yang mengorder terutama dari perusahaan terus meningkat. Sebagian besar, menurutnya, merupakan orderan dari daerah, seperti Tangerang, Semarang, dan Medan. "Biasanya mereka order untuk keperluan hiasan kelenteng dan mal. Juga rumahan dan restoran," katanya.

Sumber : Indo Pos
DEWI MARYANI, 

Entri Populer