ketika lembaran 2010 dibuka, alasan tentang serbuan produk China begitu masif diberitakan. Perdagangan bebas dengan China di mana keran produk dari Negeri Panda itu dibuka selebar-lebarnya akan menggulung industri nasional. Dengan berbagai keunggulan dan harga lebih murah, membuat industri dalam negeri megap-megap. Benarkah demikian?
Temyata bayangan kelam itu tidak terwujud. Tetap saja industri di Indonesia bertumbuh. Tingkat konsumsi naik tajam. Ekonomi menggeliat. Ujungnya, bisnis semakin dinamis. Semua capaian itu terwujud karena semakin piawainya para pemimpin bisnis Indonesia dalam mengendalikan kapal bisnisnya.
Terjangan ombak bernama krisis global sepanjang 2008 - 2009 sukses disiasati. Perdagangan bebas dengan China justru menimbulkan peluang yang dapat dimanfaatkan dalam tingkat optimal. Bahkan ketika panasnya suhu politik akibat pemilihan presiden dan kemudian diikuti berbagai friksi-friksi politik yang tidak cerdas, tetap saja roda bisnis berjalan lancar. Mayoritas pemimpin bisnis Indonesia sudah kenyal terhadap hiruk-pikuk politik yang kontraproduktif.
Dalam kasus kontemporer temyata ancaman muncul dari perdagangan global yang semakin tidak adil. Negara-negara maju melakukan praktik dumping dehgan berbagai cara untuk menghambat ekspansi bisnis nasional.Dua kasus menonjol beberapa waktu lalu menimpa PT Sinar Mas dan PT Indofood. Jika tidak ditanggulangi bersama, kasus ini akan melebar pada perusahaan-perusahaan nasional lain yang sekarang mulai bergairah bermain pada pasar global.
Syahdan otoritas negara-negara Eropa dan Amerika dibantu dengan LSM-nya mengampanyekan bahwa CPO dan kertas yang dihasilkan oleh PT Sinar Mas melanggar aturan dengan membabat hutan seenaknya. Oleh karena itu, boikot terhadap produk CPO dan kertas PT Sinar Mas layak dilakukan. Akibatnya banyak perusahaan multinasional dari Eropa dan Amerika sekarang tidak menggunakan CPO dan kertas PT Sinar Mas.
Serangan terhadap PT Sinar Mas belum usai, PT Indofood gantian menghadapi ancaman. Pemerintah Taiwan menyatakan mi instan yang beredar di Taiwan mengandung bahan pengawet yang berbahaya bagi tubuh. Oleh karena menarik semua mi instan Indofood merupakan sebuah kewajiban bagi pemerintah Taiwan guna melindungi warga negaranya.
Sekilas kasus yang menimpa PT Sinar Mas dan PT Indofood merupakan insiden semata. Tidak ada cerita besar di baliknya. Padahal inilah ancaman paling serius yang sekarang dihadapi pemimpin bisnis Indonesia. Persaingan global bisnis yang semakin ketat menyebabkan berbagai macam cara digunakan. Salah satu cara tersebut memboikot produk negara lain (terutama negara berkembang), melalui tangan otoritas dan kalau perlu dibantu LSM.
Lebih tidak fair lagi, pemboikotan negara-negara maju terhadap produk negara berkembang (dalam konteks ini produk Indonesia) temyata tidak berlaku bagi perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia. Ketika perusahaan negara maju menanam sawit di bumi Indonesia dengan regulasi sama dengan PT Sinar Mas, tetap saja produk CPO perusahaan multinasional tersebut tidak diboikot. Standar ganda kemudian terlihat dengan benderang dalam kasus ini. Dengan ujung tunggal; melindungi perusahaannya. Tidak peduli perusahaan itu beroperasi di wilayah Indonesia.
Menghadapi praktik dumping negara-negara maju, jelas tidak bisa dihadapi satu - dua perusahaan. Diperlukan sinergi bersama sehingga perusahaan Indonesia memiliki daya tawar tinggi yang tidak mudah dimainkan otoritas negara-negara maju. Konsep persaingan kolaboratif tak pelak menjadi relevan untuk dikedepankan. Inti dari persaingan kolaboratif tak lain di dalam negeri tetap saja bersaing. Karena melalui persaingan akan timbul dinamika dan kreativitas. Namun, ketika menyerbu pasar global, berkolaborasi menjadi tidak terbantahkan.
Indofood, Wing Food, Garuda Food, Orang Tua Group boleh - bahkan harus - bersaing. Hanya saja persaingan ini untuk tingkat lokal saja. Ketika menyerbu pasar - katakanlah Taiwan - maka berkolaborasi menjadi satu bentuk kekuatan untuk menangkal kesewenang-wenangan negara tujuan ekspor. Berkolaborasi juga menciptakan kekuatan dalam banyak hal untuk bersaing dengan negara-negara lain sesama pengekspor. Inilah peran pertama pemimpin bisnis Indonesia kontemporer; menciptakan persaingan kolaboratif.
Munculnya pemboikotan dari beberapa negara tak lain disebabkan opini yang mengatakan terjadi praktik bisnis tidak etis oleh perusahaan Indonesia. Ada satu cara paling ampuh untuk menangkal opini, yaitu fakta. Pemerintah swasta Sejuta opini akan runtuh oleh satu fakta. Oleh karena menunjukkan fakta secara transparan kepada pihak luar bahwa semua aktivitas bisnis dilakukan sesuai dengan standar internasional dan tidak melanggar etika menjadi tidak terbantahkan.
Inilah peran kedua pemimpin bisnis lndonesia kontemporer; menjalankan bisnis secara profesional dan berbasis pada nilai-nilai moral. Berbasis pada ajaran para guru bisnis interna-sional, semacam Stephen Covey, John Maxwell, Jim Collins, CK Prahalad (alm), kesuksesan para pemimpin.bisnis dalam mengarungi persaingan tak lain berujung pada dua hal ini; profesionalisme dan moral.
Dalam bingkai positif, pemboikotan produk-produk nasional oleh negara-negara maju dianggap saja sebagai bahan refleksi untuk menjalankan bisnis dengan lebih profesional, eliat roda bisnis tidak sendirian. Apalagi bila terjun dalam persaingan global. Lembaga bisnis harus berkolaborasi dengan berbagai pihak. Salah satu pihak yang akan memberi amunisi untuk bertanding di tingkat global tak lain pemerintah. Inilah yang juga layak dilakukan para pemimpin bisnis Tanah Air; berkolaborasi dengan pemerintah. Dalam konteks ini inisiatif pemimpin bisnis untuk berkolaborasi layak mendapat apresiasi. Justru dukungan pemerintah yang sering tidak nyambung.
Untuk inilah pemimpin bisnis tidak boleh patah semangat menyambungkan pola pikirnya dengan pola pikir pemerintah. Indonesia incorporated yang digagas banyak pihak akan terwujud dengan rapi manakala kolaborasi ini berhasil. Lembar tahun 2010 akan ditutup dan 2011 sudah menanti. Tak salah apabila 2011 akan dijalani dengan gemilang dan para pemimpin bisnis Indonesia tidak saja memberi keuntungan berkesinambungan bagi perusahaannya. Lebih dari itu memberikan kesejahteraan bagi karyawannya dan kemakmuran bagi negerinya, Indonesia.
info pasar lukisan dan industri kreatif.http://artkreatif.net/