Kerja sama dengan Mesir diproteksi
JAKARTA Pemerintah Indonesia dan Mozambik dijadwalkan menandatangani kesepakatan bersama (MoU) di sektor riil untuk melakukan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil menengah (KUMKM) pada hari ini.
Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan menjelaskan kerja sama ini secara khusus akan saling bertukar pengalaman dalam pemberdayaan KUMKM. Dalam hal ini pemberdayaan terhadap KUMKM Mozambik.Sesuai dengan konteks kerja sama, maka di antara kedua negara akan ada yang menjadi penerima fasilitas. Pada konteks kerja sama ini, Indonesia yang akan memberikan peningkatan kualitas dan pemahaman KUKM terhadap Mozambik.
"Kita harus saling bertukar pengalaman dengan negara mana saja, termasuk Mozambik. Kita memang harus memberikan perhatian terhadap negara yang baru berkembang. Tetapi, kita juga sering bekerja sama dengan negara-negara maju," ujarnya pekan lalu.Menurut dia, memang ada saatnya memberi fasilitas kepada negara yang memerlukan bantuan seperti Mozambik, tetapi ada juga saatnya negara pemberi fasilitasi itu menerima bantuan sama dari negara yang lebih berkembang.Secara riil, kerja sama dengan Mozambik untuk memberikan pelatihan bagi peningkatan kapasitas pelaku KUMKM negara sahabat tersebut. Sebaliknya Indonesia diyakini bisa mengambil pengalaman setelah memberikan fasilitasi.
"Kita mungkin merasa belum puas dengan perkembangan KUMKM yang kita miliki. Tetapi, bagi Mozambik, capaian dalam pembangunan yang diraih dalam pengembangan sektor riil," papar Sjarif.Pada agenda MoU, Indonesia akan diwakili Menteri Koperasi dan UKM, sedangkan Mozambik akan diwakili duta besarnya untuk Indonesia di Jakarta bersama dengan Menteri Perindustrian.Pada tahun ini Kementerian Koperasi dan UKM juga mengagendakan beberapa peningkatan kerja sama di bidang KUMKM. Di antaranya dengan Mesir, Jepang, Korea Selatan, dan Palestina.
Kerja sama dengan Jepang adalah dalam pengembangan program one village one product (OVOP). Hal sama juga dilakukan dengan AS, Korea Selatan, dan Palestina.Dia meyakini melalui rangka kerja sama ini akan terjadi hubungan yang saling menguntungkan. "Ada keuntungan yang kita berikan, dan dari satu sisi pasti ada yang dapat kita raih keuntungan dari negara mitra kerja itu."
Kerja sama Mesir
Sementara itu, Kementerian Koperasi dan UKM akan memproteksi kerja sama dengan Pemerintah Mesir dalam mengembangkan industri kerajinan dan mebel yang memanfaatkan bahan baku eceng gondok.Asisten Deputi Urusan Ekspor Impor Kementerian Koperasi dan UKM Prijadi Atmadja mengemukakan proteksi ini dilakukan agar kerja sama kedua belah pihak bisa bermanfaat bagi kedua negara."Di antaranya, memproteksi agar pengembangan desain yang kita lakukan secara bersama, di kemudian hari diklaim sebagai produksi asli mereka," ujarnya kepada Bisnis, kemarin.Ketika Indonesia-Vietnam melakukan kerja sama dalam pengembangan kerajinan berbasis sapu lidl, Indonesia akhirnya menjadi mitra yang dirugikan. Sebab, Vietnam akhirnya secara terbuka mengatakan industri tersebut milik mereka.
Padahal, Vietnam memproduksi industri tersebut atas fasilitasi kerja sama yang diberikan Indonesia melalui bantuan teknis."Sesuai dengan makna joint venture, maka kerja sama harus bermanfaat bagi kedua negara. Pertama, apa pun manfaatnya bisa dinikmati berdua. Hal kedua, masing-masing negara bisa memahami liku-liku jaringan usahanya," paparnya."Kerja sama ini akan lebih konkret, karena juga melibatkan Kadin dengan mitranya dari Mesir. Pengadaan bahan baku tidak akan terkendala, karena di Sungai Nil Mesir, eceng gondok menjadi hama. Namun, kita bisa mengolahnya menjadi industri kerajinan dan mebel," ujar Prijadi.