Nana, salah seorang warga Desa Cihanjuang Raya. Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung mengatakan, masyarakat sekitar dulunya hanya berprofesi sebagai petani. Namun, sejak Maret tahun lalu, banyak yang beralih menjadi peternak kelinci.Selain hasil yang didapat cukup lumayan, dengan beternak kelinci, mereka yang dulunya mustahik (penerima zakat), kini menjadi munfik atau pemberi zakat dan infak.
"Alhamdulillah, sejak menjadi peternak kelinci, kami mendapat penghasilan tambahan yang lumayan. Kenapa tambahan sambilan, karena seorang dikatakan peternak jika memiliki induk 50 ekor. Sekarang saya baru punya 30 ekor.jelasnya kepada Pelita ketika berkunjung ke Rumah Kelinci milik Eko. Desa Cihanjuang Raya Kecamatan Parongpong. Kabupaten Bandung. Senin (18/1).Nana menjelaskan, prospek kelinci cukup bagus. Jika tiap warga memiliki kelinci 50 ekor, akan menghasilkan 400 ekor setiap 1-2 bulan. Paling tidak per bulannya menghasilkan Rpl juta dari 50 ekor kelinci", katanya.
Sedangkan kendala, kata Nana, hanya masalah lahan. Karena, jika ingin memperbanyak kelinci, harus punya lahan yang cukup. "Untuk menampung 40 ekor, kita hanya punya kandang ukuran 3x4 meter. Manfaat yang dirasakan masyarakat sekitar adalah tiap menjual anak kelinci, warga memberi wajib infak Rp500 hingga Rp5.000." kata Nana.Ketua Badan Amil Zakat (BAZ) Jawa Barat Suryani mengungkapkan, peternakan kelinci yang belum setahun ini. selain arahnya untuk zakat dan infak, juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin. Pertama program ini dimulai, hanya 15-55 kk yang menjadi peternak. Kini, lebih 155 kk menjadi peternak kelinci."Malah, ada warga yang dulunya hanya punya dua kelinci, sekarang lebih 1000 ekor. Dan permintaan dari berbagai daerah terus mengalir, terutama dari restoran yang menyediakan sate kelinci. Tujuan kila agar Jawa-Barat menjadi Provinsi Zakat." ungkap Suryani.Senada dengan itu. Cece Hidayat. Kasi Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kanwil Departemen Agama (Depag) Provinsi Jawa Barat menjelaskan, program ini akan terus dikembangkan hingga ke daerah lainnya.
"Program ini ditujukan untuk ibnu sabil, dimana tiap kk kita beri bantuan dua ekor kelinci yang sudah hamil, selanjutnya mereka rawat, pelihara hingga dijual ke pasar. Dananya dari BAZ Jabar yang didapat dari titipan para dermawan maupun BUMN, untuk membantu pembinaan masyarakat maupun pelatihan."jelasnya seraya mengatakan bagi para peternak yang berhasil, mendapatkan juga bantuan kredit dari BRI dan Bank Mandiri Syariah sebesar Rp3 juta per kk.
dalam bentuk induk kelinci 30 ekor.Dengan mereka beternak, kata Cecc lagi, selain kesejahteraan nya semakin baik, dengan sendirinya mereka akan berinfaq dan berzakat. "Jadi ini menjadi contoh juga bagi orang kaya, agar dengan dikeluarkannya zakat atau amal paling tidak dapat membantu para peternak untuk terus berkembang." pungkas Cece. Direncanakan, kedepan BAZ dan Depag akan mengembangkan perternakan ikan lele, burung dara dan bebek peking.