Pedagang pasar tradisional mengingatkan pemerintah agar tidak hanya berpihakkepada peritel modern,tetapi juqa usaha kecilmenengah karena banyakyang gulung tikar. Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengungkapkan kepemilikan peritel modern oleh pengusaha nasional memang sangat bagus, tetapi jangan sampai setelah nanti peritel itu sudah tumbuh dan berkembang di berbagai wilayah, dijual lagi ke asing.
"Ini yang sangat saya khawatirkan, karena nantinya asing kembali menguasai ritel modern di Indonesia, dan pedagang tradisional pun makin terjepit," ujarnya kepada Bisnis kemarin. Terkait dengan banyaknya menteri yang hadir di acara Bazaar UKM-Carrefour, kemarin, Ngadiran mengatakan keberpihakan pemerintah terhadap peritel modern saja sebaiknya dihindari.
"Pemerintah juga perlu mendu-kung UKM [usaha kecil menengah), pedagang pasar, dan koperasi dengan membuat peraturan mengenai kewajiban peritel menggandeng UKM dalam kepemilikan saham." Sekjen Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Rudy R. J. Sumampouw mengatakan para menteri sepertinya juga ingin membuktikan apakah benar Carrefour itu melakukan pemberdayaan UKM atau hanya sekadar wacana.
Terkait dengan Perpres No. 112/2007 dan Permendag No. 53/2008 tentang Pengaturan Pasar Tradisional dan Ritel Modern, Carrefour sudah memenuhinya terutama tentang trading term yang sempat menjadi persoalan bagi peritel asal Prancis itu dengan pemasok. Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa mengungkapkan peritel modern ha-rus diawasi dalam mendukung UKM sebagai pemasoknya.
"Itu merupakan concem Hipmi, dan saya kira pemerintah juga demikian. Dukungan terhadap UKM oleh peritel modern adalah dalam bentuk pembinaan, pelatihan, kemudahan syarat perdagangan [trading term], dan mungkin hingga ke permodalan," ujarnya. Menurut dia, kebetulan anggota kami 80% pelaku UKM dan mayoritas merupakan pebisnis pemula, sehingga kerja sama dengan Carrefour memperoleh inspirasi untuk masuk ke bisnis internasionalPT Carrefour Indonesia meningkatkan pendekatan dan kerja sama dengan pedagang tradisional guna membantah anggapan bahwa peritel modem tersebut mematikan usaha kecil menengah.
Komisaris Utama Carrefour Indonesia Chairul Tanjung mengatakan sekarang sedang dilakukan penelitian oleh tim ahli akademisi di bawah guru besar Psikologi Universitas Indonesia (UI) Sarlito Wirawan. "Menurut laporan ada yang mengatakan keberadaan Carrefour mengancam pasar tradisional dan ada juga yang mengatakan keberadaan kami, ikut membantu pedagang tradisional meningkatkan penjualan.