Penciptaan iklim usaha kondusif harus menjadi prioritas utama dunia usaha dan pemerintah, untuk meningkatkan daya saing produk dalam perdagangan global. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman yang sama mengenai berbagai regulasi yang mengatur sektor riil.
"Pembenahan regulasi di sektor riil merupakan salah satu hal terpenting untuk memasuki persaingan global. Karena sehebat apa pun upaya efisiensi dilakukan pengusaha, jika iklim usahanya tidak kondusif tetap akan sulit meningkatkan daya saing," ujar Ketua Lembaga Advokasi Kadin Jabar Yudi Priadi kepada wartawan, kemarin.Menurut Yudi dalam upaya tersebut pihaknya saat ini melalaikan rangkaian pertemuan dengan asosiasi-asosiasi pengusaha, untuk mendiskusikan dan mencari alternatif solusi aturan-aturan yang menghambat dunia usaha. Selain itu, lewat jalur kadinda-kadinda di Jabar, juga dihimpun berbagai regulasi yang "bermasalah".
"Sejak berlakunya otonomi daerah, memang ada kecenderungan perizinan dan retribusi dijadikan sebagai salah satu alat menambah PAD (pendapatan asli daerah). Ini mendorong terjadinya berbagai ekonomi biaya tinggi," katanya.Diakuinya, upaya tersebut bukanlah hal yang mudah, apalagi lembaga advokasi merupakan lembaga yang baru pertama kali dibentuk di Kadin Jabar. Sehingga banyak hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu. Selain itu, pihaknya juga harus mempersiapkan mekanisme pembentukan lembaga advokasi di kadinda (Kadin kota/kab.), sehingga nantinya di tiap kota/kab. memiliki lembaga advokasi.
Sementara Rinaal Siswadi Kusumah, anggota Lembaga Advokasi Kadin Jabar, menilai penggarapan pasar lokal perlu dioptimalkan. Jabar misalnya, dengan penduduk di atas 40 juta jiwa, sebenarnya merupakan pasar potensial untuk produk apa pun."Tentunya ini tidak bisa dilakukan oleh dunia usaha. Perlu keinginan dan campur tangan pemerintah, yaitu dalam bentuk regulasi yang bisa mengikis ekonomi biaya tinggi dan mendorong pertumbuhan daya saing produk dalam negeri," katanya.Sementara anggota lembaga advokasi lainnya, Yesmil Anwar mengatakan pihaknya juga berkeinginan untuk mengawal etika berbisnis di dunia usaha Jabar. Sehingga berbagai persaingan yang terjadi, tidak harus membuat pengusaha Kadin Jabar kehilangan martabat