SEMARANG - Perkembangan bisnis waralaba di Tanah Air dinilai kurang mendapat dukungan dan perhatian dari pemerintah. Padahal, di negara-negara ASEAN dan China, bisnis tersebut mendapat dukungan penuh dari pemerintah setempat.
"Asosiasi bisnis waralaba di Indonesia sebenarnya cukup maju karena paling pertama berdiri di kawasan ASEAN," kata Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar di Semarang, Jumat (16/4). AFI terbentuk pada 1991 dan merupakan asosiasi bisnis waralaba pertama yang berdiri di ASEAN. Asosiasi bisnis waralaba di negara lain menyusul kemudian, di Singapura dibentuk 1993, Malaysia dan Filipina 1994, serta China pada 1997.
"Saat ini perkembangannya di empat negara tersebut mampu menyaingi Indonesia," ujar Anang. Pemerintah saat ini fokus mendorong pertumbuhan dan penguatan ekonomi dari sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM). Keberadaan bisnis waralaba dinilai merupakan salah satu bentuk UMKM karena mendukung perekonomian, khususnya penyediaan lapangan kerja.
AFI mencatat pada 1997, waralaba mampu menyerap tenaga kerja 700.000 orang. Daya serap tenaga kerja tersebut dipastikan lebih banyak lagi dari multiplayer effect usaha yang diwaralabakan. Sementara itu, Anang juga menyambut baik implementasi ASEAN-C/iina Free Trade Agreement (ACFTA) karena akan membuka peluang waralaba di Indonesia melakukan ekspansi ke luar negeri