""
Baru sebanyak 15% dari keseluruhan total Usaha Kecil Menengah (UKM) yang memiliki kemampuan untuk melakukan ekspor.
"Dari perhitungan Kadin, hanya ada sekitar 15% dari total UKM yang siap melakukan ekspor," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di sela-sela acara seminar Peningkatan Daya Saing dan Kesiapan UKM Menghadapi ACFTA, Jakarta, Rabu (17/3). Untuk mengatasi masalah ini, Mari mengungkapkan pihaknya melakukan pembinaan guna meningkatkan kualitas UKM.
Dengan adanya pembinaan ini, Kementerian Perdagangan menargetkan pertumbuhan UKM yang berpotensi ekspor akan naik sebanyak 10% setiap tahun. Upaya lain yang dilakukan adalah dengan memberikan fasilitas khusus bagi UKM yang didukung dengan prasarana. "Jadi, khusus UKM, bebannya dikurangi, di antaranya pembebasan listing fee, SIUP gratis, dan pembayaran kepada UKM pemasok ritel maksimal dua minggu. Kita juga minta kepada para peritel untuk menyediakan pojok khusus produk UKM," jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, Kemendag juga akan melakukan indentifikasi permasalahan UKM. Ia mengungkapkan kajian yang saat ini dilakukan adalah melakukan identifikasi untuk UKM di sektor makanan, sepatu, dan garmen. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan mutu, standar, dan memberikan bantuan mesin, packaging, desain, dan pasar.
Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya UKM Kementerian Koperasi dan UKM I Wayan Dipta mengatakan dari total ekspor 2008, UKM hanya memberikan kontribusi sebesar 20,17%. "UKM dari total ekspor tahun 2008 hanya menyumbang sekitar 20,17% dan kita targetkan tiap tahun meningkat sebanyak 10%," katanya.
