Kesuksesan tidak datang tiba-tiba. Memerlukan berbagai langkah dan
perjuangan untuk mewujudkan sebuah kesuksesan. Tidak hanya sekadar kerja
keras, tetapi juga diperlukan pemikiran yang cerdas untuk membangunnya.
Seorang entrepreneur harus memiliki kedua hal tersebut. Mau bekerja
keras sekaligus memanfaatkan kecerdasan untuk membangun
impian-impiannya. Kemauan untuk bekerja keras ini, terkadang menjadi
hambatan. Banyak entrepreneur yang sudah mencapai titik tertentu
kemudian menjadi “malas” untuk bekerja keras mengembangkan usahanya.
Sedangkan kerja cerdas, diperlukan entrepreneur untuk mengatur
strategi dalam menjalankan roda bisnisnya. Persaingan usaha yang sangat
keras akan dialami begitu usahanya mulai berkembang dan dikenal
masyarakat. Apalagi ketika line bisnisnya “bersentuhan” dengan pemilik
usaha yang sudah mapan.
Pemiikiran cerdas juga diperlukan ketika para pesaing baru yang
terinspirasi atas bisnis yang dibangun muncul. Mereka akan meniru apa
saja yang dilakukan seorang entrepreneur yang usahanya berkembang dengan
pesat dalam waktu singkat dan berharap memperoleh kesuksesan serupa.
Penetrasi pasar mereka cenderung agresif untuk menembus dominasi
“pemain” terdahulu.
Nah, apabila tidak ada antisipasi terhadap kemunculan pesaing, tidak
memiliki kemauan untuk bekerja keras dan menyiapkan kerja cerdas, maka
entrepreneur sukses pun akan terlibas. Karena produktivitas semakin
menurun seiring minimnya inovasi akibat rasa “malas” mulai menghinggapi.
Tentu saja, ini semakin membuka jalan bagi kesuksesan para entrepreneur
baru yang notabene mencontek kreasi pemain lam.
Bagaimana seorang entrepreneur tetap bertahan di tengah persaingan
yang sangat ketat di dunia usaha? Sepuluh langkah untuk menjadi
entrepreneur sukses dan produktif dari Motivator No. 1 Indonesia, Andrie Wongso ini dapat menjadi rujukan. Selamat menyimak………
10 Ways to Become Productive Entrepreneur
Banyak cara yang dilakukan agar bisa menjadi pengusaha sukses. Salah
satunya, dengan menjadiproductive entrepreneur. Bagaimana caranya?
Menjadi pengusaha, tentu banyak tantangannya. Sebab, kompetisi makin
ketat, permintaan makin beraneka ragam, dan posisi pelanggan kini sudah
semakin setara dengan produsen. Kemajuan teknologi informasi turut
menjadikan persaingan semakin sengit. Bagi yang tahan banting,
barangkali dengan persaingan justru semakin matang. Namun, bagi yang
tidak siap, siap-siap saja mengalami kejatuhan.
Lantas, apa yang harus dilakukan di tengah situasi yang serba
menantang itu? Kuncinya, menjadi seorang productive entrepreneur atau
pengusaha yang produktif.Dengan cara itu, efisiensi dan efektivitas akan
bisa ditingkatkan. Apa saja yang harus dilakukan agar kita bisa menjadi
seorang productive entrepreneur? Berikut tips yang disarikan dari
Inc.com. Semoga bisa menginspirasi kita semua agar bisa memaksimalkan
semua daya dan upaya:
•Lewatkan meeting kurang penting. Meeting hanya menghabiskan waktu
jika tidak terjadi kesepakatan. Ada banyak cara untuk berkomunikasi yang
lebih efektif berkat kemajuan teknologi.
•Ikuti aturan “dua pizza”. Tim inti sebuah proyek harusnya kecil
saja, yang cukup hanya diberi jatah “dua pizza”. Ini adalah upaya
membagi kelompok-kelompok kecil untuk menangani isu-isu tertentu yang
penting sebelum diangkat ke pertemuan besar. Dengan begitu, komunikasi
justru akan berjalan lebih lancar, fokus, dan terarah.
•Segera jawab telepon. Sepertinya sepele. Tapi, itulah inti dari
komunikasi. Dengan segera mengangkat telepon, komunikasi berjalan lebih
lancar.
•Organisasikan jadwal keseharian. Danny Meyer, CEO dari Union Square
Hospitality Group, menceritakan, bahwa asisten eksekutifnya, selalu
membagi e-mail dan memo menjadi empat bagian. “Bagian pertama adalah
jadwal saya hari selanjutnya. Bagian kedua adalah hal-hal apa saja yang
harus segera mendapatkan jawaban atau tanggapan.
Dengan begitu, dia
tidak perlu menginterupsi saya untuk menjawab pertanyaan. Bagian ketiga
adalah email yang berisi informasi yang harus saya ketahui. Bagian ini
adalah bagian yang perlu saya ketahui, tapi tidak menuntut untuk segera
diselesaikan. Kemudian, bagian terakhir adalah hal yang harus
dikerjakan, namun masih bisa dikerjakan dalam waktu yang lama,” sebut
Meyer.
http://ukmindonesiasukses.blogspot.com/2013/04/margahayuland-42-tahun-membangun.html
http://ukmindonesiasukses.blogspot.com/2013/04/margahayuland-42-tahun-membangun.html