Halaman

Wirausaha Diminta Fokus Garap Kelas Menengah

19/03/2012
Wirausaha Diminta Fokus Garap Kelas Menengah


PELAKU wirasusaha diminta fokus menggarap produk berciri lifestyle seiring peningkat-aan pasar konsumen kelas menengah baru di Indonesia. Hingga 2011, jumlah masyarakat kelas menengah baru berpenghasilan di atas US$2 per hari tumbuh mencapai 110 juta jiwa.

Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian Euis Saudari mengatakan kelas menengah baru menjadi daya tarik wirausaha baru di Indonesia. "Kelas menengah baru ini memiliki dri, konsumen yang masih bingung membeli barang mahal, tapi gengsi kalau membeli barang murah. Jadi, mereka tungguproduk lifestyle (gaya hidup)," katanya, Jumat (16/3).

Menurut dia, tren permintaan kelas menengah baru tersebut merupakan peluang pasar

SEBANYAK 3,8 JUTA JIWA WIRAUSAHA MERUPAKAN KELOMPOK USAHA YANG FOKUS PADA MENGOLAH BAHAN BAKU MENJADI SAHAN SETENGAH JADI.baru pelaku wirausaha. Produk sektor wirausaha, katanya, harus fokus menggarap kebutuhankelompok kelas menengah.

Pada 1999, kelompok menengah di Indonesia mencapai 45 juta dan meningkat menjadi 93 juta pada 2009. Kelompok kelas menengah memiliki kemapanan finansial dan berpendidikan memadai.Dia mengatakan jumlah wirausaha baru di Indonesia relatif rendah dibandingkan sejumlah negara maju. Jumlah pelaku wirausaha di Indonesia mencapai 3,8 juta jiwa dari 34 juta Jiwa kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UM-KM). Sebanyak 3,8 juta jiwa wirausaha, katanya, merupakan kelompok usaha yang fokus pada mengolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi.

Dicontohkan, Singapura memiliki tujuh persen kelompok wirausaha dari total jumlah penduduk. Jepang dan China masing-masing memiliki 10 persen kelompok wirausaha dari total penduduk, dan .Amerika Serikat memiliki 11 persen kelompok wirausaha dari total jumlah penduduk.

Menurut dia, pertumbuhan kelompok wirausaha menghadapi tantangan pembiayaan dari perbankan terkait penerapan agunan. Hambatan lainnya, menyangkut karakter dan budaya masyarakat yang lebih menyukai menjadi pekerja dibandingkan berwirausaha.

Peran pemerintah, katanya, akan mengupayakan kondisiperekonomian yang kondusif lewat berbagai regulasi, pemberian stimulasi, dan pembangunan infrastruktur.Dia mengatakan pemerintah menerapkan dua pendekatan guna mendorong pertumbuhan wirausaha baru antara lain, merancang wirausaha (by design) dan jalur cepat (fasi (rack). Model rancangan wirausaha lewat melakukan serangkaian kegiatan pelatihan dan , magang, dan pemberian modal usaha guna mendorong masyarakat berwirausaha. Pendekatan jalur cepat dengan membeli franchise industri sehingga menjadikan masyarakat dalam waktu singkat memiliki usaha. Luther Kembaran.

Sumber :  Jakartai Jurnal Nasional